Sosial media, dalam hal ini Facebook, adalah tempat yang asyik untuk jual beli argumen. Atau lebih tepatnya debat kusir yang saling menyindir satu sama lain. Banyak tautan berserakan di wall FB saya, misalnya, yang dengan judul provokatif mendiskriminasikan golongan tertentu.
Sudahlah. Lebih baik mari kita jalankan perintah Allah swt yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad saw. Baca. ya, Baca. Kenapa? Karena budaya literasi kita masih sangat jauh tertinggal dengan negara-negara maju.
Dari data yang saya pernah baca, maaf lupa sumbernya, anak usia elementary school di Eropa menghabiskan minimal 25 buku dalam satu tahun. Maaf juga kalo datanya salah. hehe.
Tapi Intinya, mereka telah menjalankan salah satu inti ajaran agama kita. Membaca.
Nah, kembali ke masalah argumen tadi. Saya dapat buku yang sangat bagus. Judulnya The Uses of Argument. saya tautkan link downloadnya di bawah:
http://gen.lib.rus.ec/book/index.php…
Sedikit ulasannya.
Stephen Edelston Toulmin, si professor jebolan Cambridge yang nulis buku itu, menyusun sedikitnya enam konsep tentang argumentasi, yaitu: Data, Claim, Warrants, Backing, Qualifier, sama Rebuttal.
Kata Toulmin, yang mengembangkan model Silogisme Aristoteles, argumentasi yang baik adalah argumen yang didukung oleh data-data yang valid dan telah diverifikasi kebenarannya. Dari data-data tadi, kemudian membentuk klaim (claim).
*Data= Premis
Claim= konklusi ( jika mengikuti model silogisme)
Tetapi Toulmin menambahkan empat komponen. Warrant dan backing sebagai pendukung data. Warrant itu singkatnya sama dengan konsensus di masyarakat, sedangkan backing adalah faktor yang mendukung warrant.
Komponen berikutnya yaitu qualifier dan rebuttal. Qualifier itu kemungkinan-kemungkinan. sedangkan rebuttal adalah penolakan terhadap data-data tadi.
Contohnya:
si Jack adalah orang Indonesia (claim argumen). *maaf jika ada kesamaan nama, "Toulmin mencontohkan Harry is British Subject."
pernyataan itu berdasarkan data bahwa Jack lahir di Jakarta (data). Biasanya, orang yang lahir di Jakarta adalah orang Indonesia (warrant). Dan hal itu ditambah pula dengan status dan beberapa hak legal yang bakal diterima oleh Jack (backing).
Tetapi klaim bahwa Jack orang Indonesia itu masih asumsi (qualifier). Karena ada data yang menyatakan bahwa kedua orang tua Jack bukan orang Indonesia (rebuttal).
Sebuah wacana argumentatif yang baik, Kata Stephen E. Toulmin, adalah argumen yang menampilkan fakta data, menyatakan klaim dengan baik, warrant dan backing yang dapat diterima oleh semua pihak. Kemudian jujur atas qualifier (kemungkinan-kemungkinan). Dan terkahir, terbuka terhadap rebuttal (argumen penolakan).
Jadi, menurut ketentuan buku ini, berargumen bukan tentang merasa benar sendiri, memiliah-milah data untuk menjatuhkan dan mendiskreditkan orang lain. Tetapi bagaimana kita menyusun data dengan keterbukaan dan kejujuran.
Selamat membaca.