Seperti yang kita ketahui, teknologi bagaikan 2 mata pisau untuk generasi masa kini, boleh jadi menjadi manfaat namun tetap tidak menutup kemungkinan membawa kemudharatan yang besar juga.
Seperti hal nya ketika kita mulai mengakses berbagai konten di dalam sosial media, banyak informasi membanjiri sosial media. Mulai dari yang bernuansa kebaikan, keburukan, kejahatan, bahkan ada pula berupa kejahatan yang menyimpang.
Lebih parahnya lagi para pelaku kejahatan menyimpang (kita sebut saja misalnya LGBT) tersebut sudah mulai satu persatu menunjukan diri di khalayak umum dengan rasa bangga.
Nah, maka pada artikel kali ini saya akan mengajak pembaca untuk menelisik lebih dalam tentang apa yang menjadi penyebab fenomena-fenomena mengerikan tersebut terjadi?
Pertama, kata kunci yang perlu kita pegang adalah “There is no such things of ujuk-ujuk” atau tidak ada yang namanya ujuk-ujuk, semua pasti ada penyebabnya, seperti halnya setiap aksi menimbulkan reaksi. Maka sama halnya dengan setiap fenomena yang terjadi maka pasti ada sebab yang melatarbelakanginya.
Kembali ke pembahasan fenomena di atas, terkadang muncul pertanyaan kenapa teguran melalui lisan ataupun pukulan melalui fisik tidak kunjung mengubah perilaku keliru seseorang? Jawabannya karena ketika kita ingin mengubah seseorang, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah isi kepalanya, bukan fisik luarannya.
Terkait dengan baik buruknya isi kepala, hal terpenting adalah “Referensi apa yang masuk ke dalam diri kita?” Referensi yang baik akan menghasilkan hal-hal baik, dan referensi yang buruk akan menghasilkan hal-hal yang buruk pula.
Jangan kaget ketika kita melihat banyak kasus kejahatan seperti anak yang tega membunuh orang tuanya dengan alasan yang sangat sepele, aneh tapi memang itu faktanya, boleh jadi referensi yang masuk ke kepalanya ada kekeliruan, baik itu mungkin pergaulan di sekolahnya, pergaulan dengan teman mainnya atau sesederhana konten atau buku seperti apakah yang biasa ia konsumsi sehari-hari.
Kejahatan dan keburukan adalah sesuatu hal yang harusnya membuat para pelakunya merasa malu, jadi ketika sekarang kok banyak kejahatan bahkan kejahatan yang menyimpang dengan bangganya menunjukkan eksistensi tanpa rasa bersalah sedikitpun, maka itu mungkin, sangat mungkin, dan sudah pasti ada referensi keliru yang melatarbelakanginya
Oke, mari kita mengulas tentang kehidupan sahabat nabi, ya Ibnu Abbas r.a.
Beliau adalah seorang muffasir yang ahli dan sangat cerdas, pada waktu kecil ketika beliau berusia 8 tahun, ibunya menitipkannya ke Rasulullah. Jadi, Ibnu Abbas kecil sudah serumah dengan Rasul, melihat langsung cara ibadah Rasul dan ketika ada hal yang tidak dia ketahui maka ia akan langsung bertanya kepada Rasul.
Itulah mengapa Ibnu Abbas tumbuh menjadi seorang yang sangat cerdas, karena referensi sejak ia kecil bersumber dari insan paling mulia yaitu Rasulullah Saw.
Maka ini adalah pengaruh referensi apa yang masuk ke dalam otak dan pikiran kita. Jika kita sudah tau bahwa referensi itu penting, maka sesekali coba lihatlah buku apa yang terpampang di sekitar kita, bagaimana keadaan buku tersebut, lusuhkan karna terlalu sering dibaca atau berdebu karna tak pernah disentuh, ataukah jangan-jangan tidak ada satupun buku yang ada di sana ?
Kita ambil perumpamaan, ketika kita menemui nasi yang sudah busuk, bau, dan tidak sehat bagi tubuh apakah kita akan memakannya? Jawabannya pasti tidak, karena selain menjijikan juga tidak baik untuk kesehatan. Nah bahkan nasi busuk itu tidak lebih buruk daripada referensi yang buruk.
Ujung dari memakan nasi busuk mungkin sakit perut, namun ujung dari referensi yang buruk adalah kesengsaraan di dalam hidup. Maka itulah pentingnya untuk memilih dan memilah apasaja yang boleh masuk ke dalam otak dan apasaja yang sebaiknya kita hindari.
Jika kita teliti dalam memperhatikan susunan Al-Quran maka kita akan mendapati bahwa sepertiga dari isi Al-Qur’an adalah berupa cerita atau kisah-kisah umat terdahulu, why? Karena referensi yang paling bagus dan paling mudah masuk ke dalam otak manusia adalah berupa kisah-kisah atau cerita. Itulah mengapa ada pepatah berbunyi,
Kasih tau saya fakta, maka saya akan belajar
Kasih tau saya kebenaran, maka saya akan mengerti,
Dan kasih tau saya cerita, maka saya akan ingat itu sampai saya mati.
Ada sebuah kisah di mana pada saat itu Rasulullah sangat sedih dikarenakan umatnya dari kalangan Anshar yang masih lemah imannya, mereka memfitnah beliau dengan mengatakan bahwa Rasulullah adalah Nabi yang tidak adil, kata-kata tersebut membuat Rasul sedih, maka Allah menghibur beliau dengan cara menurunkan ayat Al-Qur’an yang berisi tentang kisah-kisah nabi zaman dahulu, bagaimana nabi terdahulu juga pernah mendapatkan cemooh dan fitnah dari umatnya, sehingga setelah itu nabi merasa tenang dan semangat kembali menjalankan dakwah.
Bahkan ketika Rasul mengalami Tahun Kesedihan yang pasti menjadi pukulan berat bagi beliau, maka pada saat itu adalah satu-satunya waktu dimana Allah menurunkan ayat mengenai kisah-kisah yang berturut-turut yang tidak dipotong, yaitu Q.S. Yusuf.
Yang di dalamnya menceritakan bagaimana ketika Nabi Yusuf dibuang oleh saudara-saudaranya sendiri yang merasa iri, lalu setelah itu dia dijual dan dijadikan budak, difintah telah berzina dengan Ratu Zulaikha, dan dilupakan oleh teman yang selalu ia bantu, cerita-cerita itulah yang kemudian membuat Rasulullah tidak merasa sendiri dan yakin bahwa pertolongan Allah itu dekat.
Dari sekelumit kata di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa
There is no such things of ujuk-ujuk
Referensi itu penting dan sangat penting
Dan yang terakhir adalah referensi yang paling bagus dan paling mudah masuk ke dalam otak manusia adalah berupa kisah-kisah atau cerita.
Oh iya satu lagi, referensi itu tidak melulu tentang buku atau media informasi, namun referensi juga meliputi dengan siapa kita bergaul, dimanakah dan bagaimana kita bergaul.
Maka jika kita sudah dikelilingi dengan sahabat yang baik dan lingkungan yang baik pula, itu adalah hal yang harus selalu kita syukuri dan kita jaga okeyyy
Oleh karena itu, mari kita mulai hidupkan manakah referensi yang baik untuk kita kedepannya, jika sudah menemukan referensi yang baik maka lest kita cerita tentang hari ini.