Beberapa waktu belakangan ini dunia maya kita memang sedang hangat-hangatnya. Banyak sekali kasus yang mengundang komentar netizen. Kasus-kasus entah itu seputar selebriti maupun receh hingga yang kontroversial selalu ramai jadi bahan ocehan para netizen kita.

Netizen kita memang doyan komen dimana saja. Apa saja dikomen. Jari-jari mereka seolah tak pernah bosan mengetik komen mengenai apa saja yang menarik untuk dikomentari. Semua hal dari yang receh hingga serius tak luput dari komentar para netizen.

Semakin hot kasus yang dibahas, semakin riuh komentarnya. Kasus yang sedang  hot dan netizen merupakan perumpamaan  antara tumpukan gula dan semut. Semakin banyak gulanya, makin banyak komentar netizennya.

Saking banyaknya yang komen, kadangkala ocehannya bisa bikin akun media sosial seseorang atau lembaga ditutup. Dampak paling ringan biasanya pemilik akun akan menutup kolom komentarnya. Namun tak habis akal, para netizen akan melakukan tag di status-status yang mereka buat. Yang di tag pun mau tidak mau juga akan terkena dampaknya.

Barangkali masih ingat kasus tim bulutangkis kita yang dipaksa pulang dari all England oleh BWF. Kejuaraan yang harusnya diikuti tim Indonesia di negeri Ratu Elizabeth ini terpaksa harus ditinggalkan tim lebih awal. Meskipun tim kita sudah bertanding di babak awal kejuaraan.

Tim bulutangkis terdeteksi satu pesawat dengan penumpang yang terindikasi covid 19. Meskipun setelah dilakukan tes PCR seluruh tim dinyatakan negatif. Namun sesuai prosedur di Inggris, yang terindikasi kontak langsung harus dikarantina. Akibat kewajiban itulah tim bulutangkis kita harus dipaksa mundur dari kejuaraan.

Alasan pemaksaan mundur menjadi panas, karena tim lain yang justru ada yang terindikasi covid tetap bisa bermain. Tim merasakan ada pilih kasih dalam kasus ini. Tim Negara lain yang justru lebih parah masalahnya, tetap diizinkan bertanding. BWF dianggap melakukan diskriminasi.

Gara-gara itu, netizen kita bereaksi. Tak ayal, sejak pengumuman Indonesia dipulangkan dari kejuaraan, mendadak akun medsos BWF diserang oleh para netizen. Dalam hitungan jam, akun IG BWF telah diserang ribuan komentar protes keras dari warga +62. Dari komentar halus hingga kasar.

Serangan membabi buta netizen +62 membuat akun resmi BWF di IG harus mematikan kolom komentarnya. Selang beberapa waktu, bahkan akun medsos ini resmi di tutup. Entah apa alasannya, tapi satu yang pasti, netizen kita telah sukses melumpuhkan ‘musuh’ bersamanya.

Di kasus lain, masih ingat kasus dewa kipas yang mengalahkan master catur di sebuah pertandingan online? Hampir sama 11-12 dengan kasus BWF tadi, kasus ini bermula dari permainan catur online yang melibatkan salah satu orang Indonesia dengan akun Dewa Kipas. Dewa Kipas sukses mengalahkan Levy Rozman yang juga dikenal sebagai Youtuber GothamChess. Levy merupakan pemain Chess.com dengan title IM (internatioan Master) yang memiliki rating catur (ELO) 2.400.

Namun seolah tidak terima, sang master catur menolak kekalahannya. Ia menganggap Dewa Kipas melakukan kecurangan karena memiliki alur permainan yang tidak wajar. Akibatnya akun dewa kipas di blokir dan ia dinyatakan penipu dalam pertandingan tersebut.

Gara-gara kasus itu, netizen kita yang super reaktif langsung menyerbu situs dan akun medsos Gothamchess dan chess.com. Serupa dengan akun BWF, akun ini juga harus menutup kolom komentar. Enggan menerima gempuran netizen ‘pejuang merah putih’.

Netizen kita memang luar biasa beringas jika sudah berurusan dengan nasionalisme. Tak peduli benar atau salah, jika menyangkut harga diri bangsa maka mereka akan bergerak bersama. Tanpa komando, tanpa perintah, tanpa dibayar! Semua berjalan dengan sendirinya. Sangat menakjubkan!

Jika ada masalah yang menyinggung rasa kebangsaan, para netizen ini serentak bergerak tanpa dikomando. Mereka akan menyerang sang pemulai genderang perang. Tak peduli yang dilawan adalah organisasi besar dan terkenal. Sekelas BWF saja bisa mereka ‘lumpuhkan’ dan dipaksa mengganti akun resminya.

Salah satu teman bahkan bilang, bahwa netizen kita adalah ras terkuat di muka bumi ini. Apa saja diserang walaupun tanpa komandan. Apa yang Ia sampaikan itu cukup untuk menggambarkan begitu mengerikannya netizen kita. Julukan  ras terkuat di muka bumi mungkin berlebihan, tapi masih masuk akal.

Saking beringasnya netizen kita, bahkan sudah dapat penghargaan dari Microsoft. Netizen kita dinilai sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara tahun 2020 lalu berdasarkan riset yang dilakukan oleh Microsoft. Dan kita mungkin sudah tahu, bagaimana nasib pemberi penghargaan tersebut, akun Microsoft Indonesia diserang, kolom komen ditutup. Pemberi penghargaan ini harus merasakan langsung akibat dari penghargaannya. Langsung dibalas kontan!

Kita mungkin merasa risih dengan kelakuan para netizen kita. Namun di sisi lain saya secara pribadi  ‘senang dan bangga’ dengan apa yang mereka lakukan, jika memang itu terkait harkat martabat bangsa. Nasionalisme mereka sungguh luar biasa.

Kekuatan medsos bisa jadi adalah salah satu keunggulan negara kita. Dengan kekuatan medsos kadang kita bisa mendorong pihak luar harus bertekuk lutut, mengaku salah. Kadangkala, berkat kegigihan para netizen inilah harga diri kita masih bisa ditegakkan. Meskipun kadang membabi buta.

Salah satu contohnya ya yang terkait BWF tadi.  Berkat serangan netizen kita yang luar biasa massif, akhirnya mereka mengakui kesalahannya dan meminta maaf karena bertindak tak adil dengan tim badminton Indonesia. Bahkan saking ingin mengambil hati para netizen kita yang kadung emosi tingkat dewa, pimpinan BWF harus mengatakan “saya cinta Indonesia”. Meskipun kita tahu, Pernyataan ini hanyalah pemanis kata.

Terlepas dari baik buruk hal yang netizen kita lakukan, kita tetap harus angkat topi untuk netizen kita yang militan. Berkat mereka, terkadang harga diri bangsa masih bisa berkumandang. Mungkin jika netizen kita bisa lebih sedikit beretika dalam berkomentar, terutama jika mengenai hal-hal receh atau isu-isu ringan kita pasti akan lebih disegani.

Tapi kesimpulan saya pada akhirnya sama seperti teman saya tadi. Netizen kita memang ras terkuat di muka bumi saat ini jika berurusan dengan harga diri bangsa. Militansi dan nasionalisme mereka tak bisa tertandingi. Jadi, ini peringatan buat negara lain, hati-hati dengan kami :  netizen +62!