Sejarah peradaban dan ilmu pengetahuan, mungkin yang akan terbayang oleh pikiran kita adalah bagaimana majunya peradaban Mesir kuno ataupun bagaimana hebatnya perkembangan ilmu pengetahuan di Yunani kuno oleh para filsuf-filsuf ternama seperti Plato, Socrates, dan Democritus. 

Selama saya berada di bangku sekolah, yang paling sering diajarkan adalah tentang penemuan-penemuan hebat bangsa Eropa dan minim sekali pelajaran tentang bagaimana umat Islam membangun sebuah peradaban yang maju dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan setelahnya.

Setelah saya duduk di bangku kuliah, barulah saya menyadari bahwa ternyata banyak sekali tokoh Islam yang berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. 

Beberapa diantaranya seperti Ibnu Sina yang mendapat gelar sebagai bapak kedokteran modern dan Muhammad bin Musa al Khawarizmi yang menemukan salah satu pelajaran tersulit selama saya duduk di bangku sekolah, yaitu aljabar.

Sekarang kita bahas tentang bagaimana perkembangan peradaban Islam dan bagaimana peradaban tersebut berpengaruh penting terhadap perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan modern.

Peradaban Islam dimulai sejak Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama yaitu iqra' yang artinya bacalah dan diangkat menjadi seorang rasul. Pada awalnya, ajaran agama Islam tidak diterima oleh penduduk Mekkah yang merupakan tempat tinggal Nabi Muhammad. 

Lalu setelah beberapa lama berjuang di Mekkah, umat Islam yang dipimpin oleh Rasulullah melakukan hijrah ke kota Madinah. Dari sinilah peradaban Islam mulai terbangun walaupun belum maju. Umat Islam mulai memiliki sebuah sistem pemerintahan sendiri dan semakin berkembang. 

Setelah Nabi Muhammad Saw wafat, pemerintah Islam dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin yang pada masa itu banyak melakukan ekspansi ke beberapa wilayah kekuasaan Romawi karena para pemimpin Islam pada masa itu merasa bangsa Romawi bersikap kejam dan menyalahi banyak aturan kemanusiaan. Pada masa ini, beberapa wilayah ternama dikuasai oleh kekhalifahan Islam, seperti Mesir, Persia, dan Syria.

Setelah berakhirnya masa kepemimpinan Islam ditangan Khulafaur Rasyidin, Islam kemudian dipimpin oleh Dinasti Umayyah. Pada masa ini, kekuasaan Islam menjadi lebih kuat, bahkan sampai masuk ke Spanyol. 

Selain itu, pemerintah pada masa ini juga banyak membangun berbagai infrastruktur yang menunjang berbagai kebutuhan masyarakat, seperti jalan penghubung antar beberapa daerah, gedung-gedung pemerintah, dan juga masjid-masjid yang megah. 

Pencapaian terbesar Dinasti Umayyah ini adalah penaklukan Spanyol yang saat itu dikuasai oleh bangsa Gothic yang sangat kejam dan juga selalu menindas penduduk di daerah tersebut sehingga terjadi kekacauan  di berbagai bidang, seperti kondisi sosial dan ekonomi.

Kemudian muncul lagi Dinasti Abbasiyah yang pada masa ini dikenal dengan "the golden age of Islam" atau masa keemasan Islam. Pada masa ini banyak bermunculan penemu-penemu dan tokoh-tokoh Islam terkenal dan sangat berpengaruh. 

Para tokoh-tokoh cendekiawan di masa ini berkembang dengan mengumpulkan seluruh ilmu pengetahuan dari berbagai belahan dunia, kemudian memadukannya dengan ajaran Islam. 

Mereka juga banyak meneruskan atau mentransfer ilmu pengetahuan Yunani ke berbagai daerah kekuasaan Islam lain seperti wilayah Spanyol.

Tokoh ternama Islam pada masa ini adalah Ibnu Sina, seorang filsuf, dokter, dan penulis yang sangat cerdas. Salah satu penemuan pentingnya adalah teori penularan TBC. 

Selain itu, ia juga telah menulis sekitar 450 buku yang terdiri dari buku kedokteran dan juga buku filsafat seperti yang paling terkenal yaitu kitab al qanun fi thib yang menjadi rujukan bagi beberapa sekolah kedokteran ternama dunia. 

Kemudian ada juga Al Batani yang merupakan seorang ahli astronomi dan matematika. Pencapaian terbesarnya adalah tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik.

Tokoh lain yang terkenal pada masa ini adalah Muhammad bin Musa al Khawarizmi yang merupakan penemu angka nol. Dan angka nol inilah yang menjadi pondasi perkembangan teknologi di seluruh dunia.

Pada masa Dinasti Abbasiyah ini pula terdapat sebuah perpustakaan terbesar di dunia yang diberi nama Baitul Hikmah. Sebuah perpustakaan dan pusat ilmu pengetahuan yang berdiri di Baghdad, Irak ini merupakan tempat dikumpulkannya seluruh buku dari berbagai belahan dunia. 

Buku-buku tersebut diterjemahkan dan dipelajari oleh para cendekiawan muslim pada masa itu. Kemudian, hasil terjemahan dari buku-buku tersebut disebarkan ke Eropa melalui Syria, Spanyol, dan Silica.

Wilayah-wilayah tersebutlah yang menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan barat di masa Renaisans atau masa peralihan dari abad pertengahan ke zaman modern.

Melihat majunya peradaban dan perkembangan ilmu pengetahuan pada masa kemajuan Islam di masa lalu, serta pengaruhnya terhadap kemajuan peradaban modern. 

Sebaiknya pengetahuan tentang gambaran zaman keemasan Islam ini lebih banyak diajarkan kepada pelajar, terutama di Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Islam. 

Dengan demikian diharapkan muncul semangat yang positif di kalangan penerus bangsa agar bisa berpikir secara lebih terbuka agar suatu saat kita bisa bersaing dengan orang-orang barat dalam membangun peradaban dan ilmu pengetahuan yang maju.