Attachment adalah suatu ikatan emosional yang dibangun antara anak dengan orangtua atau pengasuhnya. Dalam buku understanding attachment in young children ada dua jenis Attachment yakni Secure attachment dan Insecure attachment.
Secure attachment adalah kelekatan aman dimana seorang anak akan merasa aman dan nyaman apabila bersama dengan orangtuanya, ibunya atau pengasuhnya. Sedangkan insecure attachment adalah perilaku menghindar dari seorang anak dan bisa jadi akan melakukan perlawanan pada ibu atau pengasuhnya.
Bagi ibu yang bekerja tentu akan meninggalkan anak mereka ketika bekerja dengan rentang waktu yang cukup lama yakni sekitar 7-10 jam perhari sehingga waktu kebersamaan anak dengan ibunya akan berkurang.
Kurangnya kebersamaan antara ibu pekerja dengan anak mereka tentunya bisa jadi akan menimbulkan pola insecure attachment pada ibu dan anak apabila ibu tidak mampu memanagement dengan baik waktu bersama dengan anak.
Timbulnya insecure attachment antara ibu dan anak akan berdampak pada perkembangan anak karena ibu tidak mampu mengerti apa yang dibutuhkan oleh anaknya. Santrock 2011 mengatakan bahwa kelekatan tidak aman (insecure attachment) yang timbul pada anak akan berkaitan dengan kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain dan masalah perkembangan lainnya. Insecure attachment akan memberikan risiko pada anak seperti rasa kecewa, ketakutan dan perasaan rendah diri dimana perasaan itu muncul karena ibu atau figure lekatnya menolak anak saat membutuhkan bantuan.
Hubungan kelekatan tidak aman antara ibu dan anak tentunya tidak ingin terjadi pada anak-anak kita yang mana kesehariannya ditinggal bekerja oleh ibunya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sebagai ibu pekerja tentu mengharapkan anak-anak tumbuh secara optimal baik fisik dan psikologis serta mengalami perkembangan yang optimal baik secara kognitif maupun kemampuan emosionalnya.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ibu pekerja untuk membangun secure attachment antara ibu dan anak yakni sebagai berikut:
Memberikan perhatian kepada bayi semenjak masih dalam kandungan.
Ketika ibu bekerja ibu bisa selalu berinteraksi dengan memberikan sentuhan lembut pada perut dan selalu mengajak komunikasi. Ibu bisa memberikan musik dan bacaan al-qur’an yang lembut yang bisa membuat janin menjadi tenang. Kondisi ibu yang sehat, tenang akan sangat berpengaruh pada janin dalam perut ibu sehingga, stress dalam pekerjaan harus benar-benar dihindari bagi ibu yang sedang hamil.
Menyusui bayi dengan memberikan ASI.
Proses menyusui bayi sangatlah penting untuk membangun secure attachment antara ibu dan anak karena dalam menyusui terjadi interaksi kontak mata antara bayi dengan ibunya, adanya dekapan atau sentuhan dari ibu yang membuat bayi merasa aman dan nyaman bersama ibunya.
Problem bagi ibu yang bekerja yang hanya mendapatkan cuti melahirkan selama 3 bulan sehingga proses menyusui akan berkurang secara kuantitas karena ibu harus kembali bekerja.
Tetapi ibu pekerja bisa menyusui anak ketika sepulang kerja atau diwaktu malam hari dengan memberikan perhatian yang penuh ketika sedang menyusui. Ibu bisa berkomunikasi dengan anak dan memberikan pengertian bahwa ibu bekerja ketika proses menyusui berlangsung.
Bagi ibu yang tidak melakukan aktivitas menyusui tentu bukan berarti tidak bisa membangun secure attachment pada anak, ibu bisa melakukan rutinitas seperti membersamai bayi ketika proses tidur, menggendong bayi yang tentunya aktivitas tersebut dapat membuat bayi merasa aman dan nyaman. Perasaan aman dan nyaman bayi terhadap ibu sejak usia dini akan menjadi dasar terbangunnya secure attachment pada anak nantinya.
Responsif akan kebutuhan anak.
Anak yang memiliki ibu dengan kepekaan dan responsivitas yang tinggi kemungkinan lebih besar untuk tidak terjadi keterlambatan perkembangan dibandingkan dengan anak yang memiliki ibu dengan kepekaan dan responsivitas yang rendah. Noordiyati 2011 menyatakan bahwa kepekaan dan ketanggapan pengasuhan ibu mempunyai hubungan yang signifikan dengan hasil perkembangan anak.
Pada awal kelahiran, seorang bayi akan menunjukkan kebutuhan mereka dengan cara menangis ataupun dengan gerakan yang menunjukkan ketidaknyamanan atau minta bantuan dari ibunya. Sebagai ibu pekerja tentu hal ini tidaklah mudah karena intensitas waktu bersama anak harus terbagi dengan pekerjaan oleh sebab itu ibu pekerja bisa melakukan beberapa hal salah satunya berkomunikasi dengan pengasuh bayi (nenek, pengasuh daycare atau baby sitter) selama ditinggal bekerja tentang semua yang dilakukan oleh bayi sehingga ibu tidak akan tertinggal informasi terhadap perkembangan anak.
Sebaliknya ibu juga harus menginformasikan kebiasaan bayi kepada pengasuh sehingga tanda-tanda yang diberikan oleh bayi dapat tersampaikan dengan benar kepada pengasuh yang membuat bayi akan merasa aman dan nyaman ketika ibu bekerja.
Memasuki usia 1 tahun ke atas anak sudah mampu mengkomunikasikan kemauannya dengan melontarkan kata ataupun dengan gerakan yang mana ibu juga harus peka terhadap apa yang diinginkan oleh anak.
Ketika seorang ibu yang memiliki kelekatan aman dengan anaknya akan mampu memberikan keinginan anaknya dengan tepat bukan lantas memberikan semua kemauan anak yang bisa berdampak negatif pada pertumbuhan anak itu sendiri dengan alasan sebagai kompensasi atas berkurangnya waktu bersama dengan anak karena harus bekerja.
Quality time bersama anak dan keluarga.
Bagi ibu pekerja memberikan waktu yang berkualitas pada anak sangatlah penting. Ibu pekerja bisa memanfaatkan waktu ketika malam hari atau bersama dengan anak dengan melakukan beberapa aktivitas seperti mengajak anak bermain, menemani belajar dan ibu bisa memanfaatkan waktu dipagi hari untuk memandikan anak dan menyuapi anak ketika makan.
Selain dua waktu tersebut, ibu pekerja bisa memanfaatkan waktu ketika liburan atau weekend dalam membersamai anak. Dengan melakukan aktivitas tersebut maka akan terjalin komunikasi antara ibu dengan anak ibu bisa menunjukkan ekspresi cinta dan peduli kepada anak sehingga anak akan mengerti bahwa walaupun ditinggal bekerja oleh ibunya cinta dan kasih sayang selalu tercurahkan pada anak.
Seorang ibu yang memiliki secure attachment dengan anak akan merasa senang ketika mengajak anak berkomunikasi dan bercanda. Oleh sebab itu merupakan sebuah keharusan bagi orangtua untuk membangun dan menjaga quality time bersama anak didalam keluarga untuk mendukung berbagai aspek perkembangan anak.
Daftar Pustaka
Brotherson, Seam understanding attachment in young children, 2001.
Noordiati, Mohammad, dkk 'Hubungan Kepekaan Serta Ketanggapan Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Pra Sekolah'. Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 27 No. 1 Halaman 20.
Santrock, John W., Perkembangan Remaja Edisi Keenam, terjemahan Shinto B, Adelar (Penerbit Erlangga: Jakarta, 2003).