“..Hanya dengan hatilah kita dapat melihat dengan tepat; yang terpenting tidak terlihat oleh mata” Antoine de Saint Exupéry

Bagaimana cara mencintai yang sejati? Cinta yang sejati itu yang bagaimana? Apakah cinta yang sejati harus selalu melalui persetujuan orang tua? Bagaimanakah dengan kebebasan dalam mencintai?

Ada kalanya pertanyaan-pertanyaan itu hinggap di kepalamu. Atau bahkan kamu pernah berada di antara pertanyaan-pertanyaan itu. Kamu mau memilih yang mana? Kamu mau membahagiakan yang mana? Dilanda pertanyaan-pertanyaan itu kamu merasa dirimu hambar, dan jauh dari itu kamu merasa tidak punya masa depan lagi. Sebab kamu terbelenggu untuk tidak melakukan apa pun.

Memasuki usia dewasa, banyak orang terjebak pada pertanyaan-pertanyaan itu. Akibatnya mereka dilanda dua hal antara memilih kekasihnya atau memilih kedua orang tuanya. Setiap pilihan selalu memiliki konsekuensi. Setiap pilihan adalah keputusan. Ada orang yang memutuskan untuk mengikuti kekasihnya dengan alasan karena mencintai yang sejati. Ada pula yang memutuskan kekasihnya demi membahagiakan kedua orang tuanya dengan alasan mereka adalah segalanya.

Itulah realita hidup saat memasuki usia dewasa. Saat di mana kamu mulai memikirkan dengan siapa kamu hidup? Bagaimana masa depanmu ? Apa yang harus dilakukan di dalam hidup ini? Dan bagaimana kamu bisa membahagiakan semua orang. Semua itu dialami oleh semua manusia yang memiliki hati dan pikiran.

Cinta Sejati Tak Bersyarat

Erich Fromm dalam bukunya The Art of Loving, menulis apa yang disebut cinta sejati. “Cinta sejati adalah cinta tak bersyarat, itu dapat disamakan dengan salah satu kerinduan yang paling mendalam. Bukan hanya kerinduan seorang anak, melainkan kerinduan setiap orang. 

Jika seseorang dicintai hanya karena jasa yang telah ia berikan, hanya karena ia pantas dicintai, maka selalu timbul keragu-raguan dalam dirinya: Mungkin aku tidak menyenangkan orang yang aku inginkan supaya mencintaiku, karena hal ini atau hal itu. 

Selain cemas jangan-jangan cinta itu mati. Selain itu, cinta yang pantas diterima mudah meninggalkan rasa sepat, bahwa kita dicintai bukan karena diri kita, melainkan pernah membuat senang, akhirnya kita bukan dicintai melainkan diperalat”.

Inilah letak cinta sejati. Cinta sejati tidak bersyarat itu berarti mencintai tidak pernah memasang syarat-syarat. Sejauh kamu memasang syarat-syarat sejauh itu kamu tidak pernah mencintai. Cinta sejati adalah cinta yang tak bersyarat, cinta yang berakar pada hati yang murni.

Cinta sejati yang tak bersyarat adalah ketika kamu telah memilih untuk memberikan cinta yang tulus kepada seseorang, dan dia memilih untuk memberikan cinta yang tulus kepadamu. Cinta sejati adalah cinta tak bersyarat yang dilandasi dengan ketulusan bahwa “kita bisa melakukannya bersama-sama” apapun konsekuensinya.

Amanat Cinta Yang Sejati

Yang menjadi amanat pokok dari cinta tak bersyarat adalah warta pembebasan. Apa artinya? Kamu tidak perlu menjadi orang lain; kamu boleh mengungkapkan pikiran dan perasaan ini dengan penuh percaya diri. Tidak perlu takut kehilangan cintaku; tidak akan kuhukum karena keterbukaan dan kejujuran; tidak akan kupungut karcis masuk ke dalam cintaku; dan tidak ada sewa pembayaran cicilan.

Inilah makna terdalam cinta yang sejati. Bahwa terkadang ketidakcocokan dan emosi-emosi mengganggu dan menjadikan hubungan jadi berantakan. Bahwa terkadang kamu sering overthingking dan memikirkan yang tidak sesuai dengan realita hubungan itu. Bahwa terkadang kamu diterpa pilihan-pilihan yang sulit saat menjalani hubungan. Bahwa terkadang orang tua menjadi penghalang dalam menjalani sebuah hubungan.

Kamu tidak perlu cemas, kamu hanya perlu kejujuran dan keterbukaan untuk menyelesaikannya. Kamu bebas mengungkapkan cinta yang sesungguhnya. Itulah cinta yang sejati.

Cinta Sejati Menuntut Kebebasan

Kembali kepada catatan awal bagaimana cara mencintai yang sejati? Cinta yang sejati itu yang bagaimana? Apakah cinta yang sejati harus selalu melalui persetujuan orang tua? Bagaimanakah dengan kebebasan dalam mencintai?

Inilah pertanyaan-pertanyaan realistis. Dihadapkan pertanyaan-pertanyaan ini kamu merenung dan mungkin saja jauh berpikir. Sebab kamu harus bisa memutuskan dengan siapa kamu harus bersama di masa yang akan datang.

Kamu hanya perlu memilih dengan segala pertimbangan akal bebasmu. Proses pilihan itu dilandasi dengan paradigma cinta tak bersyarat. Ketika keputusan itu dilandasi dengan akal bebasmu dan dengan paradigma cinta tak bersyarat maka sesungguhnya itulah pilihan paling bijak dalam mencintai.

Jangan takut dan jangan pernah terbawa oleh perasaan masa lampau. Berapa tahun menjalani hubungan itu hanya masalah waktu. Yang terpenting adalah kualitas hubungan yang dilandasi dengan hati yang murni dan pikiran yang bebas.

Sebab, cinta yang sejati adalah cinta yang tak bersyarat yang dilandasi dengan kebebasan personal. Kebahagian itu datang ketika kamu memutuskan secara tepat sebab cinta adalah anugerah cuma-cuma dari Tuhan. Dengan siapa kamu kelak, itu tergantung pilihanmu karena wujud cinta yang sejati adalah keputusan saling mencintai untuk saling menerima dan saling terlibat dengan segala kekurangan dan kelebihan masing-masing.

    Teruslah mencintai dan teruslah berharap. Cinta yang sejati selalu datang tepat waktu.