Masa remaja adalah masa yang di mana anak akan mengalami peralihan usia. Pola asuh untuk anak remaja biasanya akan lebih sulit dibandingkan pada anak balita atau anak usia dasar. Hal ini dikarenakan pada masa remaja akan terjadi berbagai perubahan, baik dari fisik atau hormon.
Pada masa ini, orang tua harus lebih bijak dalam memberi arahan agar sang anak tidak salah mengambil langkah. Parenting pada anak remaja tentu saja tidak dapat digeneralisasikan, karna remaja memiliki perkembangan emosi dan kognitif yang berbeda beda.
Pada saat remaja, biasanya akan ada orang tua yang berpikir bahwa anak sudah tidak bimbingan. Padahal sebenarnya pada masa remaja inilah orang tua harus lebih fokus pada anaknya
Banyak juga hubungan antara orang tua dan anak menjadi renggang ketika anak memasuki masa remaja. hal ini dikarenakan, pada saat remaja anak akan memiliki banyak keingintahuan untuk mencoba banyak hal yang baru. Akan tetapi orang tua terlalu khawatir dengan segala hal yang dilakukan anak.
Namun, dibandingkan dengan khawatir dan marah pada anak, akan lebih baik orang tua bisa mengerti dan membantu meringankan beban pikiran anak.
Dilansir dari kids health pada sabtu,30 Juli 2022. Berikut ini beberapa tips atau parenting untuk remaja di rumah:
1. Orang tua sebagai pendengar yang baik
Pada masa remaja, biasanya anak mulai mengalami berbagai gejolak permasalahan di dalam dirinya, mulai dari masalah pubertas hingga masalah pergaulan.
Mungkin banyak hal yang ingin disampaikan oleh anak untuk menanyakan atau mengungkapkan apa yang dipikirkannya. Oleh karna itu, orang tua harus bisa menjadi pendengar yang baik. Jangan sampai anak melalukan pelampiasan yang lain karna merasa tidak didengarkan.
Ketika orang tua bisa menjadi teman pendengar yang baik bagi anak, maka anak juga akan melakukan hal yang sama ketika orang tua berbicara atau memberi masukan.
2. Menghargai privasi anak
Seiring bertambahnya usia anak, terkadang orang tua lupa bahwa anak memiliki privasi yang perlu dilindungi dan dihormati.
Kamar dan ponsel merupakan bagian dari kehidupan pribadi anak yang tidak perlu diganggu. Orang tua tidak bisa sembarang membuka ponsel anak tanpa seizin dari pemiliknya hanya karna ingin tau siapa yang dia hubungi setiap harinya.
3.menyepakati aturan penting
Hal ini harus dilakukan antara orang tua dan anak ketika sang anak memasuki masa remaja. Orang tua sudah tidak bisa lagi mengatur anak seenaknya, anak akan cenderung memberontak jika tidak ada kesepakatan yang dibuat.
Ketika membuat kesepakatan dan anak ikut dalam diskusi, maka anak akan merasa bertanggung jawab dengan kesepakatan tersebut dan tidak terpaksa dalam menjalankannya.
4. Jadi teladan yang baik
Orang tua tidak bisa hanya memaksa anak untuk menjadi pribadi yang diinginkan orang tua. Oleh karna itu, orang tua juga harus mencontohkan sikap sikap tersebut sebagai bukti bahwa orang tua tidak hanya mengajarkan Tapi juga mencontohkan.
Terkadang pada awalnya anak akan terpaksa untuk menjalankannya, tapi nanti ia akan faham bahwa yang diajarkan ini adalah hal yang baik.
5. memberikan dukungan untuk cita cita anak
Ajak anak untuk mencoba berbagai banyak hal di luar kebiasaannya agar pikiran anak lebih terbuka, biarkan anak mengambil risiko ketika mengikuti kata hatinya.
Orang tua harus tetap mengawasi tanpa membatasi, jangan menjadi pemutus cita cita anak berkedok tau yang terbaik. Banyak anak yang mengubur cita citanya karena tidak dapat dukungan dari orang tuanya. Biarkan anak mengambil jalannya sendiri selama masih dalam kebaikan. Tugas orang tua hanya mendampingi dan selalu menyemangati apapun cita cita sang anak.
6. Berikan arahan dalam bergaul
Pada masa remaja, anak akan lihat banyak hal di lingkungannya. Maka dari itu, orang tua harus mengajarkan tentang baik buruknya pergaulan remaja dan juga informasi yang tepat kepada anak termasuk edukasi seks, rokok, narkoba, dan lain lain.
Jika tidak memberikan informasi yang benar, anak akan mendapatkan informasi tersebut dari orang lain yang belum tentu benar.
7. Mengajarkan cara mengelola stress
Saat bertambah dewasa, anak akan mengalami berbagai tantangan dan sumber stress. Maka akan lebih baik jika orang tua mengajarkan anaknya untuk melawan stress sejak dini sehingga dimasa depan, mental anak sudah cukup kuat.
Misalnya, ketika anak sedang banyak pikiran maka orang tua jangan memarahinya. Dekati anak, dengarkan keluh kesahnya dan ajak berbicara tentang masalah yang dihadapinya. Setelah itu bantu anak untuk menyalurkan emosinya dengan menekuni hobinya seperti melukis, bersepeda atau yang lainnya agar anak merasa lebih baik.
Ajarkan anak bahwa stress adalah bagian normal dari kehidupan, stress tak selalu harus ditakuti seperti musuh. Stress juga harus dilawan karna bila dibiarkan terlalu lama akan mengganggu aktivitas sehari hari.