Pendidikan adalah suatu yang sangat penting bagi setiap orang. Dengan pendidikan yang baik, diharapkan seseorang akan mampu menggapai apa yang diinginkannya dengan lebih mudah dan terarah.
Pendidikan yang baik tentu saja tidak akan terwujud dengan mudah. Banyak yang harus disiapkan dan diperhatikan demi terwujudnya pendidikan yang betul-betul memadai untuk para peserta didik.
Salah satu yang harus disiapkan untuk tercapainya pendidikan yang baik adalah mental semangat dari para peserta didik/murid. Dengan semangat belajar dari peserta didik, harapannya pendidikan yang diberikan kepadanya bisa dicerna dengan sebaik-baiknya.
Banyak faktor yang bisa kita lakukan untuk menimbulkan rasa semangat dari peserta didik. Salah satunya adalah motivasi tentang belajar. Dengan motivasi, diharapkan para peserta didik akan menjadi lebih semangat dalam menuntut ilmu.
Seperti yang kita ketahui, Motivasi bisa muncul dari segala arah. Motivasi bisa kita dapatkan dari orang baik bahkan orang jahat, dari manusia bahkan benda sekalipun bisa kita jadikan bahan motivasi bagi kehidupan.
Dan salah satu hal yang bisa kita jadikan motivasi adalah rokok. Di sini kita tidak berbicara tentang baik atau buruknya rokok terhadap kesehatan, tetapi kita akan mengulas proses yang bisa kita analogikan dari sebuah rokok untuk motivasi belajar.
Pertama, rokok tidak akan menyala kecuali kita yang menyalakannya, dan untuk menyalakannya tentu kita membutuhkan sebuah korek api.
Seperti itulah pendidikan, seseorang tidak akan terdidik kecuali dia terjun ke dalam dunia pendidikan itu sendiri. Dan untuk terjun ke dalam dunia pendidikan tentunya ada hal yang harus disiapkan, salah satunya adalah semangat dalam menimba segala ilmu.
Terjun ke dalam dunia pendidikan dan menimba ilmu adalah seperti halnya rokok yang tidak akan menyala kecuali ada yang menyalakannya. Seseorang tidak akan terdidik kecuali dia merasakan pendidikan itu sendiri.
Dan semangat dalam menimba ilmu adalah seperti halnya korek api yang menyalakan rokok, tanpa korek api kita tidak akan bisa menyalakan rokok, dan tanpa semangat belajar kita tidak akan bisa menjalankan pendidikan yang kita tekuni dengan sebaik-baiknya.
Dewasa ini kita temukan banyak orang yang ingin pintar, tetapi untuk belajar pun dia bermalas-malasan. Bagaimana kita ingin menyalakan rokok, tetapi kita tidak mempunyai sebuah korek api, dan bagaimana kita ingin pintar, tetapi kita bermalas-malasan.
Kedua, rokok tidak bisa habis dengan satu kali isapan, tetapi kita butuh banyak isapan untuk menghabiskan satu batang rokok (ingat, hanya satu batang rokok).
Seperti itulah pendidikan, seseorang tidak akan menjadi pandai dengan satu kali usaha. Banyak usaha yang harus kita lakukan untuk mencapai pendidikan yang memadai untuk diri sendiri. Banyak waktu yang kita korban kan untuk sekadar menyelesaikan satu pendidikan yang sedang kita tekuni.
Dengan banyaknya usaha yang kita butuhkan dan waktu yang kita luangkan, itu semua bukanlah sebuah kesia-siaan. Pada akhirnya nanti, kita akan sampai pada satu titik, yaitu kepuasaan atas apa yang kita kerjakan pada masa itu.
Harus kita ingat bahwa tidak ada yang instan di dunia ini. Semua membutuhkan usaha dan perjuangan untuk menggapainya. Seberapa besar upaya yang kita keluarkan, sebesar itulah kepuasan yang kita dapatkan.
Ketiga, banyak orang yang tahu tentang bahaya merokok, tetapi masih banyak orang yang melakukannya.
Mungkin sudah menjadi rahasia umum bahwa para perokok sudah tahu bahwa rokok itu berbahaya bagi kesehatannya, tetapi masih terus-terusan merokok. Seperti itulah pendidikan sebenarnya, kita tahu bahwa pendidikan adalah suatu hal yang tidak mudah, banyak usaha yang harus kita keluarkan untuknya, tetapi semua hal itu tidak menyurutkan niat kita didalamnya.
Pendidikan dengan segala hal yang disuguhkannya tidak lain untuk kebaikan para orang-orang yang terjun didalamnya. Bahkan saya ingat nasihat salah seorang guru ketika saya masih duduk dibangku sekolah menengah, beliau berkata “tidak ada yang sia-sia ketika kalian menuntut ilmu”.
Dari nasihat yang guru saya sampaikan itu, terdapat makna yang sangat mendalam untuk selalu menekuni pendidikan yang sedang kita rasakan, dengan segala rintangan dan cobaan yang kita dapatkan didalamnya.
Keempat, rokok memiliki harga tersendiri bagi para penikmatnya, yang mana harga ini tidak akan didapat kecuali setelah kita menjadi penikmat dari rokok itu sendiri.
Nikmat yang dirasakan para perokok mungkin adalah rasa kepuasan dari rokok. Oleh karenanya, mereka rela mengeluarkan uang yang terbilang tidak murah demi sebuah rokok. Seperti itulah pendidikan yang tidak hanya menawarkan rasa puas (seperti yang saya paparkan pada point kedua), tetapi juga mendewasakan kita dalam banyak hal.
Dengan segala rintangan dan cobaan yang sudah kita lalui dalam proses pendidikan, maka itu menjadi bahan pertimbangan untuk kita dalam menjalani kehidupan yang nyatanya tidak selalu sesuai dengan ekspektasi kita sendiri.
Itulah kiranya pelajaran yang bisa kita ambil dari sebuah rokok, yang mana dari pelajaran tersebut kita dapatkan motivasi untuk selalu berjuang dalam menuntut ilmu dan menekuni pendidikan yang sedang kita rasakan saat ini.
Dengan segala hal yang dipaparkan, kita selalu menyadari bahwa motivasi seseorang tidaklah sama dengan motivasi orang lain dalam segala hal. Tetapi satu hal yang kita yakini, kehidupan telah banyak mengajari kita tentang bagaimana kita hidup di dalamnya.