Dalam era globalisasi dan modernisasi saat ini, praktik ekonomi telah berkembang pesat dan menjadi penopang utama dalam kehidupan manusia. Namun, di tengah tengah perubahan yang terjadi, terkadang kita melupakan nilai nilai kemanusiaan dan keadilan khususnya dalam praktik ekonomi.
Adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita memahami dunia dan kehidupan. Perkembangan yang pesat ini sering kali mengarahkan kita pada pemahaman materialistik dan rasionalistik yang cenderung mengabaikan aspek spiritual dan religious dalam kehidupan.
Perubahan zaman dalam beberapa dekade terakhir, membuat berbagai aspek kehidupan ikut mengalami perubahan pesat. Termasuk dalam bidang ekonomi yang turut serta ikut mengalami perkembangan yang signifikan.
Di era digital Sekarang ini, hampir semua sektor bisnis dan industri telah beralih ke teknologi modern. kehadiran teknologi sangat membantu untuk mempercepat proses produksi, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Kemajuan teknologi sekarang ini membawa para pelaku bisnis untuk melakukan transaksi secara online, mempercepat proses pembayaran dan memberikan pengalaman konsumen yang lebih baik. Berbagai platform dan aplikasi telah dirancang untuk membantu para pelaku bisnis menjual produk dan layanan mereka dengan lebih efektif.
Saat ini, praktik ekonomi modern banyak yang dijalankan tanpa memperhatikan prinsip prinsip agama. Hal ini terjadi karena adanya pemisahan antara urusan keagamaan dan urusan dunia, yang dianggap sebagai sesuatu yang berbeda dan tak terikat satu sama lain.
Dalam sistem ekonomi saat ini, agama sering kali dilupakan dan bahkan dianggap tidak relevan dalam praktik ekonomi. namun, perlu diingat bahwa agama memberikan panduan dan prinsip prinsip yang penting dalam menciptakan sebuah sistem ekonomi yang seimbang dan adil.
Praktik ekonomi modern, terutama negara negara barat, cenderung mengabaikan faktor agama dalam sistem ekonomi mereka. Dalam sistem ekonomi modern, profit dan pertumbuhan ekonomi menjadi prioritas utama. Sedangkan faktor faktor seperti moralitas, etika dan nilai nilai spiritual sering kali diabaikan atau bahkan dianggap sebagai hal yang menghalangi perkembangan ekonomi.
Keuntungan finansial adalah prioritas utama dibandingkan kepentingan sosial atau lingkungan. Sangat jelas terlihat seperti praktik praktik eksploitasi lingkungan yang merusak alam dan menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan.
Selain itu, ekonomi sekarang ini menggeser kesenjangan ekonomi menuju jurang yang lebih dalam. Kesenjangan ekonomi yang tajam sangat bertentangan dengan prinsip prinsip agama yang menekankan keadilan dan kesetaraan.
Tonggak ekonomi sejatinya terletak pada sistem keuangan. Jika kita lihat sekarang ini, sangat jelas terlihat bahwa agama tidak diikutsertakan dalam sistem keuangan global.
Saat ini, meskipun ada banyak bank dan Lembaga keuangan yang mempromosikan produk keuangan berbasis agama seperti pembiayaan Syariah. Namun, sistem syariah tersebut tetap tidak bisa lepas dari kungkungan sistem keuangan global.
Selain itu, praktik ekonomi modern sering kali mempromosikan konsumsi dan pemborosan, sementara agama cenderung mempromosikan nilai nilai seperti kesederhanaan, penghematan, dan ketidakserakahan. Praktik ekonomi modern juga mengabaikan kebutuhan dan hak asasi manusia, seperti hak buruh dan hak lingkungan, ekonomi modern menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan ekonominya.
Namun, beberapa praktik ekonomi modern juga telah mulai memperhitungkan faktor faktor seperti etika dan keberlanjutan dalam perencanaan bisnis dan pengambilan keputusan. Beberapa perusahaan juga telah memperkenalkan praktik praktik sosial yang bertujuan untuk memberikan manfaat sosial dan lingkungan, akan tetapi tujuan berupa profit dan keuntungan tetap menjadi yang nomor satu.
Pada akhirnya kita bisa mengajukan beberapa poin tentang dampak yang akan terjadi jika ekonomi terus meninggalkan nilai nilai agama. Praktik ekonomi yang tidak mengikuti nilai nilai agama cenderung mengedepankan kepentingan individu atau perusahaan tertentu, sehingga mereka dapat memanipulasi pasar dan memperkaya diri sendiri tanpa mempertimbangkan kepentingan masyarakat secara luas.
Praktik ekonomi yang tidak mempertimbangkan aspek moral dan etika cenderung memicu terjadinya spekulasi, manipulasi pasar dan prilaku korupsi. Ekonomi yang meninggalkan agama juga menghasilkan praktik praktik yang merugikan lingkungan hidup.
Pada era modern sekarang ini, eksploitasi sumber daya alam menjadi sangat umum dan banyak perusahaan yang cenderung mengabaikan dampak lingkungan dari aktivitas mereka.
Hal tersebut menyebabkan terjadinya perubahan iklim, polusi lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati yang berdampak negative pada kesehatan manusia dan kelangsungan hidup bumi.
Oleh karena itu, penting bagi praktik modern untuk mempertimbangkan nilai nilai agama dalam setiap kegiatan bisnis yang dilakukan. Penerapan nilai nilai agama dapat membantu menciptakan ekonomi yang lebih adil, berkelanjutan, dan bertanggung jawab sosial. Selain itu nilai nilai agama juga dapat membantu mencegah terjadinya prilaku korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan tindakan tindakan ekonomi yang dapat merugikan pihak lain.
Dalam konteks ekonomi modern, praktik bisnis yang berdasarkan pada nilai nilai agama tidak hanya memberikan keuntungan finansial yang besar, tetapi juga dapat memperkuat hubungan sosial antara individu dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, para pelaku ekonomi harus mempertimbangkan pentingnya nilai nilai agama dalam bisnis mereka, sehingga mereka dapat menciptakan dunia bisnis yang lebih berkelanjutan, adil dan beretika.
Dalam praktik ekonomi modern, kehadiran agama dapat menjadi pedoman bagi manusia untuk berbuat baik dan berlaku benar, sehingga dapat menciptakan praktik ekonomi yang seimbang, adil dan berkesinambungan. Sangat perlu kita menggali nilai nilai agama tersebut. Dalam tulisan ini sedikit akan dijelaskan bagaimana menggali kehadiran agama dalam praktik ekonomi modern, diantaranya seperti:
1. Memahami Prinsip Agama
Sebelum mengintegrasikan prinsip prinsip agam dalam praktik ekonomi modern, kita perlu memahami prinsip prinsip agama itu terlebih dahulu. Misalnya, jika ingin menerapkan prinsip Islam dalam praktik ekonomi, maka kita perlu mempelajari ajaran ajaran Islam tentang ekonomi dan keuangan.
2. Menerapkan Nilai Nilai Agama Dalam Praktik Ekonomi
Setelah memahami prinsip agama, langkah selanjutnya adalah menerapkannya dalam praktik ekonomi itu. misalnya jika kita ingin mengurangi kesenjangan ekonomi, kita bisa menerapkan redistribusi kekayaan yang diajarkan oleh Islam, misalnya seperti ZISWAF.
3. Membuat Kebijakan Kebijakan Yang Memperkuat Peran Agama.
Pelaku bisnis membutuhkan dukungan dari pihak pemerintah dan institusi lainnya. Misalnya dengan dukungan pemerintah maka pemerintah bisa menerapkan kebijakan dan regulasi yang mempromosikan praktik ekonomi berbasis agama. Seperti misalnya ekonomi Islam, pemerintah memberikan insentif kepada institusi keuangan yang menerapkan prinsip prinsip Syariah.
4. Melibatkan Masyarakat Dalam Praktik Ekonomi
Agar praktik ekonomi berbasis agama bisa berhasil, masyarakat juga harus dilibatkan secara aktif dalam praktik ekonomi tersebut. Misalnya masyarakat bisa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam sistem keuangan yang berbasis Syariah, sehingga mereka bisa merasakan manfaat langsung dari praktik ekonomi yang berlandaskan agama.
Sepertinya pemerintah mulai merasakan peluang yang menjanjikan yang ada pada praktik ekonomi agama ini. Saat ini, kita melihat dan merasakan bahwa pemerintah sangat mendukung praktik ekonomi yang berbasis agama ini.
Kalau kita berpikir lebih mendalam lagi, sepertinya kita merasa bahwa kita mulai digiring untuk terlibat berpartisipasi dalam praktik ekonomi berbasis agama. Kita lihat saja, banyak perguruan tinggi di negeri ini dari yang ternama sampai yang ecek ecek mulai mengeluarkan program yang bernama ekonomi syariah, perbankan syariah, bisnis digital syariah, atau semacamnya.
Lalu anak turunannya juga ikut nimbrung, seperti program akuntansi Syariah mulai banyak bermunculan, manajemen Syariah atau semacamnya itu. Sebenarnya, tanpa kita sadari kita sebenarnya digiring untuk terlibat aktif masuk dalam dunia praktik ekonomi agama ini, yang sebenarnya bukanlah nilai inti agama itu yang menjadi output, tetapi yang menjadi tujuannya adalah bagaimana praktik ekonomi berbasis agama ini bisa memberikan keuntungan finansial yang besar bagi kelompok kelompok tertentu yang sudah membaca ini dari sejak lama.
Misalnya saja, kita lihat pemerintah mulai menggelontorkan dana bantuan untuk institusi keuangan yang menerapkan prinsip prinsip syariah. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita mengubah mindset berpikir kita, jangan sampai agama ini menjadi tunggangan sebagian kelompok yang menginginkan keuntungan dengan memainkan agama ini.
Jika kita memilih berpartisipasi dalam praktik agama ini, maka kita mesti berjihad, mengubah sistem ini secara perlahan agar menjadi sistem ekonomi agama yang murni untuk tujuan keadilan dan keseimbangan, akan tetapi itu mustahil.
Dengan melakukan car acara tersebut, kita dapat menggali kehadiran agama dalam praktik ekonomi modern dan menciptakan sebuah sistem ekonomi yang lebih seimbang, adil dan berkelanjutan.