Milenial menjadi suatu perbincangan hangat akhir-akhir ini. Ia seakan tidak lepas dari setiap kajian maupun diskusi mulai dari politik, ekonomi, gaya hidup, dan lain sebagainya. Milenial biasanya dikenal sebagai generasi Y. Seperti yang dilansir pada tirto.id (28/4/2017) bahwa generasi Y adalah mereka yang lahir dikurun tahun 1980 - 1997.

Milenial tentunya hidup beriringan dengan perkembangan teknologi, khususnya era digitalisasi. Mereka hidup larut didalam dunia teknologi - informasi. Dalam data survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) milenial adalah pengguna internet aktif. APJII menunjukan bahwa pengguna internet didominasi oleh rentan umur 19 - 34 tahun dengan presentase 49,52%. Baru disusul dengan, rentan umur 35 - 54 tahun dengan presentase 29,55%.

Dunia Internet memang mempermudah kehidupan umat manusia. Ia memberikan suatu kemudahan dalam mengakses segala informasi. Begitu banyaknya informasi yang dapat kita dapatkan dari segala belahan dunia. Arus informasi berpusar sangat deras dan cepat. Dalam hitungan menit atau bahkan detik, kita dapat mendapatkan informasi terbaru.

Megahnya perkembangan teknologi - informasi tentunya tidak menyimpan permasalahan. Derasnya arus informasi yang berpusar dalam dunia internet menjadi permasalahan. Berita atau Informasi yang tersebar di Internet begitu banyak dan tanpa filterisasi. Berita Hoax atau yang misinformation menjadi ancaman bagi pengguna internet, khususnya generasi milenial sebagai pengguna aktif internet.

Berita Hoax di Indonesia

Berita hoax atau misinformation dikenal sebagai berita yang belum jelas akan kebenarannya. Terkadang berita - berita tersebut tidak memiliki sumber yang jelas. Berita - berita seperti itu banyak bersebaran di Internet khususnya di media sosial ataupun aplikasi chatting.

Ada begitu banyak tempat persebaran berita hoax di dunia internet. Hoax dapat saja bersebar di media sosial ( facebook, twitter, dan instagram), aplikasi chatting ( whatsapp, line, dan telegram), situs web, radio, email, media cetak, bahkan televisi. Mastel melakukan survei tentang persebaran berita hoax. Hasil survei tersebut menunjukan bahwa media sosial dan aplikasi chatting menduduk tingkat tertinggi. Media sosial menduduki posisi pertama dengan tingkat persebaran 92,40%, sedangkan aplikasi chatting 62,80%. Berita hoax yang bersebar di dunia internet dapat bermacam - macam. Berita tersebut antara lain berbentuk tulisan, gambar, maupun video.

Berita hoax memiliki beragam jenis konten. Berita hoax biasanya berisikan isu - isu sosial - politik ( pemerintahan, pilpres, dan pilkada), SARA, penipuan keungan, dan lain sebagainya. Berita hoax yang paling dominain tersebar di Indonesia adalah jenis - jenis berita sosial - politik dan SARA. Ia menjadi sajian yang renyah di Indonesia. Presentase persebaran berita hoax berjenis sosial - politik adalah 91,80%, sedangkan SARA 88,60%.

Milenial sebagai pengguna internet menjadi santapan lezat bagi pembuat berita hoax. milenial sangat rentan termakan oleh berita hoax. Berita hoax tentunya sangat menganggu pengguna internet. Berita politik maupun sara dapat mempengaruhi opini publik, dan menggangu kerukunan masayrakat.

Berita hoax memiliki dampak yang sangat berbahaya. Hoax tidak dapat ditangani tanpa edukasi dari masyrakat. Perlunya kita sebagai pengguna internet harus mulai mengedukasi diri. Hoax hanya dapat diatasi tergantung dengan cara kita bersikap.

Fenomenologi sebagai suatu cara bersikap menghadapi hoax

Dalam menghadapi hoax, kita perlu cara bersikap. Hoax sangat berbahaya jika kita menjadi sumbu pendek dalam menyikap hoax. Dengan mudah, kita akan termakan oleh hoax. Akibatnya, kita akan dengan mudah menjustifikasi sesuatu hal dengan suatu yang Binary opposition (hitam - putih atau benar - salah).

Edmund Husserl sebenarnya sudah menduga cara pandang yang sedemikian rupa. Ia menyebutnya sebagai intensionalitas. Bagi Husserl, kesadaran kita selalu terarah kepada kesadaran - akan - sesuatu (Nugroho 2013). Husserl mengandaikan bahwa ketika, kita melihat suatu fenomena akan selalu ada suatu konsepsi atas itu.

Misalnya ketika, kita menerima berita hoax tentang SARA yang menyudutkan keburukan etnis tertentu. Kita pasti cenderung memiliki prasangka buruk, jika bertemu dengan salah seorang etnis tersebut dijalan. Dalam kadar terburuk kita bisa saja melakukan tindakan persekusi. Husserl dalam fenomenologinya menawarkan suatu cara sikap dalam melihat fenomena.

Husserl menawarkan suatu cara bersikap yang disebutnya Epoche. Artinya adalah menempatkan sesuatu didalam kurung. Metode tersebut bekerja dalam menangkal intensionalitas kesadaran kita. Kita harus menahan segala asumsi dasar, konsepsi, dan lain - lain dalam melihat suatu fenomena.

Jika kita menerima informasi atau berita hoax kita tidak boleh melakukan suatu justifikasi. Jangan juga turut menyebarkan informasi hoax secara sembarang. Kita seharusnya melakukan suatu Epoche terhadap informasi tersebut. Kita perlu memberi kurung terhadap informasi tersebut. sembari memberi kurung, kita harus menguji kebenaran tersebut.

Menguji kebenaran berita tersebut dapat dengan membandingkan informasi lain melalui internet, menanyakan kepada orang yang dianggap tahu, mencarinya melalui media massa, ataupun media sosial. Verifikasi data sangatlah penting. Kita tidak bisa dengan serampangan dalam menyikapi berita hoax.

Pengguna internet khususnya milenial harus lebih berhati - hati dalam menerima segala informasi di Internet. Berita hoax tidak dapat dilawan melalui orang lain, namun diri sendiri. pentingnya edukasi dan meng-epoche-kan informasi yang didapat menjadi kunci. Jika kita serampangan dalam menyikapi berita hoax dapat berdampak berbahaya terhadap diri kita ataupun orang lain.

Daftar Pustaka

Adam, Aulia. 2017. “Selamat Tinggal Generasi Milenial, Selamat Datang Generasi Z.” Tirto.Id. 2017. https://tirto.id/selamat-tinggal-generasi-milenial-selamat-datang-generasi-z-cnzX.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). 2018. “Usia Produktif Mendominasi Pengguna Internet.” Kata Data. 2018. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/23/usia-produktif-mendominasi-pengguna-internet.

Masyarakat Telematika Indonesia. 2017. “Infografis Hasil Survey MASTEL Tentang Wabah HOAX Nasional.” Mastel. 2017. https://mastel.id/infografis-hasil-survey-mastel-tentang-wabah-hoax-nasional/.

Nugroho, Ito Prajna. 2013. Fenomenologi Politik Membongkar Politik Menyelami Manusia. Purwerjo: Sanggar Pembasisan Pancasila.