Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna internet tertinggi di dunia. Dari itu, literasi digital adalah kebutuhan yang mendesak saat ini bagi seluruh rakyat Indonesia. Internet membawa informasi setiap detik bagaikan tsunami yang menggulung siapa saja, ada yang selamat dan ada yang tidak.
Bagi yang selamat, ia memanfaatkan internet sebagai kreativitas, menambah ilmu pengetahuan, dan meningkatkan wawasan. Sementara bagi yang tidak selamat, ia terdampar ke jurang yang tajam karena tidak memanfaatkan internet dengan baik.
Sebelum korona menyapa seluruh rakyat Indonesia di tahun 2019, membangun literasi digital sudah dikampanyekan dengan tujuan melawan informasi-informasi hoax yang beredar di kalangan masyarakat, hoax juga mengakibatkan hate speech (ujaran kebencian), dan permusuhan di media sosial (medsos).
Tahun 2019, wabah korona datang ke Indonesia tanpa diundang dari negara Cina, hingga saat ini, menjelang hari kemerdekaan Indonesia ke-76 korona belum juga beranjak pergi dari bumi pertiwi tercinta. Korona satu ini menyebabkan seluruh aktivitas masyarakat menjadi lumpuh dan tak bisa hidup normal seperti biasanya.
Dampak dari korona tersebut menyebabkan semua aktivitas dikerjakan dari rumah dengan bantuan internet, tak terkecuali dunia pendidikan dengan menutup sekolah dan kegiatan belajar mengajar pun tak lagi bertatap muka antara guru dan murid di ruang kelas; tapi sudah beralih ke sistem daring/belajar secara online.
Nah, ketika guru tidak hadir dalam proses belajar mengajar di ruang kelas tentu mempunyai dampak yang signifikan bagi siswa sebagai penerima ilmu. Belajar di sekolah dan di ruang kelas dengan guru yang hadir kualitas belajar pun dapat dipastikan terjaga, beda halnya ketika belajar di rumah dengan sistem daring, tak ada yang menjamin; siswa belajar dengan sungguh-sungguh.
Dulu, literasi digital mendesak karena melawan informasi hoax yang beredar. Kini literasi digital benar-benar sangat mendesak dan sangat penting ketika proses belajar mengajar mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi dilaksanakan secara daring. Dari itu, para pendidik harus kreatif, cerdas, dan cakap menggunakan literasi digital agar kualitas belajar siswa dari rumah tetap terjaga dengan baik.
Untuk menjaga kualitas belajar dari rumah di masa pandemi ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Aceh Besar, Aceh pada tanggal 07-08-2021 melalui via zoom dengan tema yang diangkat Literasi Digital: Menjaga Kualitas Belajar dari Rumah.
Empat nara sumber dihadirkan dalam memaparkan materi tentang literasi digital dengan tema yang beragam yang merupakan empat pilar utama program Literasi Digital Nasional, yaitu: kecakapan digital, keamanan digital, budaya digital, dan etika digital.
Saya mencatat dalam webinar ini bahwa dalam proses pembelajaran digital, siswa harus cerdas dan cakap memilih aplikasi yang sesuai, begitu juga dengan pendidik harus cerdas dan cakap dalam dunia digital. Boleh jadi hari ini siswa lebih pintar menggunakan teknologi daripada guru, dari itu pendidik harus memperbarui informasi dan update segala perubahan yang ada.
Untuk menjaga kualitas belajar ini, pendidik harus mempunyai skill dalam dunia digital, seperti cakap membuat bahan ajar online (powerpoint, google slided, dan lain-lain) mampu melakukan video converencing, membuat pengalaman belajar (learning experience) yang melibatkan siswa melalui platform online, dan mampu membuat berbagai strategi Penilaian (assesment) secara online.
Adapun manfaat pembelajaran berbasis digital yang dipaparkan dalam webinar ini ialah: melatih diri untuk lebih bertanggung jawab, kreatif, dan mandiri. Fleksibel waktu dan tempat, cakap digital, melatih berpikir kritis, dan lebih mudah/cepat mendapatkan informasi.
Dengan perkembangan zaman yang begitu cepat, literasi digital yang menggunakan internet dengan segala programnya yang ada di laptop maupun di smartphone; mau tak mau kita harus cerdas dan cakap menggunakan literasi digital, khususnya pelajar dan pendidik dengan pembelajaran daring.
Literasi Digital Nasional dengan tema “Indonesia Makin Cakap Digital” adalah program Kominfo yang diluncurkan di Hall Basket Senayan, Kamis (20/5/2021). Program ini merupakan pelaksanaan kelas literasi digital secara simultan di 514 kabupaten dan kota, tujuan dari program ini guna membekali warganet dalam berinteraksi di ruang digital. (Kompas, 21/5/2021).
Nah, apa sebenarnya literasi digital itu?
Menurut Paul Gilster, salah satu tokoh yang mempopulerkan istilah literasi digital dan menerbitkan buku pada 1997 dengan judul Digital Literacy mendefinisikan literasi digital suatu kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi-informasi dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer (Sahrul Mauludi, Socrates Cafe, 2018).
Hari ini mendapatkan informasi dan pengetahuan tidak hanya dari koran ataupun buku-buku melalui teks, tapi sudah beralih ke dunia digital. Dari itu, kemampuan individu sangat diperlukan dalam menggunakan teknologi dan menjadikan media digital tersebut sebagai ilmu pengetahuan dan menambah wawasan.
Seperti saat ini, dunia pendidikan sudah memakai proses pembelajaran daring dan materi pelajaran pun banyak melalui media digital. Dari itu, pendidik dan pelajar sama-sama harus cerdas dan cakap dalam menggunakan media digital dan tentu dengan hadirnya literasi digital diharapkan kualitas belajar mengajar pun semakin baik.
Literasi digital bisa membawa seseorang pada pikiran-pikiran yang kritis, kreatif, dan inovatif dengan banyaknya informasi dan pengetahuan yang ada. Namun, semua itu harus ada pondasi dasar yang kuat pada setiap individu yaitu budaya membaca agar belajar dari rumah dengan literasi digital dapat terjaga sesuai dengan harapan.