Apa yang terbayang di pikiran Anda ketika mendengar kata password?

Pasti yang tergambar adalah sebuah kode untuk membuka sesuatu yang bersifat rahasia, bukan?

Lalu bagaimana password bisa terlibat dalam kegiatan pembelajaran?


Dalam proses belajar mengajar tidak jarang terjadi kejenuhan, kegaduhan dan bahkan drama dadakan di kelas, sehingga menyebabkan guru kehilangan kendali, dan siswa gagal merespon materi. 

Nah, di saat suasana seperti itulah dibutuhkan password pembelajaran untuk membuka simpul-simpul rahasia menghidupkan suasana di kelas, memecah kejenuhan, mencairkan kebekuan, menciptakan kelas kondusif, interaktif dan menyenangkan.

Terlebih pembelajaran di jenjang SD terutama kelas bawah yaitu kelas 1-3 tentu gampang-gampang susah, dibutuhkan inovasi dan kreativitas tanpa batas dalam mengelola kelas agar pembelajaran berjalan dengan baik dan menyenangkan.

Saya menjadi seorang guru di SD cukup lama dan sering kali didapuk mengampu peserta didik kelas 1 notabene ritme belajarnya masih mirip seperti anak TK. Setiap tahun peserta didiknya berbeda tapi pola belajarnya sama. Terus terang saya sering kali mengalami kewalahan dalam menertibkan dan merebut konsentrasinya hingga menguras tenaga, energi suara, pikiran, perasaan serta tak jarang membuat jantung berdetak lebih kencang. 

Di samping itu anak usia SD normalnya masih belum bisa bersikap tertib dalam waktu yang cukup lama, sementara energi yang dimiliki melimpah ruah.

Pernah suatu ketika kondisi kelas kacau balau  ada yang menangis, air minumnya tumpah, lari-larian di kelas, asyik mengobrol dan bahkan ada yang berteriak-teriak.

Bisa dibayangkan bagaimana kondisi kelas saat itu? serasa pecah tempurung kepala. Dan ketika saya mencoba menertibkan dengan memberikan nasihat juga instruksi, tak sedikit pun dihiraukan, bahkan dengan teriakan tetap diabaikan. Saya bantu satu persatu duduk di tempatnya, formasi malah semrawut tak karuan.

Semua usaha yang saya lakukan menuai kegagalan, dan akhirnya dengan sisa tenaga spontan mengucapkan "Siapa yang ingin cepat pulang?" lalu dengan serentak mereka menjawab "Sayaaaa!"

Peluang emas itu tidak saya sia-siakan "Silakan duduk anak muslim-muslimah" serta merta, mereka bersemangat melipat tangan di atas bangku masing-masing dengan sikap siap.

Melihat fakta itu, seakan tak percaya hanya dengan instruksi sederhana yang muncul secara spontan dapat menertibkan kelas berantakan dalam waktu tak lama dari kedipan.

***

Berawal dari spontanitas tersebut, saya melakukan trial and error dan juga berdiskusi dengan teman-teman sejawat, sampai akhirnya menemukan password pembelajaran untuk membuka brangkas misteri keunikan dan sensasional di kelas.

Alih-alih semenjak menerapkan password pembelajaran di kelas, saya sukses menghemat energi dan tidak perlu lagi berteriak, atau bersimbah keringat hanya untuk menertibkan siswa,  karena Password-Password itulah yang mewakili saya menggerakkan dan mendisiplinkan peserta didik di kelas.

Lalu apa saja Password-Password pembelajaran yang sudah saya terapkan?

Berikut saya bagikan macam - macam contoh password verbal kombinasi non verbal yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk siswa SD kelas bawah.

Pertama, untuk menggugah semangat belajar siswa, gunakan password "Mana Semangatnya" lalu peserta didik menjawab secara serentak "Ini Semangatku" sambil mengepalkan tangan ke atas , maka dengan sendirinya semangat siswa akan menyala.

Kedua, untuk menertibkan siswa saat situasi kelas tidak kondusif gunakan password "Duduk Anak Muslim" lalu peserta didik kembali ke bangku masing-masing sambil menjawab secara spontan dan serentak "Siap Rapi" disertai dengan sikap duduk yang rapi tangan dilipat di atas meja.

Ketiga, untuk menumbuhkan kekompakan, gunakan password "Mana Suaranya" lalu peserta didik menjawab secara spontan dan serentak "Ini Suaraku" Password ini cocok digunakan di saat peserta didik terlihat sudah mulai kehilangan kegairahan belajar atau tampak banyak yang mengantuk.

Keempat, untuk menenangkan anak yang sedang berisik atau ramai, gunakan password "Mana diamnya (disertai dengan gerakan jari ditempelkan di mulut)” secara spontan dan serentak peserta didik menjawab "Ini diamku" seketika peserta didik mengunci mulutnya rapat-rapat dan suasana kelas menjadi tenang, meskipun kadang hanya untuk sesaat.

Kelima, untuk mengembalikan fokus siswa,  gunakan password "Tepuk 1, 2,3 dan seterusnya" lalu peserta didik bertepuk secara spontan dan serentak sesuai instruksi guru, maka fokus siswa akan kembali siaga. Password ini cocok diterapkan di saat peserta didik kehilangan fokus belajar di tengah guru menjelaskan materi pelajaran.

Keenam, untuk membiasakan siswa berdo'a dengan hikmat gunakan password "Doa Anak Sholih" lalu peserta didik spontan mengangkat tangan, menundukkan kepala sembari melantunkan doa dengan hikmat.

Ketujuh, untuk mengecek persiapan menjelang bel pulang, gunakan password  "Check and Recheck"  lalu secara spontan dan serentak siswa melakukan pengecekan diri masing-masing (urutan pengecekan sesuai kesepakatan guru dan siswa). Misalnya Cek 1 kerapian pakaian, cek 2 perlengkapan belajar, dan seterusnya.

***

Demikian contoh-contoh password pembelajaran yang sudah saya terapkan di kelas bawah. Dan untuk selanjutnya bisa dikembangkan sesuai kebutuhan, situasi dan kondisi saat proses belajar mengajar. Jangan lupa gunakan instruksi-instruksi singkat dan sederhana, bisa juga menggunakan bahasa inggris, arab atau bahasa lainnya.  

Perlu diperhatikan dalam penerapan password-password tersebut agar bisa terlaksana dan berdaya guna harus ada kesepakatan antara guru dan peserta didik di awal (kontrak belajar), password diucapkan dengan suara tegas dan nada khas, dilakukan secara kontinyu dan konsisten. 

Dan tidak kalah pentingnya kesepakatan tentang konsekuensi logis bagi peserta didik yang tidak mematuhi password pembelajaran sesuai kesepakatan bersama.

Selamat mencoba, semoga password-password sederhana ini, dapat bermanfaat dan menjadi solusi untuk mendisiplinkan kelas yang berantakan, agar pembelajaran berjalan sesuai rencana dan harapan.