“Kalau terjadi resesi, artinya harga harga bakal naik, orang orang bakal mikir seribu kali buat belanjain uangnya kecuali untuk kepentingan yang darurat!. kenapa demikian.? Resesi artinya perekonomian macet alias mandek, perputaran ekonomi melambat akibatnya pabrik pabrik bakal bangkrut karena permintaan yang berkurang. Perusahaan sepi, karyawan disuruh pergi alias PHK. Persediaan barang yang menipis membuat harga harga melonjak tinggi.” Apakah resesi se-menakutkan ini?

Kita mungkin sering mendengar isu isu resesi baik lewat media tv ataupun media sosial lainnya. Resesi sering dinarasikan sebagai suatu peristiwa ekonomi yang menakutkan bagi sebagian orang. Bencana resesi ini dianggap bisa membuat seseorang menjadi bangkrut dan miskin. Beberapa media juga menarasikan kalo resesi itu tidak perlu ditakutkan. Sejatinya resesi itu tidak berpengaruh signifikan terhadap kehidupan ekonomi. Beberapa informasi tersebut kadang membuat kita bingung, kita sering mendengarnya tapi masih banyak dari kita yang masih bingung dan belum tau apa itu resesi. 

Apa Itu Resesi ?

Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa ketidakpastian ekonomi global membuat ancaman resesi sangat mungkin terjadi. Peluang resesi sangat mungkin karena gejolak dunia saat ini, seperti perang Russia – Ukraina. Mentri keuangan RI juga menyampaikan bahwa kenaikan suku bunga global membawa kita semakin dekat ke jurang resesi. Akibatnya banyak media melontarkan narasi yang malah bikin semua orang panik.  

Jadi, sederhananya resesi bisa diartikan sebagai suatu kemerosotan. Dalam konteks ekonomi resesi diartikan sebagai masa masa sulit bagi perekonomian suatu negara. Penyebabnya adalah karena ekonomi yang terus melambat sehingga barang barang semakin langka. 

Resesi biasanya mengakibatkan kesulitan keuangan bagi individu dan bisnis. Permintaan barang yang menurun membuat perusahaan mengurangi skala produksi, biasanya ditandai dengan adanya PHK besar besaran. Akibatnya pengangguran meningkat dan berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat. 

Selain itu, resesi juga disebabkan oleh meningkatnya suku bunga. Suku bunga yang tinggi membuat biaya pinjaman semakin ikut naik, ini membuat masyarakat sulit melakukan pinjaman dan berdampak terhadap menurunnya daya beli masyarakat. 

Hal ini membuat situasi perekonomian semakin sulit. Apabila terjadi selama lebih dari 6 bulan berturut turut, biasanya pemerintah mengakali ini dengan berbagai macam paket bantuan, ini terjadi agar daya beli masyarakat tetap terjaga.

Seberapa Mengerikan Resesi Itu?

Hari ini tanpa kita sadari, mungkin saja kita sedang di masa masa resesi. Dalam resesi, pertumbuhan ekonomi melambat oleh karena bisnis dan industri mengalami penurunan. Akibatnya adalah pengangguran semakin meningkat serta orang sulit dapat kerja. Pengangguran dimana mana, cari kerja sulit mau makan tak ada duit, begitulah situasinya.

Secara umum pengangguran yang tinggi menjadi salah satu tanda dari resesi. Logikanya, bagaimana daya beli akan naik jika pengangguran masih tinggi?. Ada puluhan kampus yang memproduksi jutaan pencari kerja baru setiap tahunnya. Jika terjadi PHK massal maka bertambahlah pengangguran itu. Resesi dan pengangguran memiliki keterkaitan yang sangat erat, pengangguran yang tinggi membuat masyarakat tidak bisa membeli apa apa karena tidak memiliki uang. 

Masyarakat yang tak punya uang dan tak bisa beli apa apa membuat tingkat penjualan menurun. Menurunnya daya beli merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kenaikan harga. Logikanya, saat daya beli turun, permintaan akan barang dan jasa juga menurun dan perusahaan tetap menaikkan harga untuk menjaga profitabilitasnya. 

Namun, kenaikan harga ini akan memperburuk situasi daya beli yang sudah rendah dan mungkin akan memicu inflasi. Harga harga barang yang meningkat disebut dengan inflasi dan salah satu tanda resesi adalah terjadinya inflasi. 

Secara umum resesi dapat menimbulkan pengaruh negative dan bisa menjadi situasi yang mengerikan bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang kehilangan pekerjaan atau memiliki bisnis yang terkena dampak buruk. Namun, dampak resesi tidak selalu negative bagi semua orang, resesi dapat memiliki beberapa manfaat dalam jangka panjang, seperti misalnya peningkatan inovasi dan efisiensi bisnis, meningkatnya kreativitas dan inovasi.  Saat resesi perusahaan akan bekerja lebih efisien dan inovatif agar bisnisnya tetap eksis . Begitu juga orang orang yang bekerja, mereka akan lebih gigih dalam mengembangkan diri agar tidak ikut di PHK perusahaannya. 

Mitos Dan Fakta Seputar Isu Resesi 2023

Resesi 2023 menjadi isu ekonomi yang paling banyak diperbincangkan saat ini. Ada banyak sekali mitos dan fakta yang beredar di masyarakat mengenai resesi 2023. Resesi selalu menjadi momok yang menakutkan bagi banyak orang. Namun, tahukah kita apa yang sebenarnya terjadi selama masa resesi dan apa yang hanya mitos saja?

Pertama, banyak yang mengatakan kalo resesi adalah penyebab utama pengangguran. Namun, faktanya meskipun resesi bisa memperparah dan menambah pengangguran, tetapi yang menjadi penyebab sebenarnya adalah karena faktor perubahan teknologi. 

Peran manusia banyak digantikan oleh kecerdasan teknologi, akibatnya pengangguran semakin meningkat. Dengan demikian, meningkatnya pengangguran bukan disebabkan oleh resesi semata. 

Kedua, banyak yang menganggap kalo resesi hanya terjadi di negara dunia ketiga atau negara berkembang saja. Namun, faktanya resesi juga terjadi di negara maju, resesi dapat terjadi di seluruh dunia. Namun, yang paling terdampak biasanya adalah negara berkembang, terutama jika mereka sangat bergantung pada negara maju untuk memenuhi kebutuhan ekspor mereka.

Ketiga, resesi hanya berdampak negative terhadap negara atau masyarakat. Sebenarnya resesi memang memiliki dampak negative, seperti peningkatan pengangguran dan penurunan daya beli masyarakat. 

Namun, resesi juga memiliki dampak positif seperti terhadap ketahanan bisnis dan industri yang semakin baik. Resesi juga bisa melahirkan inovasi baru yang membuat bisnis tersebut semakin baik dan Tangguh.