Tak terasa seiring berjalannya waktu umur kita juga makin bertambah. Dahulu kita dikenal sebagai anak-anak, kini kita telah beranjak dewasa. Semuanya terasa begitu cepat. Ketika masih kecil kita sering melakukan  sesuatu sesuai kehendak kita. Apapun itu yang penting membuat kita merasa bahagia.

Berbeda ketika sudah beranjak dewasa. Segala sesuatu yang akan kita lakukan harus dipikirkan dengan matang. Apakah sesuatu itu baik untuk kita, bermanfaat untuk masa depan kita. Ketika sudah beranjak dewasa kita harus mampu membuat keputusan sendiri.

Usia saya saat ini adalah 18 tahun. Artinya, saya hidup selama 6.570 hari atau 157.680 jam. Sungguh waktu yang sangat lama jika digunakan untuk mempelajari sesuatu. Coba bayangkan ketika kita gunakan untuk membaca buku, tidak perlu banyak-banyak, misalnya satu jam sehari.

Kita hitung ketika satu jam bisa mendapatkan 50 lembar. Dengan kata lain, kita sudah menghabiskan 328.500 lembar yang kita baca selama hidup 18 tahun sehingga sudah berapa banyak buku yang sudah kita selesaikan. Sudah berapa banyak pengetahuan yang kita dapatkan. Sangatlah banyak bukan.

Walaupun demikian jika kalian belum memulai untuk membaca buku tidak apa apa, tidak kata terlambat jika kita sadar untuk memulai.

Tugas kalian hanya satu. Mulailah dari sekarang, jangan menunggu untuk membaca buku ketika kalian merasa siap karena ketika kalian menunggu untuk merasa siap kalian tidak akan pernah untuk memulai. Do it now!

Ketika kita membaca, cepat atau lambat rasa candu akan muncul pada diri kita dan hal ini akan memaksa kita untuk membaca lebih banyak dan lebih sering dari biasanya. Dengan membaca buku, kita dapat memperluas wawasan, mengubah cara pandang, dan mendapatkan banyak pengetahuan.

Pada titik ini, kita akan merasakan bahwa membaca buku membuat kita merasa bodoh. “Wah, ternyata saya masih bodoh. Saya pikir saya sudah pintar, tetapi ada banyak orang yang lebih pintar dari saya. Begini saja saya tidak tahu.” Itulah mengapa membaca benar-benar membuat kita makin merasa bodoh.

Makin banyak membaca, makin dia bodoh karena makin sering pula dia menyadari bahwa dirinya masih lebih bodoh daripada orang lain. Seperti yang dikatakan oleh Imam Syafi’i “ketika saya mendapatkan pengetahuan baru, maka hal itu menunjukkan betapa bodohnya diriku.”

Imam Syafi'i mendapatkan hal baru dan menyadari bahwa masih banyak hal baru yang belum beliau ketahui sehingga membuat beliau semangat untuk mempelajari ilmu baru lagi dan lagi. Seperti itu adalah dorongan yang sangat positif untuk kita.

Bagaimana jika misalnya kita mengetahui suatu ilmu dan kita sudah merasa mengetahui semua ilmu, yang demikian bisa disebut sombong dan Allah paling tidak suka dengan orang sombong. Semoga kita semua terhindar dari sifat sombong.

Jika demikian, maka membaca menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap individu. Menyelami hikmahnya akan lebih bijak daripada hanya melihat kulit hingga berbuah “ke-prasangkaan”. Jangan khawatir jika kita akan pintar dengan banyak membaca buku.

Wawasan yang melimpah tidak memengaruhi keselamatan kita. Watak dan perilaku kitalah yang akan memengaruhi. Tidak ada ayat yang menerangkan bahwa orang yang berwawasan sempit lebih mudah masuk surga. Selama kita menggali lebih dalam tentang makna rasa syukur, kita akan merasa perlu untuk membaca.

Orang yang membaca buku pasti akan mendapatkan pengetahuan baru, terutama ketika mereka sudah menyelesaikanya, tetapi seketika kita hanya mengingat 20% dari informasi penting yang terkandung dalam buku, atau tidak sama sekali. Seperti itu artinya kamu membohongi dirimu sendiri.

Dr. Barbara Oakley, seorang profesor teknik di Universitas Auckland, menyebut ini sebagai illusions of competence. llusions of competence menjelaskan bahwa ketika kita melihat informasi, seperti membaca buku, kita tidak selalu memahaminya.

Ketika melihat atau mendengar seseorang menarik kesimpulan tidak berarti bahwa kita tahu bagaimana cara mendapatkan kesimpulan itu atau cara menjelaskan argumen mereka. Ketika kita menemukan sesuatu di Google, kita memiliki ilusi bahwa informasi yang kita cari sudah diserap oleh otak kita.

Jika kita menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari sesuatu, bukan berarti kita mengerti. Sebagian informasi/pengetahuan yang kita terima dan tidak kita praktikkan lama kelamaan akan hilang dengan sendirinya.

Nah, kali ini saya akan memberikan beberapa tips agar informasi/pengetahuan yang kita dapatkan tidak hilang yaitu melalui active recall. Active recall adalah ukuran apakah kita benar-benar memahami apa yang kita baca. Mengaktifkan active recall sangat mudah.

Kita hanya perlu membalik halaman, menutup buku dan bertanya pada diri sendiri ide utama dari apa yang kita baca. Jika kita tidak dapat menemukan jawabannya, baca lagi. Waktu dan tempat juga menjadi faktor penting.

Belajar di waktu dan tempat yang berbeda memudahkan informasi untuk tertanam di otak. Pencarian aktif tidak hanya tentang mengingat, tetapi juga tentang memahami informasi yang kita terima. Selain pencarian aktif, kita juga dapat menggunakan latihan langsung.

Saya pernah membaca buku dari Felix Y. Siauw dengan judul “How to Master your Habits” dikatakan bahwa jika kalian tidak ingin melupakan informasi penting dalam buku, kalian dapat segera mempraktikkannya di dunia nyata.

Misalnya, jika kalian sedang membaca bab tentang senyum, bacalah segera kemudian berlatihlah tersenyum dengan orang lain.

Tidak hanya mengingat bab tentang senyum, kalian juga mendapatkan pahala karena senyum termasuk sedekah, tetapi jangan senyum senyum sendiri nanti bisa diangap gila oleh orang lain .

Atau misalnya, jika kalian sedang membaca bab tentang etika dengan seorang guru/dosen, lalu kalian praktikkan ketika bertemu dengan guru/dosen. Ulangi seperti itu dengan beberapa pengulangan dan latihan, sadar atau tidak kalian akan paham tentang bab tersebut dan bisa melakukannya dengan autopilot.

Pada dasarnya ketika kita membaca banyak buku secara otomatis kita memperoleh banyak ilmu, informasi, dan pengetahuan yang belum kita ketahui sebelumnya.

Pada hal ini tentunya membuat kita seakan akan merasa bahwa masih banyak ilmu yang belum kita pelajari dan ketahui dan cara untuk selalu mengingat atau menempel pada ingatan adalah dengan melakukan active recall atau dengan mengamalkan ilmu secara langsung.  

Oleh karena itu saya mengajak kawan kawan semua untuk bisa menerapkan habits membaca buku dan cara agar kita tidak lupa tentang pengetahuan yang ada di dalam buku. Saya yakin bahwa suatu saat nanti ini semua akan bermanfaat bagi kalian pada masa yang akan mendatang.