Mungkin kita semua sudah tidak asing dengan kata ”menunda”. Tiga suku kata yang sering kali kita lakukan ketika mendapatkan tugas. “Besok aja ah, toh masih lama deadlinenya”. “Nanti aja deh, kalo udah mood”. “Nunggu weekend aja deh”. “Kayaknya scroll TikTok seru” dan lain sebagainya. 

Kata-kata tersebut sudah sering dijadikan alibi untuk menunda pekerjaan yang pada akhirnya sebagian besar berujung pada tidak terselesaikannya tugas dan rencana yang telah disusun sebelumnya. 

Menurut Piers Still seorang penulis The Procastination Equation,”Jika seseorang merasa suka menunda-nunda, mungkin orang tersebut termasuk dalam 95% orang di dunia yang mengaku pernah menunda pekerjaan mereka”.

Kegiatan menunda biasanya akan berimbas pada terlambatnya pengumpulan tugas atau bahkan tidak terselesaikannya tugas sama sekali. Sehingga akan timbul rasa penyesalan yang cukup mendalam.

Ironisnya meskipun hal tersebut sudah terjadi berkali-kali, entah mengapa ketika tugas yang baru muncul, hal yang sebelumnya kita anggap bodoh dan kita sesali, terasa masuk akal untuk diulang kembali. Mungkin hal tersebut sering dialami, terutama bagi siswa dan mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan.

Hal tersebut ternyata didukung oleh sebuah analisis tahun 2007 yang diterbitkan dalam Psychological Bulletin. Analisis tersebut mengemukakan bahwa terdapat 80 persen hingga 95 persen mahasiswa menunda-nunda dalam mengerjakan tugas secara teratur.

Sehingga muncul beberapa pertanyaan, kenapa banyak orang yang suka menunda pekerjaan? Adakah faktor yang membuat kita jadi menunda pekerjaan? Lalu, solusi apakah yang tepat untuk mengatasi hal tersebut? Atau jangan-jangan memang menunda ada sisi positif di dalamnya?

Sebelum menjawab pertanyaan tadi, alangkah baiknya kita mengerti dahulu mengenai fenomena menunda pekerjaan, fenomena tadi biasa dikenal dengan istilah prokastinasi. Prokastinasi adalah tingkah laku menunda pekerjaan yang seseorang lakukan, bahkan ketika dia tidak perlu melakukan hal tersebut.

Maksudnya gimana sih? Jadi, seseorang bisa dikatakan prokastinasi ketika dia menunda pekerjaan dengan alasan yang tidak jelas, misalnya karena bermain gim, bermain sosmed, atau hanya sekadar rebahan sembari memikirkan hal tidak pentng.

Nah, kenapa hal tersebut bisa terjadi?. Bersumber dari kanal youtube ”satu persen” biasanya seseorang melakukan sesuatu karena adanya dorongan/motivasi, dan umumnya motivasi tersebut didasari oleh hadiah yang akan didapatkan setelah berhasil menyelesaikan tugas.

Dari sini sebenarnya bisa kita simpulkan, jika seseorang menunda pekerjaan, biasanya ada hal yang sifatnya mendemotivasi atau merusak motivas kita. 

Hal yang bisa merusak motivasi banyak sekali macamnya, misalnya lelah karena telah seharian penuh beraktifitas, pikiran yang negatif tentang tugas atau sesimpel ketidaksukaan terhadap tugas yang diberikan.

Misalnya seorang siswa baru belajar penjumlahan dan pengurangan, tetapi tugas yang diberikan adalah materi pangkat dan akar. Alhasil tugas yang diberikan serasa tidak menarik dan pastinya akan mendemotivasi siswa untuk mengerjakan tugas.

Hal tersebut juga didukung oleh pendapat psikolog bernama Tim Phchyl, Dia mengatakan “Penundaan yang kita lakukan itu sebenarnya bentuk dari reaksi emosional yang mendalam dari dalam diri kita pada sesuatu yang tidak ingin dilakukan”

Selain faktor reward dan motivasi, ternyata faktor tenggat waktu juga memengaruhi. Tugas yang tenggat waktunya lama cenderung akan ditunda ketimbang tugas yang tenggat waktunya singkat.

Hal tersebut di satu sisi benar jika ada tugas lain yang tenggat waktunya lebih dekat, tetapi di sisi lain hal tersebut akan menjadi masalah jika tidak ada tugas lain tetapi kita tetap menunda pekerjaan dengan alasan waktu yang masih lama.

Karena faktor yang mempengaruhi prokastinasi sangatlah banyak, solusi utama dari mengatasi prokastinasi adalah kenali dahulu apa faktor yang sebenarnya membuat seseorang mengalami prokastinasi. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa faktor yang membuat seseorang prokastinasi itu berbeda-beda.

Jika sudah menemukan akar masalahnya, kita bisa temukan solusi yang sesuai. Misalnya, kita mengalami prokastinasi karena mudah terdistraksi dengan notif aplikasi, maka solusinya adalah sebisa mungkin untuk menjauhkan smartphone ketika akan mengerjakan tugas atau uninstall sementara aplikasi tersebut.

Jika seseorang mengalami prokastinasi karena tidak adanya motivasi, solusinya adalah tetapkan tujuan yang jelas dan berikan hadiah kepada diri sendiri ketika telah selesai mengerjakan tugas. Hadiah banyak sekali macamnya, dan setiap orang memiliki kekreatifannya sendiri dalam menentukan hadiah untuk dirinya.

Contoh lain, jika seseorang menunda pekerjaan karena tenggat waktu yang masih lama, solusinya adalah perbaiki cara pikir kita. Dari yang awalnya memilih bersenang-senang di awal menjadi mengambil kesenangan setelah tugas terselesaikan. Hal tersebut juga secara tidak langsung akan memberikan rasa puas dan aman.

Dari tadi kita hanya membahas sisi negatif dari menunda, sebenarnya menunda tidak sepenuhnya buruk jikalau menunda dilakukan karena adanya alasan yang rasional dan masuk akal untuk dilakukan. Seperti skala prioritas, kesempatan yang lebih besar dan lain-lain

Sebagai contoh, seorang pebisnis memilih untuk menunda acara grandopening suatu produk pada akhir tahun, dengan alasan banyak orang lebih antusias untuk mendatangi acara tersebut pada akhir tahun, sehingga keputusan tersebut tepat karena akan berdampak positif terhadap bisnis miliknya.

Contoh lain, seorang mahasiswa memutuskan untuk menunda kegiatan organisasi dan lebih memilih untuk mengerjakan tugas kuliah yang tenggat waktunya sebentar lagi.

Dari hal-hal yang telah dibahas sebelumnya, menunda memang sangatlah merugikan jika kita lakukan dengan alasan yang tidak jelas dan tidak masuk akal, sehingga kita perlu untuk mengetahui bagaimana cara untuk menangani dan mencegah hal tersebut. 

Namun di sisi lain, kita juga tidak bisa menilai fenomena ini dari satu sisi saja, karena tidak sepenuhnya menunda hanya berisikan sisi negatif, tergantung dari situasi dan alasan yang melatarbelakangi kita melakukan kegiatan tersebut.