Sasageyo! Siapa lagi yang tak mengenal serial animasi Jepang yang satu ini? Tentu ada banyak yang tidak tahu tentang Shingeki no Kyojin. Serial animasi jepang atau lebih dikenal sebagai anime yang satu ini sarat akan makna tentang rasisme. Namun, mengapa menjadi sebuah parodi?
Parodi juga dapat diartikan sebagai pelesetan. Parodi dalam penggunaan yang umum, artinya adalah suatu hasil karya yang digunakan untuk memelesetkan, memberikan komentar atas karya asli, judulnya ataupun tentang pengarangnya dengan cara yang lucu atau dengan bahasa satire. Jadi, parodi merupakan sesuatu usaha memelesetkan tapi dengan cara lucu atau bahkan satire.
Beberapa adegan dari Shingeki no Kyojin akan mengingatkan kita tentang pembantaian kaum Yahudi dari Nazi. Dimulai dari atribut, yang bahkan sangat serupa, sampai sejarah konstruksi bangunan memberikan nuansa kepahitan akan kekejaman Nazi terhadap kaum Yahudi.
Singkatnya, dalam Shingeki no Kyojin kita akan dikenalkan dua ras yang berbeda, Eldian dan Marley. Eldian mewakili ras bangsawan tetapi memiliki kutukan yang disebut sebagai subjek Ymir, yang di mana kaum eldian bisa berubah menjadi raksasa atau Titan.
Konon eldian membuat perjanjian dengan iblis, dan karena itulah mereka menerima kekuatan titan. Tapi masih belum diketahui secara pasti asal kekuatan mereka. Itu tergantung dari sudut pandang dari kedua ras tersebut.
Jelasnya, mereka memakai kekuatan itu sebagai keuntungan dalam hal militer. Dengan kekuatan yang bisa berubah menjadi seorang raksasa besar tentu sangat bisa mengubah kondisi secara drastis. Salah satu musuh terberat dari Eldian adalah Marley.
Eldian mewakili kaum Yahudi, dan Marley mungkin akan cocok dengan Nazi. Ghetto merupakan tempat kumuh yang sengaja dibuat oleh kaum Nazi agar kaum Yahudi hidup terpisah dari mereka. Ghetto dalam serial animasi ini mengingatkan kita pada benteng pertahanan terakhir dari ras eldian, pulau Paradis.
Pulau Paradis sengaja dibuat dengan dinding besar tinggi dan terpisah dari asal eldian sesungguhnya demi penjagaan jika bangsa eldian kalah. Ghetto juga memiliki dinding yang besar dan tinggi.
Namun, walaupun dengan tujuannya yang berbeda, kesan parodi justru sangat menonjol dari segi psikologis. Siapa yang akan tidak tersiksa hidup dalam kurungan?
Dalam serial animasi ini, di luar dari dinding kita akan menemukan subjek Ymir yang katanya dikendalikan oleh bangsa Marley. Mereka disebut sebagai Pure Titan. Mereka berubah menjadi raksasa karena disuntikan serum untuk mempercepat proses perubahan menjadi titan. Strategi ini diciptakan agar bangsa Eldian tersudut dan tak bisa melarikan diri dari pulau Paradis.
Di pulau Marley, kita akan menemukan beberapa aksi rasisme dari orang-orang Marley terhadap bangsa Eldian. Toh, ternyata ada juga orang Eldian yang hidup bersama dengan orang Marley. Bisa dikatakan mereka seorang Eldian yang Baik. Padahal, mereka tersiksa hidup berdampingan.
Dalam menjalankan misi penyerbuan di pulau Paradis, seorang eldian yang baik harus membuktikan loyalitas mereka dengan mengikuti militer. Dengan begitu, mereka bisa memiliki kembali kekuatan titan yang terkendali. Berbeda dengan pure titan yang tak bisa dikendalikan.
Akan tetapi, di tengah hiruk pikuk usaha Marley dalam menguasai atau pun menghancurkan paradis, cuplikan rasisme tidak akan berhenti begitu saja pada eldian yang baik. Di satu sisi, eldian yang baik yang lelah dengan kondisi ini membuat perkumpulan rahasia untuk menjatuhkan bangsa Marley dari dalam. Ini mengingatkan kita pada bangsa Yahudi yang terpaksa kerja, bahkan bagi mereka yang “baik” harus melayani dengan bekerja sebagai pembantu kaum Nazi.
Namun, perkumpulan rahasia mereka berakhir sia-sia. Sangat sulit mendefinisikan arti kata "baik" dari kedua pihak. Eldian yang baik menemukan tidak semua orang Marley itu jahat. Dengan berpikiran begitu, seorang eldian berpikir keras agar menyatukan kedua bangsa ini.
Dan akhirnya, dia berpikir bagaimana jika rasnya sendiri tak pernah dilahirkan. Sangat disayangkan jika kita berpikir demikian. Ras penganggu, jika kita seorang yang baik, mungkin menjadi masalah yang sangat besar bagi seluruh umat manusia. Dan satu-satunya jalan untuk menghentikan penderitaan itu yaitu dengan tidak pernah dilahirkan.
Tidak pernah dilahirkan sama saja halnya dengan bunuh diri. Tidak pernah dilahirkan bisa berarti proses pemandulan. Di musim terakhir dari serial animasi ini, proses ini disebut sebagai misi pemandulan. Menghentikan proses kelahiran agar mereka hidup tak menderita.
Apakah satu-satunya jalan untuk menghentikan rasisme yaitu tidak dilahirkan sama sekali? Parodi ini memaksakan kita untuk berpikir tentang bagaimana cara menghentikan rantai rasisme yang tak kunjung habis. Apakah ada solusi lain selain memusnahkan ras penganggu? Atau memusnahkan semua ras dan ras kitalah yang satu-satunya hidup? Kenapa kita begitu sulit untuk hidup dalam perbedaan?
Walaupun ini hanya sebuah parodi, serial animasi ini tidak bisa dianggap remeh. Pertanyaan-pertanyaan di atas akan terjawab pada bagian kedua dari musim terakhir dari serial animasi jepang Shingeki no Kyojin. Jadi, tetap semangat menunggu ya.