“Politik itu kejam”, kata-kata itu sepertinya sudah membudaya dikalangan para aktivis kampus, dimana dengan adanya suatu politik yang kejam, menjadi bumbu yang pas untuk setiap tindakan politik yang menjadikannya ajang saling rebut-merebut.
Indonesia adalah Negara demokrasi, yang berarti pemerintah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, itu merupakan arti dari demokrasi yang sudah kita ketahui sejak adanya pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) di Indonesia.
Adanya politik menjadikan kehidupan itu terasa munafik, jika oknum-oknum tertentu menyalahartikan politik dan tidak bertanggung jawab atas politik itu sendiri. Hal ini dapat kita lihat pada pemerintahan kita yang ada di Indonesia, pada sosial media seperti facebook, twitter, instagram juga berita-berita yang menjadi tontonan kita setiap hari.
Disana kita ketahui, beredarnya berita tentang pemerintahan banyak sekali pihak-pihak yang pro dan kontra, seakan kita tidak tahu lagi keorisinilan bentuk berita tersebut, apakah itu fakta, opini ataukah fitnah.
Bahkan para oknum politik yang tidak bertanggung jawab mengeluarkan sumpah serapahnya demi mendapat suatu pengakuan dari pihak lain tentang kebenarannya, tak jarang kita melihat netizen dari kalangan intelektual ikut nimbrung sebagai pihak pro juga kontra, apalagi kalau bukan demi politik yang membodohkan sebagian orang, politik yang merusak, politik yang menganggap kawan jadi lawan, politik yang mengkeruhkan pemikiran, semua itu takkan pernah lepas dalam unsur politik yang digunakan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Sebagai pemuda yang dapat menggerakkan suatu bangsa, sebagai kaum yang memiliki kepercayaan tinggi dari masyarakat, sebagai orang yang mau berfikir, bekerja dan mengeluarkan ide-ide kreatif guna masa depan bangsa, seharusnya melakukan kontribusi yang terbaik untuk negeri, dapat membedakan fakta, opini atau fitnah, dapat membela yang benar dan yang salah, dapat memisahkan antara hak dan kewajiban.
Peran sebagai pemuda sangat besar pengaruhnya pada politik negeri ini, dari pemudalah politik ini bisa hidup, dari pemudalah politik tidak akan tercemar akan keruhnya pemikiran orang-orang yang menyalahgunakan politik. Jika kita temui sebagian besar orang masa bodoh dengan politik, merasa politik itu sudah ada yang mengurus, merasa politik itu tidak penting, merasa politik itu hal yang kejam.
Maka peran pemudalah yang harus menggerakkan masyarakat untuk mengubah pikiran-pikiran semacam itu, sebab jika mereka tidak mau berurusan dengan politik, secara tidak langsung mereka sudah menjadi bagaian kesatuan terhadap politik.
Jika mereka tidak berpolitik, maka mereka akan terus dipolitiki, ini lah pentingnya peran pemuda untuk mengubah pola pikir semacam itu, pemuda harus pandai merumuskan suatu masalah, mengumpulkan bukti dan fakta untuk membela mana yang salah dan yang benar, pemuda harus berani mengkritik jika ada kekeliruan berdasarkan ilmu.
Pemuda harus cerdas untuk menyelamatkan politik dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Jika tidak ada pemuda, maka siapa yang akan melakukan pencermatan terhadap kesalahan pemerintah, maka pemuda sangatlah berperan dalam politik, pikiran-pikiran pemuda yang baru, segar dan kreatif mampu mengubah dunia yang tadinya kotor dengan politik akan tersiram air menjadi bersih dan berganti dengan hal positif.
“Politik itu Kejam” ya politik akan kejam jika selamanya disalah artikan oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab. Politik itu Baik jika diberlakukan sebagaimana mestinya, politik juga bisa menjadi lucu jika orang-orang didalamnya mampu membuat suasana yang serius menjadi humoris dan bermakna.
Politik itu kaya akan ilmu maka pemuda wajib menuntut ilmu tersebut, peran pemuda bukan hanya cukup tahu untuk hal-hal politik tapi akan lebih baiknya ikut andil, terjun langsung kedalam dunia politik, pemuda sebagai jembatan yang menghubungkan warga dengan pemerintahan, pemudalah yang memiliki peran besar untuk negeri ini.
Jadilah pemuda yang memiliki jiwa-jiwa gigih dan tangguh, jiwa yang bermoral memberi pertolongan, jiwa yang menyelamatkan peradaban dari kejinya politik yang disalahgunakan, jika para orangtua maju satu langkah untuk terjun kedalam dunia politik, maka para pemuda harus maju seribu langkah untuk memahaminya, jangan jadi pemuda yang tutup mata akan kejamnya politik yang membodohkan, atas jahatnya politik yang meyesatkan, akan kerasnya politik yang merugikan.
Wahai para pemuda, berperanlah kalian sesuai dengan nama kalian “pemuda” jangan jadi pecundang yang hanya mampu mengkritik tanpa ilmu, yang hanya mampu memandang tanpa belas kasih, yang hanya terdiam acuh tak acuh, kalianlah para pemuda harapan bangsa, pemuda yang selalu dinanti demi tegaknya suatu keadilan, pemuda yang dapat membaca situasi politik dan meluruskannya, pemuda yang aktif dalam segala unsure politik.
Pemuda yang tidak mudah disuap dengan selembar uang yang menjadikan kalian bungkam seribu bahasa dan diam bagaikan patung, pemuda jadilah penggerak, penggagas dan pemuda berkarakter eksklusif karena peran kalianlah yang menentukan nasib bangsa ini, jika kalian lemah dan tak berdaya, maka sama saja kalian seperti para penjahat yang sedang memainkan hati rakyat, sama saja kalian seperti manusia yang tidak memiliki akal, sebab hati kalian sudah mati karena acuhnya diri, fakirnya ilmu, serta kurangnya iman.
Para pemuda lakukan yang terbaik apa yang dapat kalian lakukan untuk negeri ini, bangsa ini percaya selama masih ada pemuda, maka jahatnya politik takkan mampu merajalela merusak negeri demi kepentingan pribadi, peran kalianlah yang selalu dinanti, sekecil apapun itu, akan menjadi perubahan besar untuk negeri
Maka berpikirlah wahai pemuda, dari pikiran-pikiran kalianlah akan lahir sebuah gagasan keren yang akan direalisasikan demi memusnahkan kejamnya politik yang merugikan, hingga arti demokrasi itu benar faktanya “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” bukan “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk politikus keji”. Selamat berperan wahai pemuda.
#LombaEsaiPolitik