Maraknya Operasi Plastik
Permintaan operasi plastik semakin meledak akhir-akhir ini. Tidak hanya akhir-akhir ini saja, tapi menurut sejarah, operasi plastik sudah dilakukan sejak dulu. Laki-laki maupun perempuan semua melakukan operasi plastik baik itu untuk medis atau keinginan kita semata.
Bahkan, ada banyak orang yang rela menghabiskan ratusan juta untuk menjadi ‘cantik’ atau ‘ganteng’. Sebagai contoh, orang yang mungkin paling kita tahu, yaitu Lucinta Luna. Ia melakukan operasi plastik berkali-kali seperti operasi ‘ganti kepala’, gergaji rahang, dll untuk mendapatkan jodoh.
Apakah kalian tahu ada beberapa orang yang rela untuk melakukan operasi plastik hingga merogoh miliaran rupiah demi terlihat seperti idolanya? Contohnya, ada orang yang rela melakukan operasi plastik supaya terlihat seperti Ken dari Barbie, ada juga yang ingin seperti orang Korea, mungkin mirip Jimin dari boygroup BTS, dan lainnya.
Bahkan di Korea Selatan, industri operasi plastik mendapatkan sekitar Rp 148,6 triliun pada 2020. Operasi plastik ini sudah sangat lazim dan mungkin terlihat normal bagi mereka.
Akan tetapi, apakah operasi plastik ini merupakan sesuatu yang benar-benar berharga untuk dilakukan? Operasi plastik memiliki keuntungan, namun juga efek samping jika tidak dilakukan dengan cara yang benar, apalagi dilakukan berkali-kali.
Misalnya saja kerusakan saraf yang merupakan efek samping jangka panjang dari operasi plastik. Kematian saraf bisa berupa mati rasa dan kesemutan. Selain itu, seseorang bisa mengalami hematoma, atau bisa disebut lebam atau memar. Hematoma bisa diatasi dengan melakukan operasi tambahan untuk mengeluarkan darah-darah yang terkumpul, atau jarum suntik.
Selama pandemi berlangsung, ekonomi merosot sehingga banyak PHK, bisnis tutup terjadi. Namun, operasi plastik malah semakin banyak peminatnya. Dilansir di cnbcindonesia.com, pandemi mewajibkan orang-orang untuk bermasker, sehingga mereka bisa melakukan operasi pada bagian yang tertutup masker itu seperti hidung dan bibir.
Hal ini berkaitan dengan hematoma, bahwa sehabis operasi, biasanya akan terdapat memar pada bagian tersebut. Namun, masker akan sangat membantu untuk menyembunyikan memar tersebut. Seorang ahli bedah mengatakan bahwa saat ini orang tertarik untuk mempercantik dirinya lewat operasi hidung dan bibir.
Kehendak Buta Manusia
Setiap manusia memiliki keinginan di alam bawah sadar mereka. Keinginan yang kuat ini merupakan kehendak, atau yang biasa disebut kehendak buta. Teori kehendak buta dicetuskan oleh Arthur Schopenhauer, seorang filsuf Jerman. Schopenhauer mendapat pengaruh kuat dari Immanuel Kant, Plato, dan pandangan Buddha.
Schopenhauer menolak rasionalitas, karena menganggap bahwa dasar untuk ada itu bersifat irasional. Ia beranggapan bahwa kita masih belum mengetahui hakikat jiwa yang sebenarnya.
Kita hanya mengetahui intelek atau kesadaran, yaitu permukaan dari jiwa. Sesungguhnya, di bawah intelek itu terdapat yang namanya kehendak. Jadi, semua aktivitas dalam tubuh manusia merupakan hasil dari dorongan tidak sadar yang dinamakan kehendak.
Kehendak merupakan dorongan, hasrat, dan emosi. Hal ini menunjukkan bahwa kehendak ada di dalam diri manusia. Kehendak dibagi menjadi 3, yaitu kehendak untuk hidup, untuk reproduksi, dan kehendak sebagai kejahatan.
Schopenhauer memaparkan bahwa setiap manusia memiliki kehendak untuk hidup karena kehendak diartikan sebagai pendorong kehidupan. Manusia menikah bukan karena saling mencintai, namun karena keinginan untuk mempunyai keturunan, yaitu untuk berreproduksi. Kehendak sebagai kejahatan berarti hidup ini adalah penderitaan karena keinginan yang terus muncul.
Dalam hidup, keinginan manusia terus muncul, banyak hasrat yang ingin dipenuhi. Kehendak mengindikasikan keinginan. Pemenuhan keinginan tidak pernah memuaskan sehingga seseorang tidak pernah bahagia. Maksudnya adalah jika manusia tidak bisa memenuhi keinginan-keinginan atau hasratnya, maka ia akan kecewa.
Apalagi, keinginan ini terus ada dan tidak pernah berhenti sehingga manusia yang dikuasai oleh hasrat menganggap bahwa dunia ini tidak ada kebahagiaan. Ketidakbahagiaan itu membawa kita pada kebosanan.
Siklus keinginan dan ketidakbahagiaan ini terus berputar sampai pada akhirnya manusia merasa tidak ingin menjalani hidup lagi. Cara paling kejam untuk manusia bisa mengakhiri siklus tersebut adalah dengan bunuh diri.
Namun, Schopenhauer menentang cara tersebut. Menurutnya, bunuh diri tidak bersifat non-material. Sehingga menurutnya, cara yang tepat adalah melalui kontemplasi estetis, terutama musik. Musik termasuk psikologi terapi yang bisa membantu memulihkan kesehatan mental seseorang.
Keinginan Menyempurnakan Diri
Operasi plastik terus berkembang apalagi jaman sekarang, teknologi sudah canggih. Alasan orang-orang melakukan operasi plastik adalah untuk menyempurnakan diri mereka, maupun medis. Namun, dalam artikel ini penulis akan mengangkat alasan orang-orang melakukan operasi plastik untuk menyempurnakan diri mereka.
Alasan orang-orang mempercantik diri menunjukkan bahwa mereka mempunyai hasrat, keinginan untuk memuaskan diri. Ahli bedah Shin Sang-ho berkata, dalam masa pandemi, ia merasa bahwa operasi plastik (prosedur kosmetik) ini sebagai pembalasan dendam terhadap virus corona.
Contohnya, artis Lucinta Luna, yang dikenal sering melakukan operasi plastik karena masih kurang puas dengan wajah yang ia miliki. Ia ingin lebih baik, dan terus lebih baik dari wajah yang ia miliki untuk mendapatkan jodoh. Ia sendiri berkata bahwa ia ketagihan, dan operasi plastik seperti makanannya.
Kehendak terus membuat manusia memiliki hasrat / nafsu. Dalam kaitannya dengan fenomena yang penulis ambil, operasi plastik disini menjadi keinginan manusia untuk mempercantik dirinya. Keinginan Lucinta Luna untuk menyempurnakan dirinya agar tidak dimaki-maki, dan hal itu bisa membuat dia senang.
Rodrigo, seseorang yang ingin menjadi mirip seperti Ken dari Barbie, melakukan operasi plastik karena Ia merasa senang, merasa seperti lahir kembali. Rodrigo mempunyai kehendak, dan ia memenuhi kehendak itu hingga merasa senang dan lahir kembali. Namun, apakah ia merasa puas? Nyatanya tidak, dikabarkan bahwa ia kemudian terus melakukan operasi plastik hingga mencapai 60 kali.
Siklus yang dialami Lucinta Luna dan Rodrigo ini merupakan siklus keinginan yang dipaparkan oleh Schopenhauer. Mereka merasa senang setelah keinginannya terpenuhi, namun kemudian merasa tidak puas dan terus melakukan operasi plastik.
Ketidakbahagiaan muncul, dan jika menurut Schopenhauer, mereka mengalami penderitaan dalam hidup. Kehendak itu jahat, karena mengikat manusia dalam sebuah ketidakpuasan.
Kesimpulan
Hidup adalah penderitaan. Setiap manusia pasti memiliki keinginan yang ingin dipenuhi, seperti keinginan melakukan operasi plastik untuk memperbaiki diri. Namun, apakah kita tidak bisa mengontrol keinginan itu? Kehendak memang berada di alam bawah sadar kita, tapi kehendak tidak boleh mengontrol hidup kita. Kitalah yang harus mengontrol kehendak itu.
Dalam mengontrol kehendak, menurut Schopenhauer, kita sebaiknya mendengarkan musik, karena musik bisa membantu kita menghalangi penderitaan terjadi dalam hidup kita. Musik bisa merangsang emosi, dan membantu melihat kenyataan yang berada di depan mata.