Egoisme merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk orang yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Sifat egoisme selalu dikait kan dengan hal – hal yang bersifat negatif, namun pada kenyataannya sifat egoisme juga diperlukan dalam hal – hal yang positif. 

Setiap insan manusia pasti memiliki sifat egoisme, namun semua bergantung kepada orangnya apakah dapat mengendalikannya atau tidak. Sifat egois ini akan terlihat jelas ketika seseorang memasuki masa remajanya.

Pengaruh Emosional pada Usia Remaja

Masa remaja menjadi masa di mana seseorang mulai dapat berpikir, menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Pubertas adalah fase yang akan terjadi pada masa remaja, yaitu fase peralihan antara masa kanak-kanak menuju seorang pribadi yang dewasa. Masa ini merupakan masa di mana seseorang akan mencari jati dirinya. 

Seseorang pada masa remaja akan banyak mencoba hal baru, selalu penasaran dengan suatu hal yang belum pernah ia jumpai atau coba, dan akan menunjukkan eksistensi dirinya. Emosi seorang remaja akan sangat berkobar namun masih dalam keadaan labil. Apabila seorang remaja tidak dilakukan bimbingan dan kontrol orang tua, maka bisa jadi gairah pemuda tersebut mendorongnya menuju hal yang buruk. 

Seorang remaja juga akan mulai memikirkan masa depannya sehingga terkadang membuatnya merasa cemas dan mementingkan dirinya sendiri. Sifat mementing diri sendiri inilah yang disebut sebagai egoisme.

Kontrol Orang Tua dalam Pertumbuhan Emosional Remaja

Orang tua merupakan sekolah pertama bagi anaknya. Pendidikan karakter seorang remaja dapat dimulai dari dalam rumah. Orang tua harus mengajarkan sikap dan etika sosial agar anak tidak menjadi pribadi yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Fenomena yang terjadi pada saat ini banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. 

Remaja lepas dari kontrol orang tua, bebas melakukan apa saja sebab tidak ada yang melarang. Seorang ayah sibuk mengurus pekerjaannya dikantor. Ibu sibuk mengelola bisnisnya. Keluarga yang seharusnya menjadi sekolah utama justru membiarkan anak remajanya lepas bebas dalam pergaulan tanpa kontrol dan kendali.

Lingkungan Jadi Pengaruh Terkuat

Lingkungan mengambil pengaruh yang sangat besar terhadap tumbuhnya emosional remaja. Lingkungan yang baik akan memberi pengaruh baik dan lingkungan yang buruk akan berdampak buruk pula. Emosi remaja yang masih labil membuat ia terombang-ambing untuk memilih pergaulan dan lingkungan. Seorang remaja akan merasa terisolasi dari kelompoknya karena tidak mengikuti frekuensi kelompok tersebut. 

Ego akan mengambil peran besar pada fase ini. Seorang remaja yang mampu menguasai egonya akan meredam keinginan ideal yang ada pada dirinya untuk bergabung pada realita pergaulan sosial.

Apabila Emosi Terarah dan Terukur Pada Masa Remaja

Masa remaja merupakan masa emas untuk mengembangkan potensi diri. Semangat yang berkobar dapat menjadi bahan bakar bagi seorang remaja untuk melesat menggapai mimpinya. Emosional yang terukur dapat menumbuhkan karakter yang baik bagi remaja. 

Karakter yang akan tumbuh diantaranya adalah sifat optimis, kerja keras, pantang menyerah, menghargai perbedaan, kreatif dan inovatif. Karakter tersebut akan membuat dampak yang luar biasa bagi remaja. Seseorang diusia muda dengan karakter tersebut akan banyak menyumbangkan ide, gagasan, serta berbagai terobosan yang akan menggerakkan perubahan dan kemajuan bangsa.

Emosional remaja yang sedang tumbuh dapat diarahkan dengan bantuan bimbingan orang tua serta dukungan religius. Orang tua dapat memberikan pengarahan kepada anaknya yang telah memasuki masa remaja. 

Diskusi ringan mengenai perubahan-perubahan di usia remaja baik dari segi fisik maupun emosional dapat menjadi alat orang tua untuk mengarahkan anaknya. Ego ataupun emosi remaja yang terukur dan terarah akan membawa seorang remaja menuju kedewasaan berpikir.

Sifat egoisme seorang remaja sesungguhnya dapat diredam dengan berbagai hal – hal yang bersifat positif. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan Iman dan Taqwa. Seseorang akan lebih dekat dengan sang pencipta apabila menjaga dirinya dengan arahan agama. Seseorang akan menjadi jauh lebih tenang, rendah hati, dan penyabar. Sifat-sifat tersebut akan menjadikan seseorang dapat mengendalikan sifat egoisme yang ada pada dirinya.

Membandingkan diri sendiri dengan orang lain perlu dihindari. Tuhan Yang Maha Esa tekah menciptakan manusia dengan berbagai macam sifat dan karakter. Setiap manusia diciptakan dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing untuk saling mengenal dan melengkapi. Semua hal yang telah dititipkan Tuhan kepada manusia sudah sepatutnya untuk disyukuri. Rasa syukur yang ada pada diri seseorang akan meredam sifat egoisnya.

Hal lain yang dapat dilakukan adalah menumbuhkan rasa empati pada diri sendiri. Manusia sebagai makhluk sosial tentu akan bertemu dengan banyak orang yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Sifat empati harus ditumbuhkan oleh setiap manusia agar kehidupan berjalan dengan baik dan damai. 

Seseorang yang memiliki sifat egois biasanya cenderung memiliki sifat empati yang rendah terhadap orang lain. Ia akan cenderung apatis pada apa yang orang lain rasakan selama apa yang diinginkannya dapat tercapai. Belajar untuk menumbuhkan sifat empati dapat membuat seseorang lebih peka dan peduli terhadap lingkungan serta terhindar dari sifat apatis.

Dampak yang baik dapat dirasakan oleh seseorang manakala dapat mengontrol egonya di dalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang akan mudah diterima di dalam masyarakat dan cepat membaur dengan berbagai latar belakang masyarakat. 

Seorang remaja yang menjaga dirinya dari sifat egois akan mudah diberikan kepercayaan untuk ikut terlibat dalam berbagai kegiatan yang ada dilingkungan masyarakat. Seseorang akan menjadi sadar bahwa ketika ia hidup sampai dengan meninggal akan selalu membutuhkan uluran tangan orang lain. Seseorang akan sadar akan pentingnya menghargai orang lain.