Menjadi bagian dari tim inti Barcelona, Sergi Roberto umumnya diposisikan sebagai bek kanan. Dia memang punya kecepatan, kelenturan untuk bergerak dari satu ruang kosong ke ruang kosong lain, serta umpan-umpan jauh yang akurat, sehingga posisi tersebut bisa jadi memang posisi yang cocok untuknya. 

Dan jangan lupa, dia pun kerap turut andil dalam terciptanya gol-gol Barcelona dan membantu tim meraih kemenangan. Namun, ada satu masalah serius di sini: Sergi Roberto tidak begitu baik dalam bertahan.

Dua Kelemahan Sergi Roberto

Kelemahan Sergi Roberto yang pertama, jika kita melihatnya sebagai seorang bek kanan, adalah dalam duel satu-lawan-satu. Di pertandingan melawan Real Betis kemarin lusa (11/11), misalnya, di mana Barcelona kalah dengan skor 3-4 di Camp Nou,  “andil” Sergi Roberto cukup besar dalam terciptanya gol pertama Betis, di mana dia kalah dalam duel satu-lawan-satu dengan Junior Firpo. 

Memang di sini dia tidak bisa sepenuhnya disalahkan, sebab mestinya ada pemain Barcelona lain yang ikut membantunya menutup ruang tembak bagi Firpo—Arthur Melo, dalam hal ini. Namun tetap saja Sergi Roberto terlihat terlalu mudah dikalahkan. Mungkin penilaian akan sedikit berbeda jika lawan yang dihadapinya itu sekelas Cristiano Ronaldo.

Kelemahan Sergi Roberto yang kedua sebagai seorang bek kanan adalah dalam mengantisipasi pergerakan lawan. Masih di pertandingan melawan Betis itu, dalam terjadinya gol keempat Betis, “andil” Sergi Roberto lagi-lagi cukup besar. Dia mestilah tahu bahwa bola akan diberikan kepada Junior Firpo tetapi dia tidak menjaga dirinya cukup dekat dengan Firpo. Sementara itu Firpo cukup cerdik untuk tidak membuat dirinya terjebak dalam perangkap offside. Begitulah dia mengalirkan umpan manis kepada Sergio Canales dan Barcelona pun kembali tertinggal dua gol untuk ketiga kalinya di pertandingan itu. 

Sementara itu, di pertandingan tandang melawan Rayo Vallecano seminggu sebelumnya (4/11), di mana Barcelona berhasil menang dengan skor 2-3, kedua gol Vallecano dicetak di sisi kanan gawang. Dan dalam terjadinya dua gol itu, terlihat betapa Sergi Roberto terlambat menyadari bahwa ada pemain lawan yang seharusnya dia cermati betul-betul pergerakannya.

Dengan dua kelemahannya ini, juga kelebihan-kelebihannya yang disebutkan di awal tadi, alih-alih sebagai bek kanan, Sergi Roberto sebenarnya lebih pas diposisikan sebagai gelandang sayap kanan. Di posisi ini, dia bisa leluasa membantu penyerangan dan memberikan umpan-umpan akurat kepada Luis Suárez atau Lionel Messi. Di saat yang sama, dia tak terlalu dibebani oleh keharusan untuk menjaga penyerang lawan di area pertahanan Barcelona dan dia pun terhindar dari petaka duel satu-lawan-satu. 

Masalahnya, di musim 2018/2019 ini, Ernesto Valverde selaku pelatih Barcelona lebih mengandalkan formasi 4-3-3, dan di formasi ini tidak ada ruang bagi seorang gelandang sayap—kanan maupun kiri.

Posisi-Posisi Sergi Roberto dan Kendala-Kendalanya

Selain sebagai bek kanan, di Barcelona, Sergi Roberto pernah juga diposisikan sebagai gelandang serang, gelandang bertahan, bahkan sebagai salah satu trisula bersama Messi dan Suárez. Ketika dimainkan di depan, seperti di laga El Clásico terakhir (28/10) yang dimenangkan Barcelona dengan skor 5-1, dua gol Suárez terlahir berkat assist darinya. 

Kontribusi Sergi Roberto berupa assist juga banyak diberikannya musim lalu saat dia didorong ke depan setelah sebelumnya dimainkan sebagai bek kanan. Lagi-lagi, terlihat jelas keharusan untuk mengawal pertahanan dengan intens semestinya tak begitu dibebankan kepadanya.

Namun katakanlah di Barcelona-nya Valverde ini Sergi Roberto diposisikan di depan, sebagai gelandang serang, maka akan ada pemain tengah dengan karakter kuat lainnya yang harus dikorbankan. Arthur Melo, misalnya. 

Meski di tiga pertandingan terakhir performa Arthur tidak begitu baik, dia memiliki sesuatu yang dibutuhkan Barcelona, yang jika dia tampil dengan performa terbaiknya maka lini tengah Barcelona akan sangat hidup dan di saat yang sama rapat; dan ini memudahkan pemain-pemain tengah Barcelona yang lainnya untuk membangun serangan dari bawah. Di dalam gaya bermain Arthur, ada sebagian gaya bermain Xavi Hernández dan Andres Iniesta, meski masih di level yang jauh di bawahnya. Mengorbankan Arthur untuk seorang Sergi Roberto, bisa jadi, bukan pilihan yang tepat. 

Sergio Busquets dan Ivan Rakitić sementara itu nyaris tak tergantikan. Mereka sangat diandalkan Valverde dalam menjaga keseimbangan di lini tengah.

Kendala serupa akan ditemukan jika Sergi Roberto diposisikan sebagai salah satu trisula di depan. Yang akan digantikannya tentu bukan Messi atau Suárez, tetapi pemain-pemain seperti Philippe Coutinho, Ousmane Dembélé, dan Malcom Oliveira. Sialnya, masing-masing pemain tersebut pun memiliki karakter yang kuat, terutama Coutinho dan Dembélé. 

Coutinho bisa melewati lawan dan membantu Messi mengatur aliran bola dan kerap mencetak gol dari luar kotak penalti.  Dembele, sementara itu, memiliki kecepatan yang luar biasa dan bisa juga mengacak-acak pertahanan lawan jika dia bermain dengan baik. 

Sergi Roberto tentu tak sebanding dengan mereka jika kita melihatnya sebagai seorang penyerang. Maka, untuk yang satu ini pun, mengorbankan salah satu dari mereka untuk Sergi Roberto agaknya bukan pilihan yang tepat.

Pilihan-Pilihan Solusi

Dari situ terlihat bahwa jika Sergi Roberto tetap dimasukkan sebagai pemain inti Barcelona, maka posisi paling mungkin untuknya adalah bek kanan. Namun tentu, demi kebaikan tim yang dibelanya ini, Sergi Roberto harus bisa mengatasi dua kelemahannya yang dibahas di awal tadi. 

Sergi Roberto bisa belajar ke Jordi Alba soal bagaimana mengantisipasi pergerakan lawan; meskipun Alba bermain di sisi kiri namun pada dasarnya peran mereka sama dalam bertahan. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan dalam duel satu-lawan-satu, Sergi Roberto bisa belajar ke bek tengah yang sering mengalaminya seperti Gerard Pique atau Samuel Umtiti; dan dia pun mau tak mau harus meningkatkan kekuatan fisiknya supaya dia bisa setangguh Dani Alves. Inilah kiranya solusi terbaik untuk Barcelona dan Sergi Roberto sendiri.

Namun ada dua hal dari solusi ini yang tak pernah kita tahu pasti. Pertama, bisakah Sergi Roberto mencapai level Jordi Alba (dalam mengantisipasi pergerakan lawan) dan Dani Alves (dalam ketangguhan dan kemampuan duel satu-lawan-satu)? Kedua, berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga Sergi Roberto berhasil mencapai level tersebut—jika memang dia bisa mencapainya? Mengambil solusi terbaik ini pun, pada dasarnya, adalah pertaruhan bagi Valverde.

Solusi lainnya, yang tak mengharuskan Sergi Roberto meningkatkan kemampuannya untuk mencapai level tersebut, adalah mengubah formasi Barcelona; menambah jumlah gelandang tengah dari semula tiga menjadi empat atau lima, di mana Sergi Roberto akan bermain di posisi terbaiknya, yaitu gelandang sayap kanan. 

Akan tetapi, sebagaimana telah dibahas tadi, akan ada pemain dengan visi menyerang lainnya yang harus dikorbankan jika langkah ini diambil—entah itu Dembélé atau Arthur atau bahkan Coutinho. Lagi-lagi, akan menjadi sebuah pertaruhan bagi Valverde. Yang mana pun langkah yang diambil, solusi mana pun yang dijadikan pertaruhan oleh Valverde, tujuannya sama: mengokohkan kembali pertahanan Barcelona; membuat tim raksasa Catalan ini tak lagi mudah kebobolan dan diacak-acak penyerang-penyerang lawan.

Di La Liga musim ini, Barcelona telah kebobolan 18 gol hanya dalam 12 pertandingan; jumlah yang tentunya banyak. Dan menariknya adalah komposisi lini pertahanan mereka sesungguhnya tak jauh berbeda dari musim lalu di mana mereka cukup banyak memperoleh clean sheet.

Masalah posisi Sergi Roberto, juga dua kelemahan sang jebolan La Masia ini, tentu hanyalah satu dari sekian banyak hal yang membuat Barcelona di musim ini begitu banyak kebobolan. Ketiadaan Iniesta di lini tengah bisa jadi ikut memberikan pengaruh, mengingat El Illusionista aktif menjemput bola ke belakang dan visi serta kemampuan olah bolanya yang apik memberi rasa aman bagi para pemain bertahan; sesuatu yang dulu dilakukan dengan sangat baik dan konsisten oleh Xavi. 

Maka mungkin ada satu solusi lain, yang tentunya juga pertaruhan bagi Valverde, yakni meningkatkan level permainan Arthur; meningkatkannya secara signifikan dan dalam waktu yang relatif singkat. Jika Arthur sudah pada level di mana dia bisa mengambil alih peran Xavi dan Iniesta itu dengan baik, mestilah beban yang dirasakan Sergi Roberto sebagai bek kanan akan banyak berkurang, sebab lini tengah Barcelona akan jauh lebih stabil. Dan tentu alangkah baiknya, jika di saat yang sama, Sergi Roberto pun telah berhasil mengatasi dua kelemahannya tadi itu.

Baca Juga: Dilema Barcelona