Berawal dari Hadits:
عن عمر بن الخطّاب رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «إنّما الأعمال بالنيّات، وإنّما لكلّ امرىء ما نوى، فمن كانت هجرته إلى دنيا يصيبها أو إلى امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه» . مطرواه البخاري ومسل
Islam memandang niat sebagai hal sangat penting dilakukan untuk menentukan kebaikan atau keburukan suatu perbuatan, di samping sebagai faktor utama yang membedakan antara perbuatan yang baik dan buruk, maka wajar ketika niat dijadikan patokan utama dalam menilai sebuah perbuatannya.
Dalam pandangan Islam, niat yang baik akan membuat perbuatan menjadi bernilai ibadah, bahkan jika perbuatan tersebut terlihat kecil dan sepele. Sebaliknya, niat yang buruk dapat membuat perbuatan yang seharusnya bernilai ibadah menjadi sia-sia dan bahkan berdosa. Sehingga, dalam perbuatan yang dilihat bukan berdasarkan jumlah dari perbuatan tersebut tetapi dilihat dari niat untuk apa perbuatan tersebut dilakukan.
Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Kahfi ayat 29:
"Katakanlah: "Amalku, semuanya adalah untuk Allah yang akan melihat amal kalian dan Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin juga akan melihatnya. Dan kalian akan dikembalikan kepada Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan."
Dari ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa niat yang baik dalam setiap perbuatan sangatlah penting dalam perspektif Islam, karena Allah SWT akan melihat dan menghitung setiap amal yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, seseorang harus selalu berusaha memperbaiki niatnya agar dapat melakukan perbuatan yang benar-benar bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, serta dapat mendatangkan pahala di sisi Allah Swt.
Dalam pandangan Martin Fishbein dan Icek Ajzen, menyatakan bahwa niat adalah faktor penting yang mempengaruhi perilaku manusia. Niat didefinisikan sebagai keinginan seseorang untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan mencapai hasil yang diinginkan. Niat dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu sikap, norma subjektif, dan kendali perilaku.
Sikap adalah pandangan individu tentang suatu tindakan atau perilaku. Sikap dapat bersifat positif atau negatif. Jika seseorang memiliki sikap positif terhadap suatu tindakan atau perilaku, maka kemungkinan besar ia akan memiliki niat untuk melakukan tindakan tersebut.
Norma subjektif adalah pandangan individu tentang bagaimana orang lain akan menilai suatu tindakan atau perilaku. Jika seseorang merasa bahwa tindakan atau perilaku yang dilakukannya mendapat dukungan dari orang lain, maka kemungkinan besar ia akan memiliki niat untuk melakukan tindakan tersebut.
Kendali perilaku adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan atau perilaku. Jika seseorang merasa mampu untuk melakukan tindakan atau perilaku tertentu, maka kemungkinan besar ia akan memiliki niat untuk melakukan tindakan tersebut.
ketiga faktor di atas saling berinteraksi dan mempengaruhi niat dan perilaku seseorang. Misalnya, seseorang yang memiliki sikap positif terhadap suatu tindakan atau perilaku, merasa bahwa tindakan atau perilaku tersebut mendapat dukungan dari orang lain, dan merasa mampu untuk melakukan tindakan atau perilaku tersebut, maka kemungkinan besar ia akan memiliki niat untuk melakukan tindakan atau perilaku tersebut dan akan melakukannya.
Antara niat, target dan cita-cita
Niat, target, dan cita-cita merupakan konsep yang berkaitan dalam mencapai suatu tujuan atau hasil yang diinginkan. Meskipun terkait satu sama lain, tetapi ketiga konsep ini memiliki perbedaan yang penting.
Niat adalah keinginan atau tujuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku. Niat adalah faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan atau perilaku tertentu. Niat yang baik akan mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan yang baik, sedangkan niat yang buruk akan mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan yang buruk.
Target adalah hasil yang ingin dicapai oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu. Target biasanya terukur dan dapat diukur dengan kriteria tertentu.
Cita-cita adalah harapan atau impian yang ingin dicapai oleh seseorang dalam jangka waktu yang panjang. Cita-cita dapat bersifat abstrak dan tidak selalu terukur.
Meskipun ketiga konsep ini terkait satu sama lain, tetapi ada perbedaan yang penting. Niat adalah faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan atau perilaku tertentu, sedangkan target dan cita-cita adalah hasil yang ingin dicapai oleh seseorang. Target biasanya terukur dan dapat diukur dengan kriteria tertentu, sedangkan cita-cita bersifat abstrak dan tidak selalu terukur.
Dalam mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan, seseorang perlu memiliki niat yang baik untuk melakukan tindakan atau perilaku tertentu. Seseorang juga perlu menetapkan target yang jelas dan terukur agar dapat memantau kemajuan dan mencapai hasil yang diinginkan. Selain itu, cita-cita yang diinginkan juga dapat menjadi motivasi dan tujuan akhir dalam mencapai hasil yang diinginkan.
Kesuksesan berawal dari niat
Kesuksesan memang sering dikaitkan dengan niat yang baik atau kuat. Niat yang baik dapat menjadi motivasi bagi seseorang untuk melakukan tindakan atau usaha yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.
Berikut beberapa alasan mengapa niat yang baik dapat mempengaruhi kesuksesan seseorang:
Motivasi: Niat yang baik dapat menjadi motivasi bagi seseorang untuk melakukan tindakan atau usaha yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan. Niat yang kuat akan memotivasi seseorang untuk terus berusaha dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi rintangan atau tantangan.
Fokus: Niat yang baik dapat membantu seseorang untuk lebih fokus pada tujuan atau hasil yang diinginkan. Dengan memiliki niat yang kuat, seseorang dapat lebih fokus dan berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan tindakan atau usaha.
Konsistensi: Niat yang baik dapat membantu seseorang untuk lebih konsisten dalam melakukan tindakan atau usaha yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan. Dengan memiliki niat yang kuat, seseorang dapat mempertahankan komitmen dan ketekunan dalam menghadapi rintangan atau tantangan yang muncul.
Pengaruh positif: Niat yang baik dapat memberikan pengaruh positif pada orang lain dan lingkungan sekitar. Dengan memiliki niat yang kuat, seseorang dapat menjadi contoh yang baik bagi orang lain dalam menghadapi tantangan atau mengambil keputusan yang sulit. Hal ini dapat mempengaruhi orang lain untuk lebih termotivasi dan percaya diri dalam mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.
Namun, niat yang baik saja tidak cukup untuk mencapai kesuksesan. Seseorang juga perlu mengambil tindakan yang tepat dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan. Dalam hal ini, niat yang kuat dapat menjadi motivasi dan pendorong bagi seseorang untuk mengambil tindakan yang tepat dan berusaha dengan sungguh-sungguh.
Konsep niat dalam pandangan Islam
Dalam pandangan Islam, niat (niyyah) adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam melakukan segala tindakan, baik itu ibadah maupun muamalah. Niat adalah dasar dan landasan dari segala tindakan manusia dalam beribadah atau melakukan aktivitas sehari-hari.
Beberapa konsep niat dalam pandangan Islam antara lain:
Niat dalam Beribadah: Dalam Islam, ibadah harus dilakukan dengan niat yang benar dan ikhlas, yaitu dilakukan semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT dan bukan untuk tujuan lain seperti mencari popularitas atau pujian dari orang lain. Niat yang benar dalam beribadah menjadi syarat sahnya ibadah yang dilakukan.
Niat dalam Muamalah: Niat juga penting dalam melakukan muamalah atau interaksi sosial antar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi dengan orang lain, seseorang harus memiliki niat yang baik dan ikhlas, yaitu mengharapkan kebaikan dan keberkahan dari Allah SWT dan bukan sekedar mendapatkan keuntungan materi atau popularitas.
Niat dalam Berdagang: Dalam berdagang, seseorang harus memiliki niat yang benar dan ikhlas dalam mencari rizki halal. Dagang harus dilakukan dengan jujur, amanah, dan tidak merugikan pihak lain.
Niat dalam Berpolitik: Dalam berpolitik, niat yang benar dan ikhlas harus selalu dijaga. Politik harus dilakukan semata-mata untuk kepentingan umat dan bangsa, bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan.
Niat dalam Beramal: Dalam melakukan amal shaleh atau kebaikan, seseorang harus memiliki niat yang benar dan ikhlas untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT dan membantu sesama, bukan untuk tujuan lain seperti mencari popularitas atau pujian dari orang lain.
Ayat Alquran tentang niat
Dalam Alquran, terdapat beberapa ayat yang menjelaskan tentang pentingnya niat dalam beribadah dan melakukan tindakan yang baik. Beberapa ayat Alquran tentang niat antara lain:
“Katakanlah (hai Muhammad), sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Tuhan yang memelihara negeri ini dengan mengikuti agama yang lurus dan aku diperintahkan supaya aku termasuk di antara orang-orang yang berserah diri. Dan agar aku membacakan Alquran.” (QS. An-Nahl: 23-24)
Ayat ini menunjukkan pentingnya niat dalam beribadah, yaitu menyembah Allah SWT dengan mengikuti agama yang lurus dan dengan niat untuk berserah diri kepada-Nya.
“Dan mereka diperintahkan hanya untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Ayat ini menekankan pentingnya niat yang murni dalam beribadah, yaitu dengan memurnikan ketaatan kepada Allah SWT dan menjalankan agama yang lurus dengan cara yang benar.
“Barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amalan yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi: 110)
Ayat ini menunjukkan bahwa niat seseorang dalam melakukan amal saleh haruslah semata-mata untuk mendapatkan perjumpaan dengan Allah SWT dan tidak mempersekutukan siapa pun dalam beribadah.
“Maka barangsiapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amalan yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al-Ankabut: 69)
Ayat ini juga menekankan bahwa niat seseorang dalam melakukan amal saleh haruslah semata-mata untuk mendapatkan pertemuan dengan Allah SWT dan tidak mempersekutukan siapa pun dalam beribadah.
Dari ayat-ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa niat yang benar dan ikhlas sangat penting dalam beribadah dan melakukan tindakan yang baik. Niat yang baik akan memperkuat ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT dan membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Efektivitas niat dalam aspek kehidupan
Niat memiliki peran penting dalam aspek kehidupan manusia. Efektivitas niat dalam aspek kehidupan manusia dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
Aspek spiritual: Niat yang baik dan benar dapat membantu seseorang untuk lebih dekat dengan Allah SWT. Dalam beribadah, niat yang ikhlas dan benar akan membuat tindakan tersebut menjadi lebih bermakna dan berdampak positif pada kehidupan spiritual seseorang.
Aspek mental: Niat yang positif dan optimis juga dapat berdampak pada kesehatan mental seseorang. Niat yang positif akan membantu seseorang untuk lebih bersemangat, termotivasi, dan merasa lebih baik secara psikologis.
Aspek fisik: Niat juga dapat berdampak pada kesehatan fisik seseorang. Niat yang baik dalam menjalani pola hidup sehat, seperti niat untuk berolahraga secara teratur, makan makanan sehat, dan tidur yang cukup, dapat membantu seseorang untuk menjaga kesehatan fisiknya.
Aspek sosial: Niat dalam menjalin hubungan sosial juga sangat penting. Niat yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain, seperti niat untuk membantu sesama, bersikap baik dan sopan, serta berempati pada orang lain, dapat membantu seseorang untuk memperkuat hubungan sosial dan menciptakan kebahagiaan di lingkungan sekitarnya.
Aspek karir: Niat yang kuat dan jelas juga dapat berdampak positif pada karir seseorang. Niat untuk sukses dalam karir dan berkontribusi positif pada perusahaan atau organisasi tempat bekerja dapat membantu seseorang untuk mencapai tujuan karirnya dan meningkatkan kinerjanya.
Dalam kesimpulannya, niat yang baik dan benar memiliki peran penting dalam aspek kehidupan manusia, baik dalam aspek spiritual, mental, fisik, sosial, maupun karir. Dengan niat yang baik, seseorang dapat menjadi lebih bersemangat, termotivasi, dan mampu mencapai tujuan hidupnya dengan lebih efektif.
Referensi
Al-Qur'an dan Terjemahan. (2018). Departemen Agama RI.
Al-Bukhari, M. (2013). Sahih al-Bukhari. Darussalam.
Ahmad, I. (2009). Intention (niyyah). Encyclopaedia of Islam, Second Edition.
Al-Qaradhawi, Y. (2000). The Lawful and the Prohibited in Islam. American Trust Publications.
Al-Ghazali, A. H. (1997). The Book of Knowledge. Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah.
Al-Qurashi, A. R. (2000). Ethics of Islam. International Islamic Publishing House.
Hasan, A. M. (2004). Psychology from Islamic Perspective: Contributions of Early Muslim Scholars and Challenges to Contemporary Muslim Psychologists. Journal of Religion and Health, 43(4), 357-377.
Rahman, F. (2006). Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition. University of Chicago Press.
Watt, W. M. (2016). Islamic Philosophy and Theology. Edinburgh University Press.