Menurut data dari KPAI, dari 10 laporan kasus kekerasan terhadap anak, 8 di antaranya kasus seksual dan 80 % dari korban adalah anak perempuan. Orang tua tentunya berusaha menjauhkan anak dari bahaya seksual. Namun, kemampuan para predator kejahatan seksual menguasai korban, baik dengan tipu daya maupun ancaman, yang menyebabkan kejahatan ini sulit dihindari.

Bukannya bermaksud untuk menakuti-nakuti, bukan tak mungkin, anak yang masih berusia balita menjadi sasaran mereka. Negara kita masih mengabaikan hak-hak korban atas kebenaran dan keadilan karena ketidakjelasannya proses hukum yang dilakukan oleh lembaga hukum terkait.

Proses hukum atas tragedi kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur, yang berlarut-larut dan tidak diteruskan oleh pihak terkait mengakibatkan banyak pihak mengalami kerugian, terutama terampasnya hak-hak asasi mereka, termasuk yang paling berharga hak untuk hidup dan hak masa depan mereka yang telah sirna.

Salah satu contoh dari kasus kejahatan seksual yang sempat menjadi trending topic di media sosial adalah Y si mungil yang diperkosa oleh 14 anak laki-laki. Menurut saya, kasus Y ini merupakan kasus yang paling sadis, karena selain korbannya anak di bawah umur, sebagian pelakunya juga anak di bawah umur. Kasus ini mencerminkan begitu buruknya pendidikan indonesia dan buruknya didikan dan pengawasan dari orang tua.

Mengapa kasus ini bisa terjadi? Berikut ini ada beberapa faktor penyebabnya:

Keluarga

Keluarga berperan sangat besar dalam membentuk karakter seorang anak. Keluarga khususnya kedua orang tua seharusnya ikut bertanggung jawab mengapa anak mereka bisa masuk kepada pergaulan yang salah. Berikut ini ada beberapa faktor yang berasal dari keluarga :

Faktor kesempatan dan kebebasan

Maksudnya di sini adalah suatu keadaan yang mendukung untuk terjadinya sebuah kejahatan. Misalnya, anak yang diberi Hp oleh orang tuanya, secara tidak langsung akan membuat sang anak melakukan hal yang bukan-bukan seperti menonton video porno, apalagi kurangnya pengawasan dari orang tua yang memberi sang anak banyak kesempatan untuk menonton video porno dan yang lebih bahayanya lagi sang anak bisa saja melakukannya dengan teman bergaulnya.

Faktor kurangnya didikan dari orang tua

Pertama, pebdidikan seks di usia dini sebenarnya sangatlah penting, karena sang anak akan tahu akibat dari perbuatan tersebut dan bisa menjaga dri dengan baik. Tetapi bagi para oramg tua pendidikan seks untuk anak adalah hal yang tabu, karena sejak dulu orang tua menganggap anak-anak akan tahu dengan sendirinya, dengan pertambahan usia atau semakin dewasanya sang anak.

Kedua, pendidikan sosial sangatlah penting terutama bagi balita yang sudah beranjak dewasa. Seharusnya orang tua mengajarkan bersosial dengan lingkungan sekitar agar anak tidak stress dan dengan sendirinya akan menambah kreativitas sang anak. Seperti berinteraksi dengan teman sebayanya yang ada di lingkungan sekitar.

Hal ini sangatlah penting jika anak tidak diperbolehkan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, kemungkinan anak tersebut memiliki kepripadian yang tertutup dan juga pemalu.

Faktor Broken Home (Keluarga yang retak/bercerai)

Proses sosialisasi tidak sempurna terjadi karena nilai dan norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi yang dijalankan, sehingga sesorang tidak memperhitungkan resiko yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.

Contohnya, akibat ketidaksempurnaan proses sosialisasi dalam keluarga, bahwa anak- anak yang melakukan kejahatan cenderung berasal dari keluarga yang retak (broken home), artinya ia mengalami ketidakempurnaan dalam proses sosialisasi.

2. Lemahnya iman kepada Tuhan

Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, bahwa hampir segala sesuatu dapat dicapai dengan harta dan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragama mulai melemah. Kepercayaan kepada larangan dan perintah tuhan hanyalah sebuah kata yang tidak memiliki makna.

Dengan lemahnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengatur yang ada didalam dirinya. Yang kemudian akan mudah dipengaruhi orang- orang yang pergaulannya salah, sehingga dirinya pun ikut terjerumus kedalam pergaulan tersebut.

3. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial juga sangat berpengaruh bagi pembentukan sifat dan karakter anak. Misalnya, di suatu lingkungan terdapat remaja-remaja yang sudah mengonsumsi rokok, minuman keras, dan narkoba, dan ada juga yang sudah melakukan seks diluar nikah. Dengan sendirinya anak yang ada di lingkungan tersebut akan terpengaruhi dan mengikuti jejak remaja-remaja tersebut.

4. Globalisasi

Arus globalisasi begitu cepat merasuk kedalam masyarakat, terutama di kalangan pemuda, tetapi sekarang anak-anak pun terkena dampaknya. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda begitu kuat. Pengaruh globalisasi telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia.

Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. apa lagi untuk anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan dengan baik, tentu bermanfaat bagi kita. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih sibuk menggunakan Hp.

Hukuman apa yang setimpal untuk orang-orang yang melakukan kejahatan seksual?

Kalau membicarakan tentang hukuman apa yang setimpal pasti kita teringat HUKUMAN KEBIRI. Menurut saya hukuman kebiri adalah hukuman yang setimpal. Tetapi jika dipikir-pikir kita kasihan melihat mereka tumbuh besar tanpa memiliki kemaluan, walaupun sebenarnya kesalahan mereka.

Jika diberi pilihan hukuman kebiri atau hukuman mati, saya lebih memilih hukuman mati. Karena, jika dihukum kebiri tentu kita tidak tega melihat mereka hidup tidak memiliki kemaluan. Lebih baik mereka dihukum mati.

Cara agar anak tidak terlibat kasus kejahatan seksual!

Ajarkan pendidikan seks pada anak. Gunakan istilah asli dalam pengenalan seks, agar anak ke depannya tidak bingung. Berikan batasan waktu pada anak dalam menggunakan Hp. Tujuan hal ini agar anak tidak memiliki banyak kesempatan dan tidak sempat berfikir yang bukan-bukan.

Ajarkan makna dan tujuan dari sosialisasi dan interaksi sosial yang benar kepada anak. Ajarkan pendidikan agama yang benar, agar sang anak memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap tuhannya. Jagalah anak anda jangan sampai ia terlibat dengan kasus kejahatan seksual, dan berikanlah perhatian, kasih sayang, dan pengawasan yang ekstra agar anak anda tidak salah jalan nantinya.

#LombaEsaiKemanusiaan