Manusia memiliki berbagai macam emosi dan perasaan di dalam dirinya. Jika emosi seperti sedih, marah, takut, dan juga senang merupakan fitrah manusia, ada beberapa perasaan dan karater yang terbentuk dari lingkungan hidup orang tersebut. Perasaan insecure yang tak asing lagi di telinga merupakan perasaan yang terbentuk dari lingkungan sekitar seseorang.

Saat ini insecure telah populer terjadi di dalam masyarakat kalangan remaja, pemuda-pemudi bahkan orang dewasa, didukung dengan proses digitalisasi media sosial yang meningkat membuat kasus insecurity di masyarakat lebih cepat. 

Insecure merupakan suatu tindakan merendahkan diri sendiri dengan membandingkan diri dengan orang lain yang dianggap lebih tinggi dibandingkan dirinya. Kasus insecurity dapat dilihat dalam segi mana saja, seperti dilihat dari penampilan atau fisik, kepintaran atau kualitas diri seseorang, dan masih banyak yang lainnya. 

Akibat dari adanya insecurity dalam diri seseorang, mereka akan merendahkan dan menganggap remeh dirinya sendiri. Sehingga muncul gejala overthinking atau berpikir secara berlebihan tentang kekurangan-kekurangan yang ada dalam dirinya.

Jika ditelaah kembali, Al-Qur’an yang diturunkan ribuan tahun sebelum kita lahir, dapat menjawab problematika yang terjadi di zaman ini. Yang kemudian kembali lagi pada diri kita masing-masing, apakah mau menerima nasihat-nasihat di dalamnya? Atau tetap bertahan dengan insecurity yang jelas tidak akan ada manfaatnya. Berikut pandangan Al-Qur’an menanggapi insecurity, antara lain:

Orang Beriman Tidak Boleh Insecure

“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman”

Ayat ini bermaskud, manusia tidak seharusnya insecurity karena mereka adalah golongan orang-orang beriman. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa orang beriman yakni menerima ketentuan Allah dengan lapang dada segala nikmat yang diberikan Allah. Dengan kata lain, orang beriman itu banyak bersyukurnya. Memang pada dasarnya, insecure seseorang bisa terjadi ketika iman kita turun.

Maka, sekalipun iman kita sedang turun, tetap perbanyaklah bersyukur. Seperti yang terkandung dalam QS. Ibrahim: 7

 وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَىِٕن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِیدَنَّكُمۡۖ وَلَىِٕن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِی لَشَدِیدࣱ 

“Dan ingatlah (juga), tatkala tuhanmu memaklumkan; sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabku sangat pedih”.

Surah Al-Baqarah Ayat 216

Seseorang yang merasa insecurity pasti menganggap bahwa dirinya lebih buruk dari orang lain. Orang tersebut selalu mengagung-agungkan apa yang dilihat lebih dari orang lain. Padahal, apa yang dilihat, belum tentu baik untuknya dan yang buruk dalam dirinya, belum tentu sepenuhnya buruk juga. Hal tersebut telah disinggung dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 216, yang berbunyi:

 وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ 

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

Sebagai manusia, kita tidak sepenuhnya mengetahui atas apa yang Allah SWT takdirkan kepada hamba-Nya. Allah SWT telah memberikan porsi yang sangat adil kepada masing-masing hamba-Nya. Sehingga, kita tidak perlu khawatir dengan pencapaian orang lain, fokus untuk memperbaiki kualitas diri kita masing-masing.

Surah Ali-Imran Ayat 139

Insecure membuat diri kita merasa serendah-rendahnya dari pandangan orang lain ataupun dari dalam diri kita sendiri. Akibat insecure, rasa lemah dan sedih juga akan muncul sebagai bentuk dari perbandingan diri kita dengan orang lain. Padahal, firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah Ali-Imran ayat 139, yang berbunyi:

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

"Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman."

Telah menegaskan kepada kita untuk jangan bersikap lemah dan bersedih hati, karena Allah SWT senantiasa menjaga setiap hamba-Nya. Dalam ayat tersebut juga ditegaskan, Allah SWT akan menaikkan derajat manusia yang senantiasa beriman.

Surah At-Tin Ayat 4

Sahabat muslim, sebagian dari kita pasti pernah membandingkan diri kita dengan orang lain dalam segi fisik. Baik dari bentuk tubuh, warna kulit, raut wajah, bentuk hidung, dan masih banyak lagi. Setelah membandingkan dan kembali melihat bentuk fisik kita, pasti muncul rasa jengkel atas kepemilikan fisik kita. Sebelum kita merendahkan fisik kita, Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur'an Surah At-Tin ayat 4, yang berbunyi:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,"

Dari ayat tersebut kita sadar, bahwa kita adalah sebaik-baiknya ciptaan Allah SWT. Seorang yang menganggap buruk atas fisiknya, secara tidak langsung telah menyinggung kesempurnaan ciptaan Allah SWT. Sebagai seorang hamba yang bertaqwa, mensyukuri atas apapun yang diberikan Allah merupakan kewajiban sebagai bentuk terima kasih kepada-Nya.

Demikian tulisan ini saya tulis, semoga kita senantiasa tergolong dalam golongan orang-orang yang bersyukur terhadap karunia dan nikmatnya. Dengan begitu, kita tidak berlarut-larut dalam insecurity yang kita buat sendiri dalam pikiran-pikiran kita dan mencukupkan Allah sebagai objek dari niat kita dalam segala hal.