Transparansi tidak sebatas wacana. Transparansi harus dijalankan dengan kesungguhan dan totalitas.

Berbicara mengenai hal yang berkaitan dengan transparansi, kita tidak bisa berbicara mengenai teori-teori dan hanya sebatas kata-kata yang terucap dalam mulut. Transparansi itu harus dibumikan dan dijadikan sebuah gaya hidup.

Melky Pangemanan, satu-satunya anggota DPRD Sulawesi Utara dari Fraksi PSI, adalah satu tokoh yang lagi-lagi membumikan apa itu transparansi. Ia mendapatkan jatah reses senilai 43.069.091 rupiah dengan pajak. Ia hanya menggunakan 33.432.000 saja.

Artinya, masih ada sisa 9.637.091. Uang yang “tidak seberapa” dibandingkan dengan apa yang ia bisa nikmati tetap ia harus pertanggungjawaban. Sisa 9,6 juta itu dikembalikan.

Untuk apa? Apakah untuk cari muka? Bisa saja iya. Tapi terlebih orang ini sudah melakukan “pencitraan” yang benar dan harus dijadikan teladan bagi anggota DPRD lainnya.

Ada dua alasan yang ia gunakan dalam alasan mengembalikan itu. Pertama adalah transparansi publik. Kedua adalah dia tahu bahwa itu adalah uang rakyat.

Alasan pertama, transparansi publik. Transparansi adalah sebuah tindakan untuk memberi tahu uang yang digunakan ke mana saja dan bagaimana diproses dari awal sampai akhir. Dalam dana reses ini, Melky Pangemanan memberikan transparansi.

Dari sejumlah uang yang diberikan, ia menggunakan sekian-sekian, dan itu diketahui dan dibuka secara rinci. Kemudian ketika ada surplus atau kelebihan, ia lantas bisa memberitahukan kelebihan itu kepada rakyat. Transparansi adalah praktik baik untuk mencegah dan melawan korupsi, selain pembuktian terbalik harta setiap anggota dewan.

Dalam hal ini, kita tahu bahwa transparansi adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi. Manado mendapatkan anggota dewan yang begitu baik dan begitu transparan. Transparan bahasa sederhananya adalah telanjang. Menelanjangi setiap anggaran agar bisa ditelusuri dengan detail. Melky Pangemanan yang hanya satu dari sekian banyak anggota DPRD Sulawesi Utara menjalankan prinsip ini.

Alasan kedua, yakni sense of belonging. Uang yang diterima Melky adalah uang yang diteteskan oleh rakyat Sulawesi Utara kepadanya. Itu bukan uangnya. Maka sebagai pengemban tanggung jawab, Melky harus memberi tahu uang “bosnya” ke mana saja. Artinya, ia adalah hamba yang bertanggung jawab dan tahu bagaimana mengelola uangnya.

Dalam kisah yang tercatat di Alkitab, Yesus pernah memberikan sebuah perumpamaan tentang talenta. Talenta itu diibaratkan uang. Ada tiga orang yang dipercayakan talenta dengan nilai yang berbeda-beda. Orang pertama mendapatkan lima talenta, orang kedua mendapatkan dua talenta, dan orang ketiga menerima satu talenta.

Jumlah tersebut melambangkan kepercayaan dari sang tuan kepada pegawainya. Ketiga orang ini lantas menjalankan tugasnya untuk melipatkan talenta itu untuk dikembangkan sebagai usaha, dari semua talenta yang diberikan tuannya, ketiga orang ini melakukan semacam upaya untuk menggunakannya.

Orang yang mendapatkan lima talenta melipatkannya menjadi 10 talenta. Orang kedua yang mendapatkan dua talenta melipatgandakan menjadi 4 talenta. Dan orang terakhir yang mendapatkan satu talenta malah mengubur talenta itu.

Memangnya kalau ditanam ke tanah bisa jadi pohon duit? Ini adalah kesalahan berpikir dari banyak orang mengenai modal. Modal itu bukan diendapkan, tapi digunakan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab.

Saya percaya bahwa Melky Pangemanan adalah orang yang memahami mengenai prinsip talenta, dan tidak mau menjadikan talenta itu dikubur. Talenta itu bukanlah uang, namun kepercayaan.

PSI hanya mendapatkan satu kursi di DPRD Sulawesi Utara. Tapi PSI tidak mengubur satu talenta itu dan bersungut-sungut. PSI menggunakan satu talenta bernama Melky, untuk dilipatgandakan; membangun kepercayaan. Dari satu talenta, jadi dua talenta, dan saya doakan bahwa transparansi yang dibumikan oleh Melky Pangemnan bisa menjadi berlipat-lipat ganda.

Ini adalah semangat membangun kepercayaan. Tidak mustahil apabila PSI di hari-hari ke depannya bisa mendapatkan kepercayaan rakyat untuk duduk di Senayan.

Semangat PSI dalam bekerja untuk rakyat haruslah dicontoh oleh banyak orang, khususnya para anggota dewan yang katanya terhormat. Terhormat itu dimulai dari hal-hal yang kecil. Setia kepada hal yang kecil akan membawa kita setia kepada hal yang besar. Karena kalau kita bisa setia kepada hal kecil, tentu hal besar akan dipercayakan. Ini adalah hukum alam.

Selama ini kita tahu bahwa Joko Widodo pun demikian. Sebagai pebisnis, ia menjalankan kejujuran. Dan lanjut dipercaya mengelola Solo, Jakarta, dan juga pada akhirnya mengelola bangsa ini dengan kekuatan.

Selama ini Indonesia sudah seharusnya bersyukur memiliki Presiden Joko Widodo. Dan makin bersyukurlah dengan keberadaan PSI di dalam legislatif. Mereka ini mampu, bukannya tidak mampu. Maka dengan demikian, Melky Pangemanan ini sudah berhasil membangun kepercayaan publik.

Selamat, Bung Melky. Mungkin Anda tidak mengenal saya, tapi saya mengikuti berita Anda. PSI tetap ada di dalam hati. Dan tetap menjadi panutan kita bersama. Semangat terus bekerja untuk rakyat, and treat them with kindness!