Untuk pertama kalinya Indonesia mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah Presidensi G20 dengan satu tahun periode berjalan, yakni dimulai pada Desember 2021 hingga ditutup pada November 2022. Indonesia dalam Presidensi ini mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger” dan menuai banyak pujian dari berbagai pihak.
Salah satunya datang dari Asisten Sekretaris Jenderal PBB, Sanda Ojiambo. Ia mengatakan Indonesia sukses menyelenggarakan Presidensi ini meskipun diselenggarakan dalam situasi yang tidak menentu. Pandemi COVID-19 belum sepenuhnya usai ditambah munculnya perang Rusia dan Ukraina yang turut menambah permasalahan di berbagai bidang tak membuat Indonesia patah semangat dalam menjadi tuan rumah presidensi ini.
G20 merupakan sebuah forum internasional yang beranggotakan 19 negara dan 1 kawasan yang memiliki kesamaan fokus dalam koordinasi kebijakan dalam bidang ekonomi serta peningkatan pembangunan. G20 lahir pada tahun 1999 untuk merespons krisis ekonomi dunia yang terjadi pada seperempat abad lalu.
Forum yang pada awalnya merupakan forum pertemuan antar Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ini, kini telah melibatkan kepala negara dalam pembahasannya dan juga pada Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi. Permasalahan pada era ini berfokus pada pemulihan perekonomian terlebih pasca pandemi COVID-19 yang dirasakan seluruh negara di berbagai kawasan.
KTT G20 kali ini tidak hanya melibatkan Indonesia menjadi anggota saja tetapi juga turut mengambil bagian penting dalam penyelenggaraan KTT ini, yakni sebagai tuan rumah. Fokus Presidensi KTT G20 kali ini pada transformasi digital, penguatan arsitektur kesehatan global, dan transisi energi.
Transformasi digital dipercaya sebagai suatu alat bantu yang digunakan untuk tetap menghidupkan perekonomian di masa pandemi COVID-19. Kemudian perlu adanya juga peningkatan dalam kemapuan digital serta literasi digital untuk memastikan transformasi digital dapat dinikmati seluruh negara.
Fokus penguatan arsitektur kesehatan global dipilih sebagai langkah penanganan pandemi COVID-19 serta dalam upaya antisipasi untuk menghadapi krisis kesehatan di masa depan.
Fokus terakhir yakni pada transisi energi memperlihatkan kepedulian negara pada penanganan perubahan iklim untuk tetap memastikan kehidupan hijau kedepannya. Upaya ini terlihat pada transisi menuju energi baru yang mengedepankan keamanan energi dan tetap memperhatikan lingkungan.
KTT G20 yang diselenggarakan di Indonesia ini tentu membawa banyak manfaat dan menjadi suatu langkah yang baik bagi Indonesia. Manfaat tersebut diantaranya
1. Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi COVID-19
Penyelenggaraan KTT G20 di Indonesia membuka peluang dalam peningkatan konsumsi domestik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia membutuhkan peran konsumsi domestik yang memegang peran besar dalam pertumbuhan PDB negara. Kedatangan delegasi negara anggota G20 ini meningkatkan konsumsi domestik Indonesia hingga Rp1,7 triliun.
Serangkaian pertemuan yang dilakukan dalam periode Presidensi G20 ini membuat konsumsi domestik naik dan juga menaikkan angka PDB Nasional Indonesia mencapai Rp7,43 triliun.
Angka tersebut tentu menjadi langkah yang baik dalam pemulihan ekonomi Indonesia setelah PDB Indonesia sempat turun saat pandemi COVID-19 lalu. Tak hanya itu, para pelaku UMKM Indonesia juga semakin dikenal di mata dunia. Hal itu terlihat dari aksi Presiden Prancis yang mengunjungi sejumlah tempat makan di Bali.
Istri Presiden Indonesia, Ibu Iriana, juga kerap memperkenalkan kerajinan khas Indonesia kepada istri pemimpin negara lainnya. Pemulihan ekonomi juga terlihat dari pemenuhan kebutuhan akan penginapan, transportasi, makanan serta kebutuhan para delegasi yang tentunya menjadi pendapatan bagi para pemilik usaha di bidang tersebut.
2. Terbukanya Lapangan Pekerjaan
Pandemi COVID-19 yang berlangsung dari 2020 lalu tentu menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaannya, salah satunya akibat dari pemberhentian kerja secara sepihak.
Sejalan dengan kenaikkan PDB nasional dan kenaikkan konsumsi domestik yang dirasakan Indonesia, bagaimanapun juga para delegasi yang akan datang tentu membutuhkan tempat penginapan, transportasi, dan juga berbagai kebutuhan yang memerlukan banyak orang dalam pelaksanaannya.
Hal tersebut tidak hanya membawa keuntungan bagi para pelaku usaha di bidang tersebut saja, tetapi juga mampu menghasilkan 33.000 tenaga kerja baru yang akan membantu melancarkan penyelenggaraan KTT G20 ini.
3. Peningkatan dalam Bidang Pariwisata
COVID – 19 sempat membuat lumpuh kegiatan dalam sektor pariwisata akibat dari adanya pembatasan dalam beraktivitas dan juga pembatasan dalam penerbangan antarnegara. Momen KTT G20 menjadi waktu yang tepat untuk menghidupkan kembali pariwisata Indonesia, momen ini menjadi kesempatan untuk memperkenalkan kekayaan pariwisata Indonesia.
KTT G20 dapat berkontribusi dalam peningkatan wisatawan di mancanegara dan membuka banyak lapangan pekerjaan baru dalam sektor kuliner, sandang, dan kriya. Pariwisata Indonesia juga semakin dikenal oleh dunia internasional melalui berbagai penampilan budaya yang dipertunjukkan pada pembukaan KTT G20 ini.
Dengan terlibatnya Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20, kehadiran Indonesia di kancah Internasional menjadi semakin terlihat. Momentum ini digunakan untuk memperoleh kepercayaan dunia dalam penanganan pemulihan situasi global. KTT G20 juga menjadi langkah yang baik untuk menunjukkan bahwa Indonesia siap terbuka untuk melakukan segala bentuk kerjasama.