Membicarakan mengenai seberapa pentingnya periodisasi sastra, alangkah baiknya untuk kita memahami terlebih dahulu apa itu periodisasi?

Dalam KBBI, Periodisasi adalah pembagian menurut zamannya atau penzamanan. Pengertian lain menjelaskan bahwa periodisasi adalah pembabakan peristiwa sejarah, dalam hal ini adalah kesusatraan yang dibagi menurut kriteria yang si tentukan oleh sudut pandang orang yang meneliti. 

Dalam hal ini, penggolongan periodisasi sastra memiliki berbagai kriteria, misalnya penggolongan berdasarkan pada pertimbangan karya sastranya, penerbitan karya sastranya, pertimbangan ekstrinsik karya sastranya, dan yang terakhir berdasarkan perbedaan norma atau aturan umum dalam sastra sebagai pengaruh zaman.

Setelah pembaca memahami mengenai pengertian periodisasi, untuk lebih detailnya pembaca juga harus memahami apa yang dimaksud dengan periodisasi sastra?

Periodisasi sastra adalah perkembangan sastra berdasarkan waktu yang di pegang penuh dan memang sesuai sistem norma tertentu atau bisa disebut juga sebagai kesatuan waktu yang mempunyai sifat dan kekhasan dalam pengucapannya yang tentu saja memiliki perbedaan dari masa ke masa. Lebih singkatnya, Periodisasi sastra adalah tingkat perkembangan sejarah atau pembabakan sejarah perkembangan sastra.

Mengapa periodisasi sastra penting dalam proses pembelajaran?

Penulis berpendapat bahwa periodisasi sastra sangat penting dilakukan, hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kesulitan pelajar dalam membahas periodisasi sastra yang muncul di Indonesia. Dengan periodisasi, seorang pelajar akan mampu menentukan dan membagi peristiwa kesusastraan sesuai dengan sub periodenya. Alasan lain mengapa periodisasi sangat diperlukan karena peristiwa sejarah telah berlangsung dalam waktu yang sangat panjang dengan banyak peristiwa yang terjadi.

Para ahli telah merumuskan beberapa periodisasi sastra yang dapat membantu para pelajar agar lebih mudah mengerti dan memahami. beberapa ahli sastra itu diantara lain adalah Buyung Saleh, H.B Jassin, Bakri Siregar, dan Ajip Rodisi.

Agar pembaca mudah untuk menghafal dan memahami pembagian periodisasi sastra, maka penulis menyiapkan berbagai periodisasi sastra menurut berbagai pakar sastra. Simaklah!

  • Periodisasi Sastra menurut Byung Saleh

Buyung Saleh membuat periodisasi ini dalam tulisannya yang berjudul "Perkembangan Kesusastraan Indonesia" (Alamak Seni 1957 Jakarta: Badan Musyawarah Kebudayaan) yang terbit pada tahun 1956. Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa dalam Periodisasi yang di buat oleh Buyung Saleh hanya menekankan unsur sosial pada periodisasinya saja.

Berikut adalah periodisasi menurut Buyung Saleh:

1. Sebelum Tahun 20-an

2. Antara Thun 20-an hingga tahun 1933 

3. Tahun 1933 hingga Mei 1942

4. Mei 1942 hingga kini (1956)

  • Periodisasi Sasra menurut H.B Jassin 

A. Sejarah Melayu Lama

B. Sejarah Indonesia Modern. yang terbagi lagi menjadi :

1. Angkatan 20

2. Angkatan 33 atau Pujangga Baru.

3. Angkatan 45, dan

4. Angkatan 66.

  • Periodisasi sastra menurut Bakri Siregar

Periodisasi menurut Bakri Siregar ini termuat dalam bukunya yang berjudul "Sejarah Sastra Indonesia Modern 1" yang terbit pada tahun 1964. Dalam bukunya ini, Bakri Siregar tidak mengemukakan dan menjabarkan ciri-ciri intrinsik karya sastra pada setiap periode.

Menurut Bakri Siregar, periode sastra Indonesia terbagi menjadi: 

1. Periode pertama yaitu sejak abad ke 20 hingga 1942

2. Periode kedua yaitu sejak tahun 1942 hingga tahun 1945 

3. Periode ketiga yaitu sejak tahun 1945, dimulai dari masa revolusi bergejolak hingga pada masa surutnya revolusi di tahun 1950, dan 

4. Periode keempat ini dimulai dari tahun 1950 hingga sekarang (1964)

  • Periodisasi Sastra meburut Ajip Rosidi 

Ajip Rosidi mengemukakan pendapatnya mengenai pembagian periodisasi sastra dalam bukunya yang berjudul "Ikhtisar Srjarah Sastra Indonesia" yang terbit pada tahun 1969. Beliau menyatakan bahwa periodisasi sastra terbagi menjadi : 

A. Masa kelahiran dan masa penjadian, yaitu pada tahun (1900 hingga 1942)

masa itu terbagi menjadi : 

1. Periode awal hingga tahun 1933.

2. Periode tahun 1933 hingga tahun 1942, dan .

3.Periode 1942 hingga tahun 1945.

B. Masa Perkembangan, yaitu pada tahun 1945 hingga sekarang (1969)

1. Periode tahun 1945 hingga  tahun 1953.

2. Periode tahun 1953 hingga tahun 1961, dan 

3. Periode tahun 1962 hingga sekarang (1969).

Ajip Rosidi menjelaskan serta memaparkan ciri-ciri intrinsik tiap periodenya berdasarkan pada norma atau aturan umum dalam karya sastra sebagai pengaruh situasi pada tiap-tiap zaman.

Berdasarkan dari berbagai pendapat periodisasi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan diantara periodisasi yang satu dengan yang lainya. 

Secara garis besar, semua ahli berpendapat bahwa perkembangan sastra di Indonesia di mulai sejak tahun 20-an dan menempatkan tahun 30-. 40-, hingga tahun 66- sebagai tonggak penting peristiwa perkembangan kesusastraan di Indonesia. Perbedaannya hanya terdapat pada penulisan istilah dan peranan tahun perkembangan sastra di Indonesia.

Demikianlah pemaparan tentang periodisasi sastra menurut berbagai ahli dibidangnya. Sesungguhnya periodisasi sastra itu memang sangat penting sangat penting untuk dipelajari. Hal itu karena, dengan periodisasi kita akan lebih mudah mengetahui dan membagi tahapan-tahapan peristiwa yang ada pada perkembangan sejarah sastra di Indonesia. Dan kita akan lebih mudah memahami corak dan aliran-aliran yang mungkin ada pada tipa-tiap periode. Tulisan ini di tujukan terutama bagi pada penelaah sastra dan juga bagi dunia pendidikan dan pengajaran.

Referensi

Ensiklopedia Sastra Indonesia - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.