Di sela-sela pekerjaan tepatnya di jam yang sebenarnya bukan jam istirahat namun karena segala pekerjaan telah selesai. Bu Bela seorang ibu energik beranak dua usia paruh baya yang tempat duduknya bersebrangan dengan Nia adalah sosok yang hangat dan baik. Meskipun bos ia sangat dekat dengan bawahannya. Ia tak segan melontarkan kisah cintanya di jaman kuliah. Beliau berpesan kepada Nia yang masih single untuk berhati-hati dalam mencintai, jangan bucin wejangannya.
Bu Bella menceritakan kisahnya dengan mantan terindah masa perkuliahan. Berikut adalah kisahnya.
Jovanka Esabel Pasha, nama pria yang membuat Bella terpana sejak budi baiknya tertebar. Pria yang mempunyai prinsip dan tekad yang tinggi. Perangainya yang teduh membuat mata setiap insan yang menatap menjadi jatuh hati. Kepribadiannya yang ramah dan hangat menandakan ia sudah selesai dengan dirinya sendiri.
Pria yang memiliki nama panggilan Jovan resmi menjadi kekasih Bella muda sejak perkuliahan semester dua. Hubungan mereka sangat stabil tidak seperti sejoli yang berpacaran semasa maba (mahasiswa baru). Kedewasaanlah yang membuat mereka berdua merajut hubungan dan menjalani kehidupan masing-masing dengan selaras dan sangat seimbang.
Latar belakang mereka yang hampir serupa yang menjadikan kesamaan dalam berprinsip dan menjalani hidup. Jovan merupakan anak yatim yang sedari umur 3 tahun ayah meninggal. Sedangkan, Bella termasuk korban broken home juga sedari umur 3 tahun.
Hubungan mereka sudah diketahui keluarga sejak awal berpacaran. Orang tua Jovan dan Bella pun saling kenal baik. Bahkan sempat bertemu kedua keluarga yaa meskipun hanya makan bersama. Jarak rumah antar mereka terbilang tidak jauh. Kepercayaan keluarga berhasil mereka dapatkan, karena kepribadian yang mereka miliki.
Meskipun, keyakinan mereka berbeda. Jovan adalah pria Kristen taat dan Bella merupakan seorang muslim.
Pembuktian demi pembuktian yang berasal dari prestasi dan rintanganpun berhasil membuat keluarga kedua sejoli ini terenyuh. Dan mempercayakan segala sesuatunya pada mereka.
Prestasi yang mereka rangkai sedari awal perkuliahan lebih dari kata memuaskan. Bella dan Jovan sekelas sedari maba, hal ini tidak menjadikan mereka hanya berbucin ria. Justru, mereka saling membahu dan mendorong saat setiap dari mereka putus asa.
Rintangan dan hambatan yang menghadang mereka lewati dan tuntaskan dengan bangga. Contohnya sewaktu perkuliahan menginjak semester pertengahan yang memaksa mereka berjauhan karena rangkaian impian yang ingin mereka gapai.
Jovan mendapat kesempatan untuk pertukaran mahasiswa di salah satu universitas di Inggris. Bella tidak akan menghalangi Jovan, justru ia sangat mendukungnya dan menguatkan. Begitupun Jovan ia paham betul di Indonesia Bella setia menunggu.
Setengah tahun yang berat karena rentang ruang dan waktu tak sama, akan tetapi dapat mereka lalui dengan khusnul-khotimah. Tantangan tadi menjadikan hubungan kedua lebih erat dan mereka yakin tidak akan terpisahkan.
Menjelang semester akhir, beban berat bagi setiap mahasiswa sangat terasa. Perskripsian, karena kuliah agak longgar Bella mengambil kesempatan untuk kerja. Kalau Jovan karena ia merupakan anak tunggal sekaligus tulang punggung keluarga, ia sudah sedari maba kuliah sambil kerja.
Adaptasi Bella di tempat kerja ini membuka pandangan Bella kerasnya hidup semakin terasa, dan ia baru merasakan betul apa yang ditanggung Jovan selama ini secara langsung.
Bella agak kacau untuk membagi waktu antara pengerjaan skripsi dan pekerjaannya sebagai akuntan publik. Banyak pekerjaan yang belum selesai di kantor dan terpaksa dibawa pulang ke rumah. Alhasil kefokusan pengerjaan skripsi Bella terganggu.
Beruntunglah, Bella memiliki seorang pangeran tangguh yang selalu ada siap sedia, berkorban demi wanita kesayanganya. Meskipun Bella tidak meminta bantuan, bahkan cenderung menutupi permasalahanya. Bella tidak ingin menjadi beban untuk Jovan, karena ia tahu bahwa Jovan juga sudah pusing dengan urusannya sendiri. Namun, Jovan yang sudah lebih dari 3 tahun bersama Bella tidak semudah itu dibohongi.
Jovan paham betul bahwa kekasihnya ini sedang memiliki masalah. Akhirnya Jovan tidak tinggal diam, ia mengerahkan segenap kekuatannya untuk membantu Bella menyelesaikan skripsi. Kopi demi kopi Jovan dan Bella habiskan sampai tengah malam untuk pengerjaan skripsi.
Bahkan, karena saking capeknya kerja sering kali Bella tertidur di meja caffe. Karena tidak tega membangunkan, terkadang Jovan melanjutkan skripsinya Bella.
Mulai dari mencari tempat penelitian hingga sidang skripsi mereka kerjakan bersama. Tidak seperti biasanya yang masing-masing memiliki target tersendiri.
Sampai tibalah pada momen wisuda. Setiap wisudawan dan wisudawati dibersamai dengan orang tua nya. Bella memperhatikan awalnya dari kejauhan sang kekasih bersama ibunya yang terlihat sangat bangga karena putra sematawayangnya menyandang gelar terbaik se-universitas. Air mata ibunda Jovan yang menetes terekam sangat khitmat di pandangan Bella, hingga mampu menggetarkan hatinya.
Jovanka Esabel Pasha, putra pendeta ternama yang disegani seantero kota daerahnya, dari sorot mata yang terpancar meskipun tidak tersuratkan. Bella ingat harapan sang ibunda kekasihnya sewaktu awal mereka masih sebatas teman, bahwa Jovan didik untuk melanjutkan jejak ayahanda sebagai seorang pendeta.
Kepribadian, perangai, dan ketaatan yang Jovan tebar sudah sangat pantas menyadang gelar tersebut. Namun, keterbukaan hati Jovan pada kebenaran dan kecintaan pada sang kekasih Bella membuat Jovan memutuskan untuk ingin pindah ke agama Islam.
Jujur, awalnya Bella sangat Bahagia dengan keputusan Jovan ingin hidup bersama dan memeluk agamanya. Akan tetapi, di sisi lain Bella tidak tega merebut dan merenggut Jovan beserta harapan dari ibundanya.
Tepat di hari wisuda Jovan ingin menjadikan momen bersejarah yang terabadikan. Rencana setelah perfotoan bersama Bella dan keluarga di studio foto, Jovan ingin melamar.
Akan tetapi, keputusan Bella juga sudah bulat. Ia sangat menyayangi Jovan dan ibunya. Bella memutuskan hubungannya dengan Jovan berakhir sampai di sini karena tidak bisa dilanjutkan lebih Panjang.
Memang hal ini pahit bagi kedua belah pihak, begitupun bagi Bella tersendiri. Akan tetapi apa boleh buat, Bella yakin demi kebahagiaan Jovan dan masa depannya ia harus berkorban. Mengikhlaskan Jovan pergi.
Begitulah kisah bu Bella dengan mantan terindahnya. Sebenarnya hal yang mendasar sehingga bu Bella mengakhiri hubungan dengan mantannya karena wejangan ibunya jika mencari suami harus kuat agamanya karena suami nanti yang akan menjadi panutan dan imam bagi istri dan anak-anak di masa depan. Agama yang dimaksud ialah Islam.
Bukan bermaksud mendiskreditkan, tapi bagaimana suami akan menuntun jika ini awal dia untuk dituntun. Singkat cerita sekarang Bu Bella menemukan belahan jiwa sejatinya yang sangat menyayangi Bu Bella. Meskipun terkadang suami Bu Bella selalu cemburu saat reuni kuliah, karena takut Bu Bella bertemu dengan mantan terindahnya.