Tasawuf, atau sering disebut sebagai sufisme, merupakan cabang dalam agama Islam yang menekankan pada pengalaman spiritual dan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Dalam praktiknya, tasawuf menuntut kedisiplinan dan ketekunan dalam beribadah serta menekankan pada pengembangan karakter yang lebih baik. Ajaran tasawuf sudah ada sejak masa awal Islam dan memiliki banyak tokoh ulama yang terkenal, seperti Imam al-Ghazali, Jalaluddin Rumi, dan Ibnu Arabi.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ajaran tasawuf di Indonesia mulai terancam keberadaannya. Salah satu penyebabnya adalah maraknya Islamisme radikal yang menganggap tasawuf sebagai ajaran sesat dan tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya.
Selain itu, banyak pula praktisi tasawuf yang kurang memahami ajaran tasawuf dengan benar, sehingga memperparah situasi tersebut. Sebagai umat Islam, kita harus berusaha menjaga keaslian ajaran tasawuf agar tetap relevan dan bermanfaat bagi masyarakat.
Pertama-tama, kita harus memahami bahwa tasawuf adalah bagian integral dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Dalam Al-Quran, terdapat banyak ayat yang menekankan pada pentingnya hubungan spiritual antara manusia dengan Tuhan, seperti Surah Al-Fatihah ayat 5-6 yang berbunyi "hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan". Hal ini menunjukkan bahwa hubungan spiritual antara manusia dengan Tuhan merupakan bagian penting dari ajaran Islam.
Selain itu, banyak juga hadis yang menekankan pada pentingnya tasawuf dalam praktik keagamaan, seperti hadis yang menyatakan "Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya". Hadis ini menunjukkan bahwa pengenalan terhadap diri sendiri dan hubungan spiritual dengan Tuhan merupakan bagian penting dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Namun, maraknya Islamisme radikal membuat beberapa kelompok menganggap tasawuf sebagai ajaran sesat yang bertentangan dengan ajaran Islam. Mereka beranggapan bahwa tasawuf lebih fokus pada pengalaman spiritual daripada hukum-hukum Islam yang telah ditetapkan. Padahal, tasawuf sebenarnya tidak bertentangan dengan hukum-hukum Islam dan justru membantu kita memahami ajaran Islam secara lebih mendalam.
Kita juga harus memahami bahwa praktik tasawuf yang tidak benar juga dapat membahayakan keberadaan ajaran tersebut. Banyak praktisi tasawuf yang terlalu fokus pada praktik-praktik ritual dan mengabaikan ajaran dasar tasawuf. Hal ini dapat memperburuk persepsi masyarakat terhadap ajaran tasawuf dan mengakibatkan pengaruhnya semakin terpinggirkan dalam masyarakat.
Sebagai umat Islam, kita harus berusaha untuk menjaga keaslian ajaran tasawuf dengan cara mempelajari ajarannya dengan benar dan mengamalkannya dengan penuh keikhlasan. Kita juga harus menyadari bahwa menjaga keaslian ajaran tasawuf bukanlah pekerjaan yang mudah.
Kita harus berjuang melawan pengaruh-pengaruh yang dapat merusak ajaran tersebut, baik dari dalam maupun dari luar. Oleh karena itu, diperlukan usaha yang terus-menerus untuk menjaga keaslian ajaran tasawuf agar tetap relevan dan bermanfaat bagi masyarakat.
Salah satu cara untuk menjaga keaslian ajaran tasawuf adalah dengan mengembangkan pengetahuan kita tentang ajaran tersebut. Kita harus membaca kitab-kitab klasik tasawuf dan menggali ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Selain itu, kita juga dapat mengikuti pengajian tasawuf yang diadakan oleh para ulama atau bergabung dengan kelompok-kelompok tasawuf yang konsisten dalam praktiknya.
Selain itu, kita juga harus berusaha untuk mempraktikkan ajaran tasawuf dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh keikhlasan. Kita harus menghindari praktik-praktik tasawuf yang tidak benar dan berusaha untuk memahami ajaran tasawuf dengan benar. Hal ini dapat membantu kita untuk menjaga keaslian ajaran tasawuf dan memperkuat pengaruhnya dalam masyarakat.
Selain itu, kita juga harus berusaha untuk menyebarluaskan ajaran tasawuf dengan cara yang baik dan benar. Kita dapat memperkenalkan ajaran tasawuf kepada masyarakat melalui pengajian-pengajian atau diskusi-diskusi yang diadakan di masyarakat. Dengan cara ini, kita dapat membantu masyarakat untuk memahami ajaran tasawuf dengan benar dan memperkuat pengaruhnya dalam masyarakat.
Terakhir, kita juga harus berusaha untuk mengatasi pengaruh-pengaruh yang dapat merusak ajaran tasawuf. Kita harus membentengi diri kita dari pengaruh-pengaruh negatif dan memperkuat pengaruh-pengaruh positif dalam diri kita. Hal ini dapat membantu kita untuk menjaga keaslian ajaran tasawuf dan memperkuat pengaruhnya dalam masyarakat.
Dalam kesimpulan, menjaga keaslian ajaran tasawuf bukanlah pekerjaan yang mudah. Kita harus berusaha untuk memahami ajaran tasawuf dengan benar dan mengamalkannya dengan penuh keikhlasan. Selain itu, kita juga harus berusaha untuk menyebarluaskan ajaran tasawuf dengan cara yang baik dan benar.
Dengan cara ini, kita dapat membantu masyarakat untuk memahami ajaran tasawuf dengan benar dan memperkuat pengaruhnya dalam masyarakat. Terakhir, kita juga harus berusaha untuk mengatasi pengaruh-pengaruh yang dapat merusak ajaran tasawuf dan memperkuat pengaruh-pengaruh positif dalam diri kita. Dengan usaha yang terus-menerus, kita dapat menjaga keaslian ajaran tasawuf dan memperkuat pengaruhnya dalam masyarakat.
Dalam era yang semakin kompleks ini, menjaga keaslian ajaran tasawuf menjadi semakin penting. Dalam situasi yang penuh dengan kebisingan dan kekacauan, ajaran tasawuf dapat membantu kita untuk menemukan kedamaian dalam diri dan menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia.
Oleh karena itu, sebagai umat Muslim yang mencintai ajaran tasawuf, kita harus berusaha untuk menjaga keaslian ajaran tersebut dan memperkuat pengaruhnya dalam masyarakat. Dengan cara ini, kita dapat memberikan manfaat yang besar bagi diri kita sendiri dan juga bagi masyarakat di sekitar kita.