Beberapa waktu lalu saat saya menscroll beranda instagram yang hampir semua lapisannya adalah olshop baju, buku, dan juga sepatu. Hampir tidak ada sesuatu yang bisa dianggap “Berfaedah” pada beranda saya. Tapi, mata saya menangkap sesuatu yang tidak biasa. 

      Sebuah akun yang setelah saya lihat karena kontennya terlihat menarik adalah seoarang penyair muda. Lahirnya penyair baru yang bahkan menjadi anak emas dari Eyang Sapardi Djoko Damono. 

    Lahirnya penyair baru ini mendapat banyak apresiasi dari penyair senior lainnya, seperti Joko Pinurbo, Gus Mus, Sudjiwo Tedjo, dan lain sebagainya.

     Penyair ini bernama Gus Usman Arrumy, suami dari Ning Faroh Nur Ali, yang baru beberapa bulan ini melangsungkan acara tersakral dalam hidup. Yakni pernikahan. 

   Puisi-puisinya yang menururt Joko Pinurbo adalah puisi yang menjadikan cinta sebagai pusat permenungannya, sajak-sajak Usman Arrumy merupakan upaya kontemplatif untuk menyelami dan merengkuh hikmah hakiki di balik kerumitan diri dan hidup yang sering keruh.

     Disaat budaya bucin sedang merajalela hingga ke ujung negara, puisi Usman Arrumy memberi angin segar bahwa puisi cinta tidak melulu ditujukan pada sesama manusia, atau ditujukan pada kekasih hatinya.

      Oleh karena itu, masih menurut Joko Pinurbo, puisi cinta Usman Arrumy adalah puisi cinta yang dibimbing dan diarahkan kedalam maknanya yang sejati dan fitri.

    Yakni cinta yang sesungguhnya cinta terdalam dari Pencipta terhadap apa yang diciptakannya, ataupun cinta seorang hamba pada Tuhannya. Di situlah letak inti dari cinta itu tersebut.

   Dari bukunya yang diterbitkan oleh Diva Press pada september 2020 yang berjudul Asmaraloka melahirkan sajak puisi yang sejuk dipandang mata dan diksi-diksi yang sederhana tapi kaya makna, membuat puisi pujangga baru ini terlihat estetik dan antik. 

    Puisi dalam Asmaraloka ini secara keseluruhan memang bercerita tentang dunia percintaan. Arti Asmaraloka sendiri menurut KBBI adalah dunia (alam) cinta kasih yang diambil dari bahasa klasik. 

   Cinta yang memang menjadi hal yang klise bagi perbendaharaan kata para pujangga. Tema-tema cinta tidak akan kering untuk dijadikan inspirasi oleh penulis, ini menunjukkan bahwa cinta memang kekal dalam hati manusia. Sesuatu yang berlangsung dalam hidup ini selalu terikat dengan cinta.

     Dari puisi yang berjudul Asal Mula, saya berkali-kali berpikir tentang makna yang sebenarnya terkandung dalam puisi indah ini. 

   Layaknya remaja pada umumnya saya mendefinisikan puisi ini dengan asal mula cinta bermuara, yakni cinta Gus Usman kepada Ning Faroh yang sedemikian dalamnya.

    Tapi, setelah ditelaah lebih dalam cinta yang disuguhkan Gus Usman ini tidaklah sedangkal pikiran saya. Joko Pinurbo berujara bahwa puisi Gus Usman memang terkadang bermakna taksa, pada waktu dan ruang yang sama. 

Asal mula

Memandang langit 

Aku ingat pada keluasan hatimu

Memandang laut 

Aku ingat pada kedalaman pelukmu

Memandang kembang 

Aku ingat alangkah mekar senyummu

Memandang hutan

Aku ingat betapa rindang senyummu

Memandang hujan 

Aku ingat betapa kuyup rindumu

Memandang dirimu

Aku ingat bahwa kehidupan masih ada

     Dalam bait awal tertulis memandang langit, aku ingat pada keluasan hatimu . Mari kita berimajinasi sebisa apa yang kita bisa. Langit adalah hamparan angkasa yang sangat luas, bahkan tidak pernah ada yang bisa mengukur seberapa panjang juga lebarnya langit. 

    Menurut KBBI langit adalah ruang luas yang terbentang di atas bumi tempat beradanya bulan, meteor bintang dan benda angkasa lainnya. Bahkan keluasan langit tidak bisa diprediksi dengan histogram secanggih apapun. 

    Itu berati yang dipandang adalah keluasan secara sempurna. Siapakah di jagat raya ini yang paling sempurna? Yakni Tuhan. 

    Dalam bait kedua tertulis memandang laut, aku ingat akan kedalaman pelukmu. Peluk adalah Suatu bentuk interaksi yang dilakukan oleh seseorang jika tengah memberi kekuatan maupun sebagai bentuk fisik dari kasih sayang.

    Dalamnya peluk dikorelasikan dengan memandang laut. Laut adalah seluruh kujur yang berisi alam. Sama halnya dengan langit yang berisi bintang, bulan, juga plantet lainnya. Laut berisi kehidupan ikan dan sebangsanya. 

   Bagian terdalam dari laut adalah palung. Dan menurut para peniliti yang mengerahkan kapal HMS Challenger menguji salah satu zona diujung selatan palung Marina, yang dapat dikatakan sebagai titik terdalam lautan. 

   Zona ini dikenal sebagai zona challnger deep yang memiliki kedalaman 35.768 hingga 36.0763 kaki, atau hampir 7 mill (11 kilometer).

     Penelitian ini masih berdasarkan studi manusia, belum mengetahui titik rahasia terdalam dari inti laut, karena manusia pasti memiliki keterbatasan dalam melakukan apapun, termasuk penelitian. 

   Maka siapa yang memiliki kedalaman kasih sayang yang begitu dalam hingga tak dapat terjangkau oleh manusia? Kedalaman kasih sayang secara sempurna yang bahkan terkadang mengandung misteri? Yakni Tuhan.

   Kasih sayangNYA begitu penuh seluruh, hingga sebagai manusia awam, kita kurang tahu apa sebenarnya maksud Tuhan yang disampaikan melalui banyak kejadian-kejadian.

   Memandang kembang, aku ingat alangkah mekar senyummu

   Memandang hutan, aku ingat betapa rindang cintamu

    Memandang hujan, aku ingat betapa kuyup rindumu. 

    Puisi-puisi Gus Usman Arrumy selain mengandung makna cinta dan harapan  yang mendalam bagi siapapun untuk menuju cinta. 

    Puisi yang dengan sangat lentur mengajak pembaca untuk berburu perenungan tentang hakikat cinta itu sendiri.  Yang harus dipahami melalui luasnya hati, dalamnya peluk, kuyupnya rindu, dan mekarnya sebuah pemahaman.

   Memandang dirimu, aku ingat bahwa kehidupan masih ada. 

    Setelah mengembara dari luasnya langit hingga dalamnya laut, setelah melanglangbuana dari mekarnya kembang hingga rindangnya hutan. Sampailah kita semua pada sebuah titik dimana kita telah melewati sedikit dari banyaknya perenungan tentang hidup. 

     Kita sampai pada titik dimana kita telah kuyup oleh rindu. Dan setelah melalui jalan menuju kerinduan yang hakiki. Maka saat memandangNYA dan kekuasaanNYA kita menjadi ingat. 

     Kehidupan masih ada, bahkan saat nyawa kita terlepas dari jasad. Masih ada kehidupan lagi. Kehidupan yang lebih kekal dari fananya dunia. Puisi ini berjudul Asal mula atau asal usul. 

   Manusia berawal dari sebuah kehidupan dan akan berakhir pada sebuah kehidupan pula. Dan seluruh semesta sebenarnya sudah menjadi pengingat bagi manusia. 

   Bagaimana tumbuhan layu dan tumbuh lagi, bagaimana air mengalir dari tempat tertinggi ketempat rendah, bagaimana bumi selalu berputar pada porosnya, bagiamana langit ternyata begitu luas hamparannya, dan bagaimana bagaiman yang lainnya. 

    Seluruhnya adalah pengingat bagi manusia. Dan sebagai tongkat untuk menuju pada sebuah kehakikatan rindu.

  Rindu adalah guru 

 Yang mengajari bibirku

 Agar rajin menyebutmu

Rindu adalah guru

yang membimbing mataku

Agat tekun memandangmu

Rindu adalah guru

Yang mengasuh jiwaku 

Agar berbakti pada cintamu

(guru rindu)

    Pada akhirnya saya tahu bahwa menuju Tuhan kita bisa menggunakan sajadah sastra untuk bersimpuh. Bahwa ada banyak jalan menuju Tuhan, sebagai manusia yang memang mendamba kerinduan.

  Puisi ini membantu saya bangkit, bahwa kita memang harus melewati dan mencoba banyak cara agar kita bertemu dengan guru bernama “Rindu” Lalu rindu akan membimbing dan mengasuh jiwa kita agar berbakti pada cintaMU. 

     Tidak berlebihan memang jika Eyang Sapardi menganak emaskan penyair baru ini. Karena karyanya yang sangat memesona bahkan bisa disatupadukan dengan lapisan apapun.  

   Baik dari seni maupun sufistik, baik dari ritme maupun irama. Tak heran jika Mbah Sudjiwo Tedjo bahkan meminta lukisannya yang indah menjadi cover buku Asamaraloka ini.

   Puisi Usman Arrumy ini memang transparan yakni penulis secara terbuka menceritakan apa yang di alaminya dengan baik. Dan memberikan ruang seluas-luasnya pada pembaca untuk  menerjemahkan kata dengan banyak makna.

  Makna puisi di atas sebenarnya lebih dalam dan indah lagi, namun karena keterbatasan pengetahuan penulis maka jadilah tafsir puisi yang ala kadarnya dan sekedarnya.