Dulu, saat saya duduk di bangku SMA, saya pernah mendengar pernyataan dari ibu saya bahwa perempuan itu lebih lemah daripada laki-laki. Menurut perempuan yang sudah mempunyai satu cucu itu mengatakan jika hal tersebut sudah menjadi kodrat dari Tuhan dan itu tidak bisa kita elakkan. Saat itu pula saya langsung setuju dengan pernyataan ibu saya, apalagi beliau menyebut-nyebut nama Tuhan.
Namun, lambat laun saya berpikir jika pernyataan ibu saya sudah keliru dan bahkan sangat keliru. Kita bisa ambil contoh dari pernyataannya Mbak Kalis Mardiasih, seorang feminis muslim yang doyan banget sama sambel. Beliau mengatakan jika banyak sekali perempuan yang dapat melahirkan berkali-kali lewat lubang yang sangat kecil padahal kalau dipikir-pikir ukuran seorang bayi ya tidak kecil.
Selain itu, banyak juga perempuan yang masih dan saya yakin akan terus mampu bekerja keras di tengah haid yang menyiksa. Siksaan itu biasanya sangat terasa saat hari pertama dan kedua haid yang mana darah mengalir deras hingga membuat badan terasa letih, lesu, dan lunglai. Tak hanya itu, siksaan juga datang dari nyerinya perut yang rasanya tidak dapat didefinisikan karena saking sakitnya.
Anggapan bahwa perempuan itu bukanlah makhluk lemah juga bisa kita lihat dari dunia olahraga. Permainan ciamik mereka saat mengolah bola hingga dapat menorehkan prestasi yang tidak main-main adalah bukti bahwa mereka kuat dan bahkan bisa jadi lebih kuat dari laki-laki. Lalu, siapa sajakah mereka yang dapat mematahkan stigma bahwa perempuan itu lemah?
1. Serena Williams
Saya kagum dengan salah satu atlet tenis asal Amerika Serikat, Serena Williams. Prestasi yang diraih sungguh patut diacungi seluruh jempol yang ada di dunia ini. Pucak kekaguman saya pada atlet peraih 35 gelar Grand Slam ini adalah saat ia menjuarai Australia Open pada Januari, empat tahun silam.
Bagaimana tidak, saat bertanding di babak final melawan kakaknya, Venus Williams, ia tengah hamil muda. Hal ini diperkuat dengan unggahan foto selfie-nya di akun snapchat-nya Serena Williams dengan balutan baju renang dan diberi caption “20 minggu” pada bulan April 2017.
Dengan adanya fakta tersebut, artinya Serena Williams tengah hamil sekitar delapan minggu saat ia meraih trofi Australia Open 2017. Sungguh sangat luar biasa hingga saya tidak mampu mengungkapkan kehebatan yang dimiliki oleh atlet berambut keriting tersebut.
2. Greysia Polii
Dalam pertandingan badminton, sektor ganda putri adalah sektor yang sering membuat durasi paling panjang di dunia. Hal ini terbukti ketika Greysia Polii bersama Nitya Krishinda Maheswari mencatatkan rekor pertandingan badminton terlama di dunia yaitu dengan waktu 161 menit kala bersua ganda putri Jepang, Naoko Fukuman/Kurumi Yonao dengan rubber game 21-13 19-21 dan 22-24 di ajang Kejuaran Badminton Asia 2016. Walaupun kalah, pasangan yang sempat nangkring di ranking dua dunia ini patut kita apresiasi.
Perjuangan Greysia Polii untuk memecahkan rekor pun tak hanya berhenti di situ. Baru-baru ini, di HSBC BWF World Tour Final 2020 yang digelar di Bangkok, Thailand, Greysia Polii bersama juniornya, Apriyani Rahayu juga membuat rekor pertandingan terlama selama 94 menit di ajang Super Series/World Tour Final di babak semi final sepanjang gelaran Super Series/World Tour Final berlangsung.
Catatan pertandingan dengan rekor dunia tersebut dimenangkan oleh ganda putri terbaik Indonesia saat melawan pasangan Korea Selatan, Lee So Hee/Shin Seung Chan dengan tiga game 21-17 22-24 dan 21-15. Sebelumnya, rekor ini juga dibuat oleh Greysia Polii saat berpasangan dengan Nitya Krishsinda yang melakoni pertandingan terlama di dunia dengan durasi 93 menit kala menghadapi pasangan Jepang lainnya Kakiiwa/Maeda di ajang BWF World Tour Final 2014.
Sebenarnya, rekor tersebut masih kalah dengan rekor yang dibuat oleh Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi vs Luo Ying/Luo Yu di ajang World Tour Final 2014 dengan catatan 98 menit. Namun, tetap saja Greysia Polii adalah atlet badminton yang jago buat durasi panjang di dunia.
3. Zhao Yunlei
Sejak dahulu, Tiongkok memang tak pernah kehabisan atlet berkualitas. Dalam ajang Olimpiade dan Asian Games, Tiongkok hampir selalu nangkring teratas dalam tabel perolehan medali. Salah satu atlet penyumbang medali emas di ajang prestisius tersebut adalah Zhao Yunlei.
Mantan atlet badminton ini kerap bermain di dua nomor dalam satu pertandingan, yaitu di ganda campuran dan ganda putri. Prestasi yang diukir pun juga tak main-main. Ia pernah meraih dua gelar juara dunia dalam satu waktu. Di nomor ganda putri ia bersama Tian Qing berhasil mengalahkan pasangan Denmark di babak final, Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl dengan skor 23-25 21-8 21-1. Sedangkan di nomor ganda campuran, Zhao Yunlei bersama Zhang Nan berhasil mengalungkan medali emas setelah mengalahkan kompatriotnya Liu Cheng/Bao Yixin dengan skor 21-17 21-11.
Sebenarnya, bermain di dua nomor tak hanya dilakoni Zhao Yunlei. Masih banyak atlet top yang bermain rangkap seperti atlet asal Thailand seperti Sapsiree Taerattanachai, Lauren Smith asal Inggris, hingga Liliyana Natsir yang dulu pernah bermain di dua nomor. Dengan bermain rangkap, banyak yang menilai hal tersebut akan membantu dalam segi permainan dan strategi. Bukan malah membuat stamina akan menjadi menurun.
Itulah sedikit gambaran perempuan hebat yang dapat mematahkan stigma bahwa perempuan itu lemah. Energi yang dimiliki perempuan sebenarnya sama dengan energi yang dimiliki laki-laki. Hanya dengan kemauan yang tinggi serta usaha yang keras untuk meraih apa yang kita impikan sekalipun impian tersebut identik dengan laki-laki.