Sastra merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang sangat penting bagi generasi penerus bangsa. Siswa sebagai generasi penerus bangsa Indonesia harus mengenal, memahami, menghargai, dan melestarikan sastra Indonesia. Sastra juga sebagai karya seni manusia berupa lisan atau tulisan yang memiliki makna dan keindahan.

Judul tentang “Implikasi Pembelajaran Sastra Indonesia di Sekolah pada Periode 2000-an” ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada para pembaca bahwa pembelajaran sastra di sekolah itu sangat penting. 

Selain itu, tulisan ini juga sangat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang keterlibatan adanya pembelajaran sastra di sekolah, serta apa saja media dan metode pembelajaran sastra yang digunakan pada periode sekarang.

Kata implikasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti keterlibatan dan keterkaitan. Arti dari implikasi dalam tulisan ini merujuk pada pembelajaran sastra di sekolah. 

Di sekolah, pembelajaran sastra merupakan salah satu pelajaran yang penting dan harus dipelajari. Kenapa? karena dalam pembelajaran sastra ini memiliki peran positif dalam perkembangan kreativitas seorang siswa. 

Dalam pembelajaran sastra memiliki aspek-aspek di antaranya yaitu aspek kognitif, emotif, dan evaluatif.

Aspek kognitif berkaitan dengan keterlibatan siswa dalam memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif, misalnya unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. 

Sedangkan aspek emotif berkaitan dengan keterlibatan emosi siswa dalam merasakan unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibacanya dan bersifat subjektif. 

Dan yang terakhir adalah aspek evaluatif yang berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian baik dan buruk, suka dan tidak suka, serta keterbatasan kemampuan siswa dalam merespon teks sastra yang dibacanya.

Hadirnya sastra Indonesia dapat mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan seseorang, terutama bagi siswa. Pengetahuan dalam sastra dapat memudahkan siswa untuk mengapresiasi sebuah karya sastra, mengetahui sejarah sastra, dan mengenal sastrawan Indonesia. 

Pada zaman sekarang, sebagian siswa beranggapan bahwa pembelajaran sastra itu membosankan, karena dalam materi pembelajarannya yang dibahas hanya seputar karya sastra, sastrawan, dan periode sastra. 

Tetapi dengan mempelajari sastra, siswa dapat mengetahui, mengenalkan, dan mengembangkan sastra lebih luas dengan menghasilkan sebuah karya sastra.

Sastra saat ini dianggap kurang penting dan kurang berperan dalam pendidikan di Indonesia. Hal ini terjadi karena siswa dan kurikulum pendidikan saat ini menganggap hal-hal yang berkaitan dengan sains dan teknologi lebih penting untuk digapai. 

Pembelajaran sastra di sekolah, terutama di dalam kelas dapat membantu siswa mengembangkan imajinasi dan kemampuan kritisnya secara langsung. 

Misal, siswa diminta untuk memberikan tanggapan atau komentar secara personal terhadap teks sastra yang dibaca, siswa akan menjadi lebih percaya diri dalam mengungkapkan dan mengekspresikan ide mereka. Selain itu juga siswa termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya dalam menguasai teks sastra dan memahami bahasa yang ada pada teks sastra tersebut.

Pembelajaran sastra di sekolah juga dapat membentuk karakter seorang siswa. Sastra dapat digunakan sebagai media pembentukan karakter siswa. Dengan membaca sebuah karya sastra, siswa bisa merasakan dan berimajinasi sesuai apa yang dia baca. Hal ini dapat membuat perasaan seorang siswa menjadi lembut.

Memasuki tahun 2000-an sampai sekarang, sastra memiliki banyak perubahan. Perubahan tersebut ditandai dengan berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi seperti internet, media sosial, dan lainnya biasa disebut dengan media digital. 

Hal ini tidak dapat dihindari dan tidak mengurangi semangat siswa dalam belajar. Dengan adanya media digital, pembelajaran sastra menjadi lebih praktis dan mudah. 

Selain itu, media digital ini dapat meningkatkan dan mempermudah kompetensi siswa dalam mengkontruksi cara belajarnya secara bebas. Media digital juga mempermudah guru untuk memberikan bahan atau materi yang berkaitan dengan sastra.

Salah satu tujuan adanya pembelajaran sastra yaitu untuk mengapresiasi sebuah sastra. Oleh karena itu, guru memperkenalkan karya-karya sastra kepada siswa dengan menyediakan bahan bacaan, baik secara langsung atau menggunakan media digital sebagai metode pembelajarannya. 

Siswa memang dituntut harus suka membaca, karena dengan membaca, siswa dapat memahami dan berimajinasi sesuai apa yang dia baca. Selain itu, guru juga dapat memakai metode mendengarkan, menyaksikan, dan menulis. 

Metode mendengarkan dapat dilakukan dengan cara mendengarkan seseorang yang sedang membaca puisi. 

Kemudian metode menyaksikan dapat dilakukan dengan cara menonton pementasan drama. 

Dan terakhir yaitu, metode menulis dapat dilakukan dengan cara membuat sebuah tulisan atau sebuah karya sastra seperti artikel, cerita pendek, puisi, prosa, novel, dan lainnya.

Pembelajaran sastra sangat penting di era sekarang, guru sastra dan siswa diharapkan untuk bekerja sama dalam hal ini untuk melestarikan sastra. Sekarang orang-orang beranggapan bahwa adanya pembelajaran sastra kurang berperan dalam pendidikan. 

Sebagai seorang siswa dan guru sastra harus berusaha meyakini kepada orang-orang bahwa pembelajaran sastra itu sangat penting, dengan cara mengenalkan serta mengembangkan sastra lebih luas.