Istilah remaja mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental serta emosional dalam hal sosial dan fisik. Pada masa ini, mayoritas remaja tidak mempunyai tempat yang jelas karena berada di tengah-tengah golongan yang tidak lagi disebut golongan anak-anak juga belum bisa disebut dengan golongan dewasa ataupun tua.

Di tingkatan ini, remaja masih dianggap sebagai proses pendewasaan yang terkadang dalam proses ini sangatlah berpotensi terpengaruh oleh budaya-budaya yang tidak biasa hadir di lingkungan remaja. Apalagi dengan masuknya budaya asing, khususnya kaum remaja cenderung meniru budaya-budaya asing yang sedang nge-trend.

Dahulu, Indonesia di kenal sebagai negara ramah, berpenduduk yang beretika dan menjunjung tinggi tata krama dalam pergaulan sebagaimana anak bersikap kepada orang yang lebih tua maupun hubungan antar teman sebaya. Namun, seiring perkembangan zaman hal ini mengubah pola pikir sebagian besar masyarakat terutama remaja.

Sebagaimana yang telah di ketahui dengan adanya kemajuan teknologi, di satu sisi remaja merasa di untungkan dengan adanya media yang bisa menyajikan dan memberikan banyak informasi yang dibutuhkan oleh kalangan remaja, tetapi disisi lain juga memberikan dampak yang negatif akan moral para remaja tersebut.

Moral adalah ajaran baik dan buruk tentang akhlak dan kelakuan. Dari beberapa tokoh merumuskan pengertian moral secara luas ialah sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup seseorang, dengan dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di lingkup kehidupan tertentu.

Sedangkan moralitas ialah kemauan untuk menerima dan mematuhi peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Nilai-nilai moral tersebut, seperti :

a. Ajakan untuk melakukan suatu perbuatan yang baik kepada orang lain

b. Menjaga keamanan dan ketertiban

c. Memelihara kebersihan dan memelihara hak orang lain, dan

d. Perintah untuk tidak mencuri, berzina, membunuh, meminum-minuman alkohol dan berjudi, serta mengkonsumsi narkoba.

Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang baik dan buruk, yang benar dan salah. Oleh karena itu, moral sebagai pengendali untuk bertingkah laku.

Seseorang bisa disebut bermoral apabila tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung masyarakat. Sehingga tugas penting yang harus dikuasai oleh remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh masyarakat dan kelak mampu membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, didesak, dan diancam.

Perkembangan moral berhubungan dengan aturan-aturan dan nilai-nilai mengenai apa yang harus dilakukan dalam berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan belum memiliki moral. Tetapi didirinya terdapat potensi yang disediakan untuk berkembang.

Dengan demikian, melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang tua, saudara, dan teman sebaya, anak yang tumbuh menjadi remaja belajar memahami perilaku yang baik, dan tingkah laku yang menyimpang, yang tidak boleh dikerjakan.

Memudarnya moral remaja merupakan masalah yang telah meluas dan harus segera di selesaikan, hal ini mengancam masa depan kehidupan mereka serta masa depan bangsa dan juga mempengaruhi anak-anak kecil yang sekarang lebih suka meniru para remaja. Mumudarnya moral menjadi permasalahan yang cukup rumit dan harus sesegera mungkin di tangani dengan penanganan yang tepat serta berhati-hati.

Faktor memudarnya moral misalnya seperti tidak sopan dan tidak memiliki rasa hormat kepada orang yang lebih tua, tidak mentaati tata tertib di sekolah, berkata kasar, pelecehan seksual dan tidak merasa bersalah. Bisa di lihat di banyak media, saat ini banyak remaja yang menyimpang akan moral remaja.

Dari beberapa sumber, faktor penyebab pudarnya moral remaja terbagi menjadi beberapa faktor di antaranya adalah kemajuan teknologi yang di salah gunakan oleh remaja. Sebagai sarana untuk mencari informasi yang positif, namun di waktu yang bersamaan bisa memberikan dampak negatif jika di salah gunakan, contohnya seperti mengakses situs-situs yang terlarang.

Selain itu, faktor yang mempengaruhi merosot nya moral pada remaja adalah memudarnya kualitas keimanan. Sekuat apapun iman seseorang, terkadang memang mengalami naik dan turun nya iman. 

Ketika tingkat keimanan menurun, potensi kesalahan juga pasti akan terbuka. Jika di biarkan akan membuat kesalahan yang semakin merusak moral dari diri seorang remaja tersebut.

Lingkungan pun menjadi faktor yang sangat penting bagi pembentukan moral, lingkungan juga memiliki beberapa peran yang harus bertanggung jawab seperti contohnya keluarga. 

Keluarga memiliki fungsi sebagai pengawas sosial, keluarga harus memberi pengertian kepada semua anggota tentang peranan nya baik di dalam maupun di luar rumah atau di lingkungan masyarakat.

Faktor lain yang menjadikan moral remaja memudar ialah pergaulan bebas, sosialisasi yang masih kurang sempurna, terpengaruh budaya asing, dan pendidikan yang rendah. 

Ini juga bisa disebut ketimpangan sosial karena ketidakseimbangan yang dikarenakan oleh perbedaan sosial dalam masyarakat. Dampak dari ketimpangan yang terjadi sangat memprihatinkan terhadap remaja yang mengalami kemerosotan moral

Keluarga merupakan agen sosial pertama dalam mengenalkan nilai-nilai sosial, serta penerapan moral yang baik. Namun, terjadinya perkembangan zaman, para orang tua lebih mementingkan pekerjaan daripada melirik anak. 

Memang pekerjaan juga untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarga, tetapi anak yang tidak diperhatikan juga berdampak akan perhatian dan menjadi bebas.

Pergaulan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pudarnya moral remaja. Seseorang yang bergaul dengan teman-teman yang berperilaku tidak baik, maka dia juga akan terseret mengikuti arus teman-teman nya yang tidak baik.

Pendidikan di sekolah penting bagi remaja untuk bekal ilmu pengetahuan sehingga menjadi insan yang beradab. Sungguh sangat disayangkan rendahnya tingkat pendidikan dan belum meratanya pendidikan di Nusantara ini, hanya anak-anak yang meteri memadai yang bisa mendapatkan pendidikan yang standard dan wawasan, dan pengetahuan yang luas.

Sebaliknya remaja yang bersumber dari keluarga kurang mampu hanya bersekolah di lembaga pendidik yang biasa yang didukung fasilitas kegiatan pembelajaran sederhana. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial antara kaum remaja akibat memudarnya moral.

Peran pemerintah harus melakukan berbagai upaya terkait hal tersebut, untuk mencegah dan meminimilasir dengan harapan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dengan melakukan pemerataan pendidikan di pelosok desa ataupun kota.

Penanaman nilai-nilai kerohanian dan norma kepada remaja, sehingga mereka paham akan bagaimana aturan dalam lingkungan hidup bermasyarakat. Hal ini juga harus dilakukan di sekolah dengan mengutamakan bimbingan dan penyempurnaan akhlak. Mengembangkan perilaku yang mandiri, kreatif, agar mutu mental remaja terlatih.

Sekarang kita harus menyadari pentingnya pendidikan moral, tidak hanya untuk anak remaja saja melainkan berlaku untuk semua usia. Mengingat banyaknya pengaruh budaya asing yang masuk di Nusantara, maka dari itu perlunya kerja keras untuk menghadapi masalah sampai saat ini juga perlu penanganan khusus.

Menjadi remaja berarti mengeri nilai-nilai, tidak hanya memperoleh pengertian saja tetapi juga dapat menjalankannya ataupun mengamalkannya. Hubungan harmonis dalam keluarga, masyarakat, lingkungan sosial, perkembangan nalar, dan peran media massa, dan perkembangan teknologi modern. Disiplin yang keras dan pengawasan serta melatih moral dan akhlak untuk selalu terbiasa mematuhi aturan yang ada.