Sudah bertahun-tahun semenjak berjalannya sistem birokrasi pada berbagai perusahaan. Secara tidak langsung keadaan tersebut telah membentuk suatu pola yang menjadi suatu patokan utama dari sebagaimana perusahaan yang seharusnya berdiri. Di mana penanaman sikap profesional untuk tidak mengikutsertakan perasaan pribadi sangat ditekankan dengan jelas. (Raharja, 11 April 2022).
Hilangnya emosi kemanusiaan yang terjadi dapat menyebabkan beberapa masalah yang tak kasatmata seperti : tertekannya mental karyawan. Namun karena banyak orang kurang menganggap serius kasus yang disebabkan dari penyakit kejiwaan seseorang, berita yang termuat pun tentu tidak sebanyak masalah kejahatan atau isu sosial lain.
Akan tetapi, apabila kondisi ini terus terjadi tanpa adanya penanganan sesegera mungkin, maka para tenaga kerja bisa saja mengalami depresi, gangguan bipolar, gangguan kecemasan, dan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) atau juga dapat dikenal dengan gangguan stres pasca trauma (Hakim, 8 November 2022).
Serupa dengan satu kejadian nyata yang dialami oleh seorang perempuan muda asal Manado belakangan ini. Diakibatkan oleh tenaganya yang terkuras habis karena jam kerja yang tidak memiliki jam istirahat, perempuan ini pun menjadi kelelahan dan berakhir dengan melarikan diri dari tempatnya bekerja (Nunukan, 30 Oktober 2022). Keadaan ini menunjukkan bahwa sebenarnya banyak karyawan di luar sana yang keadaan jiwanya kurang diperhatikan.
Meskipun dalam beberapa kasus tidak separah sampai pegawainya sampai memutuskan langsung kabur dari perusahaan, namun bukan berarti bagian menyedihkan berhenti sampai di sini saja.
Ada beberapa tragedi yang diberitakan bahwa ditemukannya seorang pegawai meregang nyawa, yang mana penyebab utamanya adalah karena masalah pekerjaan. Salah satunya datang dari seorang laki-laki berkepala tiga yang ditemukan tewas di parkiran apartemennya.
Polisi menyimpulkan dari hasil penyelidikan bahwa laki-laki tersebut mengidap penyakit mental berupa depresi. Akan tetapi, korban tidak memberikan penanganan ataupun perawatan psikis untuk mengobati kesehatan jiwanya. Ditambah dengan lingkungan kerja yang kurang nyaman, pada akhirnya ia pun memutuskan untuk mengajukan pengunduran untuk meninggalkan perusahaan yang dilakukannya beberapa kali sebelum akhirnya laki-laki berinisial EZW itu mengakhiri hidupnya sendiri (Purnamasari, 26 Maret 2022).
Agar citra perusahaan juga tidak hancur akibat sejumlah karyawan yang memilih mengundurkan diri daripada terus bekerja di tempat tersebut, sebaiknya perusahaan dapat lebih memperhatikan kondisi mental dari para pegawai. Sebab, sesuai dengan pepatah “Mens sana in corpore sano” yang memiliki arti "Jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat" bermakna bahwa jika jiwa seseorang sehat, maka tubuhnya akan sehat juga.
Sehingga kesehatan tidak hanya membahas dalam segi fisik saja, akan tetapi juga menyangkut segi psikologis atau jiwa seseorang. Kurangnya kepedulian terhadap kesehatan pada jiwa lebih sering ditemukan pada perlakuan perusahaan pada karyawannya yang hanya memikirkan kepentingan situasi yang dialami oleh perusahaan. Sehingga kesadaran para pegawai dan perusahaan terhadap pentingnya jiwa yang sehat dapat meningkat.
Kesehatan Jiwa pada Masa Kini
Semenjak dunia mulai memasuki era globalisasi, orang-orang cenderung semakin lebih mudah dalam mengakses berbagai informasi. Mulai dari pengetahuan umum sampai dengan pengetahuan khusus, semuanya bisa didapatkan dengan cepat tak terkecuali mengenai kesehatan yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Banyak orang sudah memahami penyakit yang mereka derita dari gejala-gejala tertentu yang berkaitan dengan kesehatan jasmani.
Namun pengetahuan tersebut tidak berlaku pada kesehatan jiwa yang mana sama pentingnya dengan kesehatan jasmani itu sendiri. Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi ketika seseorang dapat merasa sehat dan bahagia, mampu menemui tantangan dalam hidup serta dapat menyambut orang lain sesuai sebagaimana yang seharusnya terjadi serta memiliki pribadi positif terhadap diri sendiri dan juga orang lain (Riani, 2017).
Penyebab Sulitnya Membangun Jiwa yang Sehat
Pada kenyataannya, pemicu dari kesehatan jiwa tidak selalu datang dari masalah pekerjaan saja. Tetapi akar persoalannya dapat berawal pada pergaulan dalam keluarga yang merupakan ruang lingkup pertama untuk kita bersosialisasi sekaligus rumah untuk berlindung ketika datangnya suatu masalah. Hadirnya perdebatan pada keluarga bisa menyebabkan pikiran pekerja menjadi kacau dan tidak fokus pada pekerjaannya sehingga berakhir dengan membuat beberapa kesalahan serius yang berakibat fatal.
Selain itu, hambatan lainnya bisa ditemukan melalui hubungan pertemanan yang sedang renggang. Perasaan akan dimusuhi atau memusuhi teman sendiri dapat membuat seseorang merasa sangat sedih karena kehilangan seorang yang dapat mengerti dirinya dengan usia yang sama.
Meskipun kedua lingkungan sebelumnya terlihat sangat penting, namun kehidupan di tempat kerja pun turut menentukan kesehatan jiwa karyawannya. Mulai dari ikatan dengan atasan yang mana harus berhati-hati agar tidak menimbulkan ketegangan atau kecemasan dalam penyampaian pendapat sehingga dapat memicu tumbuhnya rasa takut setiap bertemu dengan atasan.
Lalu diikuti dengan hubungan antara karyawan lain yang berpotensi menciptakan konflik internal dalam perusahaan sehingga dapat menyebabkan terganggunya konsentrasi dalam bekerja, dan yang terakhir terkait jumlah pekerjaan yang diterima oleh para karyawan.
Tuntutan pekerjaan dengan jam kerja yang sering melewati batas seharusnya tanpa mendapatkan gaji lebih dapat mengganggu kesehatan jasmaninya dan waktu untuk pegawai mengistirahatkan dirinya dengan melakukan kegiatan yang disukainya.
Dampak Kesehatan Jiwa yang Kurang Dihiraukan
Sehubungan dengan kehidupan kerja yang membuat hampir sebagian besar orang-orangnya lebih fokus kepada pekerjaan masing-masing dan tidak begitu memperhatikan kondisi satu pekerja dengan pekerja lainnya, kesehatan jiwa tidak lagi menjadi satu dari banyaknya prioritas perusahaan.
Akibat dari sedikitnya kepedulian tadi, dapat terjadi beberapa hal yang mampu mengganggu performa kerja, di antaranya : terjadinya penurunan pada produktivitas pekerja karena adanya beban pikiran yang terus mengganggu sehingga antusiasme pegawai dalam menyelesaikan tugasnya menjadi rendah, banyak dari tenaga kerja yang tidak sanggup menahan gangguan psikologis baik di lingkungan keluarga, pertemanan, atau pekerja yang memutuskan untuk mengambil cuti selama beberapa hari agar bisa beristirahat sejenak dari permasalahan yang dihadapi, sering bergantinya emosi yang dikeluarkan oleh karyawan yang bisa memprovokasi karyawan lain untuk merasa tidak nyaman apabila tidak sengaja bertemu lagi di lain kesempatan, dan interaksi dengan antar karyawan pun menjadi suatu hal yang mereka hindari karena memiliki kegelisahan bahwa mereka bisa saja menyinggung perasaan rekan kerjanya tanpa mereka sadari.
Persoalan yang tidak terlalu besar itulah yang kadang kala menjadi suatu pemicu lain dari penyebab semakin parahnya penyakit pada jiwa mereka. Mungkin saja masalah yang tengah mereka hadapi sudah mulai terlupakan, dan kembali memusatkan pikirannya pada pekerjaannya saat ini. Namun akibat adanya penyulut tadi, karyawan dapat teringat kembali dan membuyarkan konsentrasinya pada tanggung jawab yang harus dituntaskannya.
Pengaruh Kesejahteraan Jiwa terhadap Perusahaan
Banyak orang mengira bahwa efek dari terusiknya kesehatan kejiwaan hanya menimbulkan imbas pada karyawannya saja. Akan tetapi, secara pasif perusahaan juga terkena beberapa pengaruhnya. Dalam masalah ini, perusahaan dapat mengalami kemunduran baik di bidang pendapatan akibat produktivitas yang menurun maupun hasil kerja pekerja yang kurang memberikan hasil yang terbaik bagi perusahaan.
Beberapa konsekuensi dari kurangnya kepedulian terhadap kesehatan jiwa pada dunia kerja adalah : terjadinya penundaan pada pekerjaan pegawai yang dapat membuat jalannya perusahaan dalam beroperasi menjadi kacau (seharusnya suatu permasalahan dapat diselesaikan hari ini, namun pegawai hanya mampu menyelesaikannya pada esok harinya), melonjaknya beberapa kesalahan yang diakibatkan dari ketidak fokusan karyawan ketika menyelesaikan pekerjaannya (salah menyampaikan atau kurangnya persiapan dalam menyampaikan materi kepada atasan atau pun klien), dan yang paling dikhawatirkan adalah jika pekerja mengajukan pengunduran diri.
Meskipun masalah sebelumnya terdengar begitu sepele, tetapi pengaruh yang dibawa lumayan besar. Pihak perusahaan akan cukup kesulitan mencari rekrutmen baru yang cocok dengan tipikal perusahaan. Kemudian untuk tenggang waktu tersebut, tugas-tugas akan menumpuk karena kurangnya tenaga kerja untuk mengurusnya. Selain itu, perusahaan sendiri akan memiliki beberapa rumor tidak baik terkait keluarnya sejumlah pegawai yang bisa menyebabkan sulitnya untuk mencari pekerja yang tidak termakan rumor tersebut.
Upaya untuk Mengatasi Persoalan Kesehatan Jiwa
Agar kasus menyangkut kesehatan jiwa dalam dunia kerja bisa berkurang, dari sisi perusahaan bisa melakukan beberapa hal seperti : menyediakan dana untuk melakukan layanan konsultasi ataupun menyediakan tenaga kerja yang khusus dalam menjaga kesehatan jiwa para pegawai sehingga sebelum pegawai-pegawai itu mengalami gangguan pada jiwanya, layanan konsultasi akan segera bertindak untuk mencegah hal tersebut terjadi.
Selanjutnya perusahaan juga bisa memberikan beberapa angket mengenai bagaimana kehidupan kantor dari sudut pandang para pegawai dan pegawai pun dapat menyampaikan saran ataupun cara untuk perusahaan jadikan acuan untuk memperbaiki program perusahaan agar dapat menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Lalu perusahaan juga dapat membawakan beberapa presentasi penyuluhan dari ahli psikologi untuk menjaga kesehatan jiwa yang terjaga pada dunia kerja. Selain itu, perusahaan juga bisa menambahkan satu dua area khusus untuk pekerja dapat berolahraga, bermain ataupun untuk tidur.
Pada kehidupan nyata, tidak hanya anak kecil yang membutuhkan tempat untuk bermain. Namun orang dewasa apalagi dengan tingkat kepenatan serta kelelahan jiwa yang tinggi dianjurkan untuk bermain seperti puzzle, lego, dan ludo agar dapat melepas stres. Sehingga dengan kesehatan jiwa karyawan terjaga baik, produktivitas tenaga kerja pun dapat meningkat.