Menulis bagi saya suatu bentuk ekspresi atau representasi dari alam pikir yang begitu beragam dan luar biasa. Saya menuangnya melalui kata demi kata, membariskan kalimat dan sehingga membentuk beberapa paragraf yang menyampaikan pesan.

Menulis melatih saya untuk lebih banyak mendengar, melihat sekeliling, membaca, berbagi, bahkan menuang hal-hal yang begitu kontradiktif dari alam berpikir dan pengingat. Menulis pun terapi bagi pikiran yang begitu beragam dan kaya.

Merawat ketelatenan dalam banyak hal sangat dipengaruhi oleh kegiatan menulis. Semakin sering menulis, makan akan semakin rapi menyampaikan pesan. Begitu juga dengan kegiatan lain. Menari dengan kata-kata yang gemulai, membenturkan tiap kata demi kalimat.

Energi

Menulis merupakan sumber energy baru atas apa yang telah kita ungkapkan kata demi kata. Mampu mengubah bentuk semula dengan bentuk-bentuk, rasa, dan ekspresi yang baru. Karena mampu mengubah posisi awal ke posisi yang lain. Menulis mampu memberikan bahan bakar baru untuk siapa saja yang menulis baik bagi yang membaca tulisan tersebut. Karena, kaya akan pemahaman dan informasi.

Keberanian (Merah)

Menulis melambangkan sebuah keberanian yang diidentikkan dengan warna merah. Sebagai suatu lambang semangat yang besar dan cerah. Menulis bagi saya sebuah alam pikir yang luas, seperti halnya lautan biru yang membentang luas dan tanpa batasan imajinasi. Menulis mampu membakar semangat baru diri sendiri dan semangat baru bagi orang lain yang membacanya.

Panas (Api)

Menulis bagi saya energy yang panas, mampu mempengaruhi suhu yang berada di sekelilingnya. Menulis juga merupakan api kecil baru yang bisa saja menjadi besar dan menghanguskan siapa dan apa saja yang berada di sekelilingnya. Sehingga menulis bagi saya suatu ekspresi merawat peradaban saat ini dan nanti.

Karena saat ini, keinginan kita untuk berekspresi secara positif sangatlah kecil. Kita cenderung ingin populer dengan cara-cara yang bersifat individualis daripada membagikan ekspresi yang bermanfaat bagi banyak orang.

Kemajuan teknologi saat ini malah banyak kita gunakan untuk kegiatan yang konsumeris dan bersifat ego. Media sosial justru membentuk peradaban dan pola pikir yang demikian. Padahal salah satu keinginan membaca bagi anak muda justru semakin menurun. Malah alam pikir kita banyak dibentuk oleh influenser yang dengan latarbelakang dari individu yang fasih ber-akting atau bersandiwara.

Justru pembaca dan pendengar yang baik akan melahirkan energy baru yang dituangkannya ke dalam bentuk tulisan, membakar sekelilingnya sebagai simbol keberanian bereskpresi dan mampu mengubah bentuk-bentuk baru, sehingga menjadi estafet bagi peradaban diri dan sekelilingnya.

Menulis ialah kegiatan yang semakin banyak ditinggalkan dan sepi akan peminat. Bahkan dianggap kuno dan membosankan. Tetapi bagi saya itu ialah pembelaan bagi mereka yang habis waktunya dengan ruang-ruang baru di sosial media. Kita lebih percaya diri membagikan berbagai konten sampah daripada hasil dari alam pikir kita yang begitu beragam itu.

Justru banyak dari kita menggunakan quote sastrawan untuk memperkaya- memperkaya pengakuan, daripada intropeksi diri. Bahkan di perkembangan bidang pendidikan yang sangat mudah diakses ini, justru kita sangat sepi pemahaman dan rasa untuk mengakses pengetahuan baru sangatlah kecil. Seperti halnya nafsu membaca yang kian rendah.

Kita disuguhi setiap harinya beragam informasi, baik yang bersifat provokatif, manipulasi, dan berbagai bentuk lain yang justru kita sangat sulit membedakannya, bahkan kita mampu digiring hanya melalui judulnya saja. Karena kita dengan nafsu baca yang rendah sangat mudah untuk dipropaganda.

Saya memulai sebuah tulisan sejak 2017, pada saat masih di bangku perkuliahan. Memulai hal ini saya menambah waktu untuk membaca dari waktu yang biasanya, beragam bacaan mulai dari tulisan, jurnal, maupun buku.

Menulis bagi saya sebuah perawatan yang sangat mudah dan efektif. Melalui tulisan yang saya sampaikan di beberapa media mainstream, maupun media online, serta dalam bentuk esai yang pernah saya perlombakan. Justru menulis itu kita semakin digiring untuk lebih menghargai setiap karya orang lain. Apapun itu.

Selain menambah perbendaharaan kata, menulis juga membantu kita untuk lebih fokus terhadap berbagai kegiatan yang sedang kita lakukan. Karena ketika kita menulis sesuatu bahan, maka diuji tingkat kefokusan terhadap apa yang sedang dibahas dalam tulisan itu. Emosional kita pun diuji sedemikian sering.

Semakin sering menulis, maka semakin banyak hal yang sedang kita rawat. Merawat ingat, fokus, perbendaharaan kata, nafsu membaca, disiplin, menjaga keberlanjutan, bahkan sebagainya merawat fisik dan pikiran kita masing-masing. Ketika tidak produktif menulis, sering beban pikiran menumpuk dan berantakan tanpa ada arah.

Maka dari itu, menulis ialah ekspresi dari alam pikir yang begitu beragam dan sangat kaya akan perawatan. Tak harus tulisan yang baik, karna sesungguhnya ada pengetahuan baru setiap delapan (8) jam sekali, tak butuh data segudang, apapun bahannya dan topiknya tak perlu takut, karna sesungguhnya tak ada standart tulisan yang utuh, tetaplah menulis. Urusan menata ialah tugas editor. Intinya tulis sajalah.