Pada zaman yang sudah sangat maju ini, tentu orang-orang sudah tidak asing lagi dengan media sosial atau lebih dikenal dengan kata medsos. Hampir semua kalangan masyarakat memiliki setidaknya satu akun media sosial. Bahkan anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar pun tidak sedikit yang memiliki akun media sosial. Namun, apakah media sosial memiliki peran yang penting dalam kehidupan sehari-hari?

Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, dan Snapchat adalah beberapa contoh dari sekian banyak media sosial yang ada saat ini. Semua lapisan masyarakat, terutama kaum milenial, sering menggunakan media sosial sebagai alat untuk menunjukkan gaya hidup mereka. Mulai dari travelling, konser, pesta, hingga kematian seseorang pun akan diabadikan di dalam media sosial. 

Keberadaan media sosial di era ini tentunya sangat membantu. Karena, selain bisa bertukar kabar dengan kerabat yang jauh keberadaannya, kita juga bisa berkenalan dengan orang-orang yang baru dari belahan dunia mana pun, menerima berita dengan cepat, dan bahkan kita bisa juga mengetahui suhu suatu tempat tanpa perlu pergi ke sana. 

Dengan media sosial, kita juga bisa menyalurkan hobi yang kita miliki. Contohnya dalam hal fotografi, kita bisa memposting hasil foto kita ke dalam suatu situs atau media sosial untuk diperlihatkan pada orang-orang dan mendapat apresiasi yang baik.

Namun, rupanya tidak sedikit yang beranggapan bahwa media sosial adalah toxic. Rasa cemburu kerap kali muncul saat melihat momen orang lain bersenang-senang dan beraktivitas yang diabadikan ke dalam media sosial. Terlebih saat ini banyak terdapat selebriti internet yang sering kali menunjukkan kehidupan mewahnya. 

Sejumlah barang-barang bermerek yang tak luput untuk dipakai dan kehidupan dunia malam yang juga sering ditunjukkan secara terang-terangan. Tontonan seperti itu terkadang membuat kita ingin merasakan kebebasan yang sama. Perasaan tidak berguna akan kehidupan yang dijalani sehingga membuat mudah putus asa untuk melanjutkan hidup dan kekhawatiran akan kehidupan yang terasa datar juga sering muncul saat menyaksikan postingan di media sosial milik kerabat atau bahkan selebriti terkenal sekalipun.

Tidak lupa, media sosial juga bisa membuat kita merasa malu akan bentuk tubuh yang kita miliki. Karena standar kecantikan biasanya dinilai dari bentuk tubuh. Model-model pakaian bermerek yang memiliki tubuh ramping, struktur wajah yang sempurna, dan kelebihan lainnya yang membuat kita merasa malu akan diri sendiri. Operasi plastik merupakan akses untuk kita agar memiliki penampilan fisik sempurna, dan tentunya memerlukan uang yang tidak sedikit untuk melakukannya. 

Sebagian orang rela menghabiskan jutaan rupiah untuk memiliki paras cantik dan menanggung rosiko yang berbahaya hanya demi penampilan fisik. Beberapa orang yang memiliki penghasilan rata-rata biasanya hanya mampu membeli barang palsu dari brand ternama hanya untuk bergaya. Padahal, barang palsu sangat dilarang keras keberadaannya karena melanggar hak cipta dan tidak memiliki izin dari yang bersangkutan.

Untuk mengatasi semua hal itu, solusinya cukup mudah, dengan cara bersyukur atas semua yang kita miliki karena masih banyak orang yang kurang beruntung di luar sana yang bahkan tidak memiliki tempat tinggal layak untuk dihuni, perbanyak kegiatan positif dalam hidup dan belajar untuk mengetahui bahwa semuanya memerlukan waktu. Akan datang saatnya untuk kita bisa merasakan hidup seperti kebanyakan orang-orang di media sosial. 

Dan yang terpenting adalah belajarlah untuk mencintai diri sendiri. Karena jika kita tidak bisa mencintai diri kita sendiri, bagaimana orang lain akan mencintai diri kita?