Karakter berasal dari bahasa latin “kharakter”, “kharassein”, “kharax”, dalam bahasa Inggris: character dan bahasa Indonesia “karakter”, karakter Yunani, dari charassein yang artinya membuat tajam, membuat.
Dalam kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai watak, tabiat, sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.
Ingatlah bahwa kita hidup di zaman yang gila. banyak generasi sekarang yang sangat menyimpang dari generasi sebelumnya. Banyak sebutan yang ditujukan untuk generasi sekarang, seperti anak masa kini, generasi milenial, generasi Z, generasi Y dan lain sebagainya.
Saat ini banyak anak muda yang bermain dengan temannya tanpa memikirkan dampak baik dan buruk dari sebuah persahabatan. terkadang akhlak dan akhlak tidak berguna dalam sebuah persahabatan.
Dengan penyimpangan akhlak dan moral manusia, mau dibawa kemana bangsa besar seperti Indonesia? anak-anak di bawah umur merokok di pinggir jalan, dengan senang hati dia menghisap rokok di tangannya. kata-kata yang seharusnya tidak diketahui oleh anak-anak setelahnya, mereka ucapkan dengan nyaman.
Pendidikan orang tua mereka di rumah dan guru di sekolah diabaikan oleh mereka. hidup di zaman yang serba canggih memiliki banyak godaan besar. tapi bagaimana kita menyikapi generasi muda saat ini yang tidak setuju dengan ajaran moral dalam karakter?
Pendidikan karakter semakin diperbincangkan sebagai solusi atas penurunan kualitas pendidikan di Indonesia, karena sistem pendidikan yang ada dianggap gagal.
Lulusan sekolah atau lulusan yang dihasilkan terampil menjawab soal ujian, cerdas berotak, tetapi lemah mental dan moralnya.
Ada nilai karakter yang menjadi prioritas utama. Ini termasuk bersikap jujur, toleransi, demokrasi, suka menolong, cinta damai. karena kondisi negara Indonesia saat ini sedang mengalami kerusakan moral dan semakin parah.
Kemudian nilai-nilai yang dianggap sangat perlu. dan kesemuanya itu adalah nilai-nilai kemanusiaan yang mengutamakan perlakuan yang baik terhadap sesama manusia.
Awal pembentukan karakter perlu dilakukan pada masa usia dini, jika terbentuk mulai dari masa usia dini akan terjadi kebiasaan pasti mudah menanamkan karakter setiap perkembangan anak.
Namun, persoalannya apakah pendidikan karakter tepat menjadi solusi? Apakah cukup dengan pendidikan karakter saja? Penulis akan mengkaji apakah pendidikan karakter yang sedang dibahas oleh para pakar pendidikan benar-benar menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia atau belum.
Pendidikan menurut John adalah proses pembentukan keterampilan dasar intelektual dan emosional terhadap alam dan sesama manusia.
Tanpa ada proses dalam pembentukan karakter individual anak dalam moral untuk membiasakan tidak akan ada perubahan dalam pendidikan karakter.
Pendidikan karakter akan menciptakan manusia yang memiliki karakteristik pribadi sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam sistem pendidikan di sekolah atau lingkungan.
Maka nilai dan prinsip apa yang ditanamkan dan diajarkan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh akan dicapai. jika selama proses pendidikan didik, pasti nilai kejujuran, maka akan melekat pada diri siswa kejujuran itu kapanpun dan di manapun itu.
Jika didik sejak dini dengan keberanian maka dia akan tampil sebagai masa depan yang pemberani. bahkan jika didik dengan hal-hal negatif sejak kecil, itu juga akan berakar pada nilai negatif anak dan sangat sulit untuk diubah.
Hasil dari proses yang dilakukan terhadap siswa itulah yang akan menjadi karakter pribadinya di manapun dia berada.
Bahwa pendidikan karakter bertujuan membentuk setiap orang menjadi pribadi yang memiliki prioritas. dalam pendidikan karakter, yang terutama dinilai adalah perilaku, bukan pemahamannya.
Saya membedakan pendidikan karakter dengan pendidikan moral atau pendidikan agama.
Pendidikan agama dan kesadaran akan nilai-nilai agama menjadi pendorong utama keberhasilan pembentukan karakter. di era modern yang sangat multikultural ini, penting untuk menjaga nilai-nilai agama.
Pendidikan dapat dikatakan sebagai proses kemanusiaan. pendidikan juga merupakan upaya masyarakat dalam mempersiapkan generasi muda yang berguna bagi bangsa yang baik.
Bangsa yang baik tidak jauh dari akhlak dan budi pekerti yang baik. moral sering dikaitkan dengan aktivitas manusia berdasarkan nilai baik atau buruk.
Akhlak adalah batas-batas yang digunakan untuk menentukan kehendak, pendapat, atau tindakan yang dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Akhlak yang baik juga diperlukan dalam berinteraksi dengan seseorang. akhlak bisa disamakan dengan budi pekerti atau sopan santun.
Tujuan dasar pendidikan karakter adalah mendorong setiap orang terpelajar untuk memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai moral dasar.
Di sini pendidikan karakter membantu setiap individu untuk memahami apa yang baik dan benar, yang harus mereka terapkan dalam praktik kehidupan mereka.
Nilai-nilai kebaikan hasil pembelajaran di sekolah hendaknya kita terapkan dalam berbagai aspek kehidupan dalam keluarga dan masyarakat sesuai dengan tingkat kebaikan moral yang berlaku.
Melalui pendidikan berbasis karakter, generasi muda di Indonesia dibentuk untuk tumbuh sebagai individu dengan kualitas unggul dan keseimbangan antara stabilitas intelektual dan kematangan moral.
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter anak agar memiliki karakter yang saling menghargai, jujur, santun, bertanggung jawab, baik hati, ramah, dan patuh pada aturan.
Dengan demikian, pendidikan karakter merupakan upaya membimbing perilaku manusia menuju standar yang berlandaskan pada nilai, norma hidup dan kehidupan.
Sehingga upaya ini menjadi salah satu cara untuk mengapresiasi persepsi dan nilai-nilai yang diperlihatkan secara pribadi.
Dan fokus pendidikan karakter adalah pada tujuan etis, tetapi praktiknya mencakup penguatan keterampilan penting yang mencakup perkembangan sosial siswa.
Solusi dalam kenakalan remaja di Indonesia adalah dengan mengajarkan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan di sekolah, keluarga dan masyarakat.
:)