Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semua murid-murid bergembira dan berbondong bondong meninggalkan kelas mereka, begitu juga aku dan teman-temanku. 

“Sebelum pulang, ke kantin dulu yuk” ajak Eri

“Yuk!!” jawabku dan Anna bersamaan, lalu kami tertawa bersama.


Sampainya di kantin, 3 murid SD ini bingung ingin membeli jajanan apa yang berada di kantin tersebut.

“Aku mau beli sosis!!” Eri sudah memantapkan pilihannya itu.

“Aku mau beli es teh aja deh, aku haus” ucap Anna setelah menelan ludahnya karna menahan haus.

“Umm, aku beli apa yaa. Aku mau beli baso deh, eh jangan. Batagor aja!! tapi aku udah makan batagor pas jam istirihat tadi. Ahh, aku beli apa dong”. 

Ya, aku orangnya sangat plin plan. Aku sering diomeli oleh kedua sahabatku karna aku sangat lama memutuskan sebuah keputusan.

“IIHH CHA-CHA!!! MULAI DEHH” tampaknya Eri sudah kesal karna sifatku ini.

“Mending kamu beli siomay aja. Kan siomay ga terlalu bikin kenyang, cocok buat kamu yang lagi pengen makan ringan-ringan” Anna memberi saran, dan akhirnya aku membeli siomay. 

Aku sering meminta saran dari Anna karna Anna paling mengerti soal sifatku ini.


Kami memakan jajanan kami di taman tempat biasa kami menunggu orang tua kami menjemput, entah mengapa kami sangat lama tidak dijemput.

“Kok mama belum jemput aku ya?” tanya Eri ditengah kesunyian diantara kami bertiga

“Sama nih, ayah aku belum dateng juga. Aku bosen banget nunggu disini” Ternyata Anna sudah mulai bosan, tetapi berbeda denganku. Aku asik sendiri membaca buku yang kupinjam di perpustakaan tadi.


“Oh itu mama!! Yeay” Eri tersenyum lebar sembari menepuk tepuk badan Anna

“iya iya aku tau, berhenti memukuliku..” tanpa disadari, tepukan Eri berubah menjadi pukulan kepada Anna.

“Maaf ya, mama telat menjemput” ucap mama Eri

“Gapapa, ma. Ada Anna dan Cha-cha kok, jadi aku tidak sendirian” ucap Eri lalu merangkul aku dan Anna.

Kami tidak berbincang lama dengan mama Eri karena mereka harus cepat pulang, sebab nenek Eri sedang berkunjung ke rumah mereka. 

Tak lama setelah Eri pergi, ayah Anna pun datang, lalu menjemput Anna. Ayah Anna menawari tumpangan kepadaku, tapi aku menolaknya, aku memilih untuk menunggu bunda di taman itu. Setelah mendengar penolakanku, ayah Anna tidak memaksa, tapi memberi nasehat untuk tidak berkeliaran kemana mana agar bunda bisa langsung menemukanku. Aku pun mengiyakan nasehat ayah Anna.


“Ahh, ceritanya udah selesai aja. Sekarang lanjut ke seri selanjutnya! sepertinya aku tidak mengambil seri nya..” Kupikir aku sudah mengambil semua seri buku yang ingin kubaca, ternyata aku tidak mengambil semuanya. 

Karna sudah tidak ada buku yang ingin kubaca, aku mulai bosan.

“Bosen. Ngapain ya...” aku melihat sekelilingku, berusaha mencari sesuatu yang bisa aku lakukan.

“Hm, gimana kalau aku pergi ke perpustakaan untuk membaca buku?...” Tiba tiba munculah ide itu di kepalaku. Sepertinya itu ide bagus, tetapi aku ingat nasehat ayah Anna. Jika aku pergi ke perpustakaan, nanti bunda akan kesusahan untuk mencariku. Tapi disisi lain, aku bosan menunggu bunda di taman. Aku bingung harus memilih pergi ke perpustakaan atau tetap menunggu di taman. Aku benar benar membutuhkan Anna saat ini, aku tidak bisa memilih pilihan itu. 

“Aku di perpustakaan aja deh. Di perpustakaan, aku bisa membaca banyak buku, mengerjakan tugas, bahkan aku bisa tidur sebentar selagi menunggu Bunda” Aku mulai merapihkan barang bawaanku, lalu pergi ke perpustakaan.


Setelah sampai di perpustakaan, aku mengambil beberapa buku yang ingin kubaca. 

“Wah, banyak juga buku yang kuambil, ya sudahlah. Saatnya membaca” Aku mulai membaca buku.


Saking asiknya membaca, aku tak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Aku terkejut dan langsung menaruh kembali buku buku itu ke tempat semulanya. Lalu aku bergegas pergi keluar perpustakaan.


“Pasti bunda nyariin aku” aku sedikit takut melewati lorong perpustakaan, lorong itu sudah mulai gelap karna cahaya matahari mulai menghilang.

“aku takut...” ucapku dengan penuh ketakutan, aku sangat takut ada sesuatu yang seram keluar untuk mengagetiku. 

“Oh! aku jalan aja sambil tutup mata, jadi aku ga akan liat hantu!!” aku pun berlari sekencang kencangnya sembari menutup mata. Karna tak melihat apapun, aku menabrak sesuatu. Aku tak berani membuka mataku, aku takut sesuatu yang seram akan muncul didepanku ketika aku membuka mata. 


“Cha-cha!! astaga sayang” ucap seorang wanita yang suaranya sangat kukenali, bunda.

“BUNDAAA” aku pun memeluk bunda dengan erat, lalu menangis kencang.

“Astaga, kamu darimana aja??” tanya bunda

“Aku dari perpustakaan, aku membaca buku. Sangking asiknya membaca buku, aku tak sadar hari sudah mulai sore” jelasku

“Ya ampun, maafin bunda ya. Bunda pikir, kamu sudah dijemput oleh Ayah. Jadi bunda lanjut kerja” Ternyata bunda tak sadar jika hari ini Ayah lembur. Jadi bunda dan ayah tidak menjemputku karna berpikir salah satu dari mereka sudah menjemputku. Mereka kurang berkomunikasi, tak heran hal ini akan terjadi.

“Iya, gapapa bunda” aku mengerti kondisi bunda.

“Yuk pulang, bunda beliin es krim deh!” 

“Yeay, makasi bunda”

“Sama sama”.

Kami pun pulang dengan membawa es krim kesukaanku.


Tamat.