Dalam dunia pemasaran, banyak salesman yang memutuskan berhenti atau tertinggal dalam perlombaan menjual. Yang menjadi soal, kadang masalah itu bukan terjadi karena hal-hal di luar salesman itu sendiri, seperti teknologi, manajemen, atau gaji.
Meskipun mereka sering dijadikan kambing hitam, namun sebab utamanya sering kali justru dari dalam diri salesman itu sendiri. Karenanya, sales perlu memiliki kunci yang pas untuk membuka pintu kesuksesan.
Begitulah kira-kira yang ingin disampaikan penulis lewat buku ini. Penulis menyakini bahwa kunci sukses itu terletak pada masing-masing tenaga penjual sendiri, tidak di tempat yang lain. Meskipun, masing-masing pihak memiliki keyakinan yang berbeda-beda mengenai bentuk spesifik ‘kunci sukses’ itu.
Secara umum, Dale Carnegie mengungkapkan salesman yang baik memiliki tiga unsur pokok: jasmani yang sehat, perasaan halus, dan energi tinggi. Kecemasan akan ketiga hal tersebut dapat menjadi penghambat utama mereka dalam menjual produk atau jasa.
Seorang yang merasa cemas dan frustrasi hanya akan memilih calon pembeli yang dapat meredam emosi negatif itu, meskipun setiap calon pembeli memiliki potensi yang sama.
Apa yang harus dilakukan penjual agar menemukan kunci suksesnya? Karena sumber masalahnya ada pada diri, maka seorang salesman harus bersedia meneliti dirinya. Dalam kenyataannya, banyak salesman yang memiliki hambatan untuk melakukan introspeksi tersebut, karena tekanan atau rasa takut yang mencekamnya.
Terkait itu, salesman yang ingin berhasil harus menerima dirinya apa adanya. Dengan demikian, ia tidak diliputi oleh kecemasan dan frustrasi. Situasi psikologis demikian dapat membimbing mereka untuk menyenangi calon pembeli dengan persepsi dan pengabdian serupa.
Seorang salesman perlu menanamkan sikap yang konstruktif terhadap kegiatan penjualannya. Mereka harus berpikir bahwa dirinya yang berkuasa.
Selain itu, pekerjaannya sebagai salesman memiliki peran dan makna penting bagi masyarakat. Profesi salesman juga turut menciptakan dan memenuhi kebutuhan manusia, menambah lapangan kerja, kemakmuran, dan kesejahteraan sosial.
Lebih dari itu, mereka perlu mematrikan dalam diri bahwa salesman juga profesi yang dibutuhkan masyarakat. Salesman bisa menyelamatkan masyarakat dari kondisi ekonomi yang macet. Keahlian salesman bisa menimbulkan rasa aman, kenikmatan, memberikan pelayanan, juga keuntungan bagi perusahaan maupun pemakai produk.
Seorang salesman adalah juga agen yang dapat membuka banyak peluang. Gagasan-gagasan besar tidak akan menjadi apa-apa kecuali ada seorang salesman yang mampu menjualnya. Perubahan-perubahan besar di dunia selalu ada campur tangan salesman di dalamnya.
Meski pemahaman tentang diri penting, seorang salesman mestinya juga adalah orang yang sensitif terhadap kebutuhan dan keinginan orang lain. Meskipun untuk sampai pada tujuan itu, mereka juga tidak bisa semata mengenali orang lain, atau produk yang dijual, tapi juga harus memulainya dengan mengenali diri sendiri.
Mengapa? Karena sering kali tanpa disadari orang cenderung memindahkan rasa takut, cemas, dan sifat negatif lainnya yang mereka alami, yang disebabkan oleh rasa tidak senang dengan diri sendiri.
Karenanya, untuk membongkar tembok penghalang yang menjadikan seseorang sukses menjual, orang harus mengenali dirinya. Sehingga, ketika berhadapan dengan calon pembeli, salesman dapat menciptakan iklim yang positif. Untuk menghilangkan rasa cemas, orang tidak boleh menjadi apa pun kecuali dirinya sendiri. Tidak boleh berpura-pura.
Dengan sikap demikian, mereka akan dapat sikap positif dalam situasi apa pun. Misalnya, ketika ditolak pelanggan, kejadian itu akan ditempatkan sebagai salah satu fase dalam tangga perkembangan dirinya. Sehingga, ia tidak akan merasa kecewa atau putus asa, yang dapat memengaruhi aktivitas dia selanjutnya.
Memiliki sikap mental positif adalah keharusan. Dalam hal ini, seoang salesman harus percaya pada diri dan perusahaan, juga yakin dan selalu dipenuhi harapan bahwa dia akan berhasil.
Selain itu, seorang sales harus berusaha untuk mengenali dan menyukai, serta ingin menciptakan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Yang tak kalah penting juga adalah sikap antusias dalam bekerja dan merencanakan pekerjaan dengan baik. Ketika mendapatkan kesulitan harus dianggap sebagai gerbang menuju kesempatan.
Dalam berhubungan dengan orang lain, seorang salesman juga harus bisa menghindarkan diri dari aneka macam prasangka. Salesman sebaiknya lebih mengenal orang lain sebagai pribadi daripada kelompok yang berbentuk tetap.
Dalam melihat orang lain, salesman penting untuk mengasumsikan bahwa setiap orang lebih cinta dan tertarik pada dirinya sendiri, merasa dirinya penting, juga rindu terhadap persetujuan orang lain.
Bagaimana seorang salesman dapat bersikap tulus terhadap calon pembeli akan sangat menentukan kesuksesan dia dalam menjual. Tugas sales adalah menerima mereka dengan apa adanya.
Salesman juga dapat menilai seorang calon pembeli lewat cara-cara mereka mengungkapkan dirinya. Karenanya, pada awal pertemuan dengan calon pembeli, sebaiknya salesman memberi kesempatan mereka untuk menunjukan diri tanpa interupsi. Hanya ketika mereka meminta pertimbanan, salesman dapat memulai terlibat dalam dunianya.
Selain itu, keputusan pembeli sangat dipengaruhi emosinya. Karenanya, dalam berkomunikasi, seorang salsesman perlu mengutamakan topik yang merangsang emosi, akan dianggap penting, dan memberi kesempatan calon pembeli untuk berkomentar. Selain itu, gunakan imajinasi calon pelanggan untuk mengetahui mengapa alasan mereka menolak membeli.
Hal lain yang penting bagi seorang calon adalah kemampuan memengaruhi. Seorang sales tidak boleh memaksa. Dalam hal ini, perlu dipahami bahwa manusia adalah makhluk kebiasaan yang cenderung meolak perubahan, sebelum ia melihat keuntungan yang tampak jelas atau lebih baik baginya. Orang juga cenderung untuk memikirkan buah pikirannya sendiri, lebih suka mendengarkan hal yang ingin mereka dengar.
Masing-masing pembeli umumnya juga memiliki tipe kepribadian yang khas. Ada yang memiliki tipikal lamban, pemuja, antusias, pendiam, metodis, hati-hati, keras kepala, comel, pembantah, atau pencuriga. Masing-masing mereka harus dihadapi dengan cara yang berbeda-beda untuk merebut hatinya.
Yang tidak bisa dilupakan seorang salesman adalah memahami motivasinya bekerja sebagai salesman. Karena motivasi merupakan sumber kekuatan yang menggerakkan seseorang untuk berperilaku.
Orang yang motivasinya kuat, mereka akan menggunakan tenaga sekuat mungkin untuk mencapai tujuan. Karenanya, sebaiknya, seorang salesman memiliki motivasi internal yang kuat untuk menjual. Supaya, dia tetap semangat dan tidak mudah putus asa.
Buku ini memang sudah lawas. Tetapi, gagasan-gagasannya tidak ikut usang. Mereka masih relevan dan dapat dijadikan bahan renungan juga rujukan bagi kita yang menekuni dunia marketing. Karenanya, bagi khalayak yang ingin mengembangkan diri di dunia marketing, buku ini layak untuk dibaca.
Riwayat Buku
- Judul: Kunci Sukses Meraih Penghasilan Tinggi
- Penulis: Dale Carnegie
- Penerbit: Delapratasa
- Cetakan: 1994
- Tebal: x+132 halaman