Mahasiswa dihadapkan pada lika-liku permasalahan. Permasalahan ini salah satunya tentang finansial mahasiswa. Permasalahan finansial mahasiswa yang membuat terciptanya problematika keuangan, kestabilan keuangan yang kurang, dan manajemen keuangan yang belum baik. Hal ini menunjukkan bahwa masalah finansial mahasiswa merupakan masalah yang serius. Permasalahan ini belum banyak disadari oleh mahasiswa. 

Permasalahan finansial menjadi topik khusus bagi mahasiswa. Permasalahan finansial mahasiswa ini dibahas guna mengantisipasi dan memberikan pandangan kepada mahasiswa untuk lebih pintar lagi, lebih baik lagi dalam me-manage keuangan. 

Keuangan yang ada di mahasiswa rata-rata belum 100% dikelola dengan baik  sehingga banyak mahasiswa yang mengalami kestabilan keuangan yang kurang dan manajemen keuangan yang masih kurang. 

Permasalahan finansial mahasiswa yang membuat terciptanya tidak stabilnya keuangan mahasiswa diakibatkan ada beberapa hal. Hal tersebut membuat mahasiswa berpikir dua kali tentang pengeluaran keuangan. Penyebab permasalahan tersebut diantaranya: hedonisme, pengeluaran tak terduga, rokok sebagai kebutuhan, ego tinggi yang selalu nongkrong di cafe.

Hedonisme merupakan gaya hidup seseorang yang berlebihan dan menonjolkan kemewahan. Hedonisme ini juga bisa disebut pemborosan. Pemborosan yang membuat orang-orang merasa tidak pernah cukup dan ingin membeli segala keinginannya tanpa memikirkan fungsi ke depannya. 

Hedonisme bisa berdampak buruk bagi seseorang, seperti egois dan korupsi. Hedonisme bisa dihindari oleh mahasiswa ataupun masyarakat lainnya. Mahasiswa dapat mencegah tentang hedonisme dengan mengedepankan kesederhanaan dan juga menurunkan ego yang tinggi. Gaya yang berlebihan tak sewajarnya terlihat baik, maka dari itu harus dihindari.

Hal lain yang menyebabkan permasalahan finansial keuangan mahasiswa yaitu rokok. Rokok bagi mahasiswa yang sudah kecanduan mempengaruhi kestabilan keuangan. 

Rokok yang “katanya” membuat pikiran tenang dan bisa memunculkan ide-ide mahasiswa, secara pandangan penulis tidak tepat. Mahasiswa harus memikirkan efek negatif dari pikiran yang seperti itu. Kestabilan finansial yang kurang, ketergantungan terhadap rokok, dan  tidak sehat bagi tubuh merupakan efek negatif yang ditimbulkan. 

Mahasiswa semester awal sampai semester akhir dihadapkan dengan makalah-makalah ataupun mencetak materi. Hal seperti ini mempengaruhi kestabilan finansial mahasiswa. Mahasiswa harus mampu mengatur keuangannya maupun mengantisipasi pengeluaran tidak terduga. Pengeluaran tidak terduga harus bisa dicegah, dengan cara melakukan saving uang. 

Penyebab permasalahan lainnya yang dialami mahasiswa yaitu nongkrong di cafe. Mahasiswa yang memiliki ego tinggi, yang merasa nongkrong di cafe itu suatu kebutuhan, sebaiknya diminimalisir. Sikap tersebut membuat finansial mahasiswa menjadi berantakan apabila tidak didukung dengan keadaan uang yang mencukupi.

Mahasiswa yang belum sadar tentang masalah finansial, harus melek tentang masalah ini. Mahasiswa harus membuka pikiran akan hal ini, supaya mahasiswa semakin berani dan mengerti. Mahasiswa juga harus memahami kapan mahasiswa mengeluarkan pengeluaran dan kapan mahasiswa menahan supaya tidak terjadi pengeluaran. Pengeluaran mahasiswa seharusnya bisa diperkirakan. 

Mahasiswa yang memikirkan tentang pengeluarannya dan mampu mengatur keuangannya adalah mahasiswa yang berhasil dalam menjaga kestabilan finansialnya. Kestabilan finansial mahasiswa bisa diatur dengan baik, apabila mahasiswa mampu membagi dan mencukupi kebutuhannya. 

Kebutuhan mahasiswa tidak melulu tentang perkuliahan. Mahasiswa juga membutuhkan kebutuhan untuk kesehariannya, contohnya bahan bakar bensin. Hal yang terduga juga harus dihitung dalam pengeluaran keuangan mahasiswa.

Setiap orang pasti memiliki sifat dan karakternya masing-masing. Karakter masing-masing orang inilah yang biasanya sulit untuk diperbaiki. Hal ini contohnya tentang ego mahasiswa. Mahasiswa supaya dapat mengatur dan mengelola keuangannya, harus bisa menurunkan ego mahasiswa itu sendiri.

Mahasiswa yang memiliki ego tinggi malah justru tidak bisa mengatur dan mengelola keuangannya. Mahasiswa tersebut akan terjebak dalam permasalahan finansial terus-menerus.

Permasalahan finansial bisa dicegah dengan memperhatikan pengeluaran keuangan. Keuangan yang diperhatikan dapat menjadi tolak ukur mahasiswa tentang keberhasilannya dalam menstabilkan keuangannya. Menjaga Kestabilan keuangan mahasiswa pasti tidak mudah.

Mahasiswa memulai memperhatikan pengeluaran keuangan dengan meminimalisir pengeluaran yang tidak penting. Pengeluaran keuangan mahasiswa yang tidak penting bisa dialokasikan ke uang simpanan, untuk jaga-jaga apabila ada pengeluaran yang tak terduga.

Permasalahan kestabilan finansial bisa dicegah dengan cara mengurangi nongkrong di cafe misalnya. Mahasiswa sebagai anak muda memiliki jiwa yang masih semangat-semangatnya. Mahasiswa beranggapan bahwa jikalau tidak nongkrong di cafe itu tidak keren. 

Hal ini membuat stigma atau pikiran itu menjadi buruk. Nongkrong di cafe tentunya menguras pundi-pundi uang, yang mana setiap minuman atau makanan yang dibeli bisa jadi uang tabungan mahasiswa. Mahasiswa pasti tau bagaimana pengeluaran apabila nongkrong di cafe daripada nongkrong di warung burjo ataupun angkringan yang murah. Kembali lagi itu semua tentang masalah gengsi dan gaya hidup.

Permasalahan tentang finansial mahasiswa yang membuat terciptanya problematika keuangan, kestabilan keuangan yang kurang, dan manajemen keuangan yang belum baik. 

Hal itu disebabkan oleh hedonisme, pengeluaran tak terduga, rokok sebagai kebutuhan, ego tinggi yang selalu nongkrong di cafe. Tidak kestabilan keuangan mahasiswa bisa dicegah dengan cara menurunkan ego, meminimalisasi pengeluaran yang tidak penting, dan menjaga kesederhanaan.