Kita pasti sadar donk, dalam hubungan sosial kita sebagai manusia, ada sikap-sikap yang harus kita pelihara agar hubungan kita dengan orang lain dalam circle kita sehari-hari baik dan membahagiakan. Alhasil, sejak kecil kita selalu dididik untuk memiliki sikap saling menghargai, saling menghormati. Pada level yang lebih detail, kita juga harus memiliki bisa memahami seseorang dan tidak mudah menghakiminya. Well, that’s all true. Jika semua sikap baik itu bisa kita terapkan, bisa dipastikan hubungan sosial kita pasti baik.

Tapi, more than that, how about our inner-relation dengan diri kita sendiri? Di dunia yang serba terbuka ini, betapa mudahnya diri kita didera social pressure. Masalah self-insecurity sering banget terjadi dari level paling receh sampai yang akut banget dan bisa menyebabkan depresi. Pasalnya, sehari-hari kita terus-terusan exposured by social media! Kehidupan yang romantis, berkecupukan, dan segala framing kebahagiaan yang dibagikan di social media ternyata punya dampak besar dalam menggerus inner-relation dengan diri kita sendiri. Belum lagi ditambah, kita harus berhadapan dengan berbagai toxic people.

Akibatnya, sering banget kan sebagian besar dari kita merasa tidak PD alias percaya diri, merasa kurang, dan bahkan membenci some-parts of ourselves. Jika kamu merasa seperti ini: tidak PD sama diri sendiri, feel insecure melihat kesuksesan rekan-rekan kamu, merasa tersudut di keluarga, membenci bagian tubuh kamu karena tidak sesuai dengan standar ideal, atau sering menyalahkan diri kamu sendiri atas permasalahan yang terjadi. Well, ini saatnya kamu mulai sadar bahwa inner-relation kamu sedang tidak baik-baik saja.

Sama halnya dengan menjaga hubungan dengan orang di sekitar kita, untuk punya hubungan yang baik dengan diri kamu sendiri, kamu wajib bisa menghormati dan menghargai dirimu sendiri, memahami dirimu sendiri, dan jujur pada dirimu sendiri. Kalau self-relation kamu tidak diperbaiki, maka kamu bakal feel unhappy terus. Dan so pasti, pada nggak mau kan?

Nah, untuk membangun self-sompassion atau memperbaiki hubungan dengan diri kita sendiri, cobalah untuk sejenak membiasakan hal-hal sederhana berikut.

Self-Acceptance, terima diri kita apa adanya

Bagaimana mungkin kita bisa disebut mencintai jika kita tidak menerima apa adanya. Iya kan? So, bagaimana mungkin kita bisa sayang dan cinta sama diri kita sendiri jika kita tidak menerima diri kita sendiri apa adanya. Ingat ya, menerima bukan berarti menyalahkan. Itu beda! Menerima diri sendiri berarti mengakui segala kekurangan yang ada, dan mampu memaafkannya. Terimalah dirimu apa adanya dan cobalah untuk memaafkannya. Memaafkan kebodohan kita di masa lalu misalnya. Akui saja kesalahan kita yang dulu pernah kita lakukan, maafkan diri kita, dan move on. Terima tubuh dan identitas diri kita apa adanya. Kita tidak bisa request mau lahir dari siapa, sebagai orang apa, atau dalam kondisi ekonomi yang bagaimana, kan? Karena itu kita mesti menerima diri kita apa adanya dengan penuh keikhlasan

Pahami diri kita seutuhnya. Ada beberapa minor dalam diri yang bisa kita rubah dan ada juga yang tidak bisa kita rubah. Yang tidak dapat kita ubah inilah yang mesti kita terima dengan ikhlas. Alih-alih menyalahkan dan tidak menerima, cobalah untuk menyukurinya. Sadar dan belajar untuk bangkit dari masa lalu. Don’t let your past drag you down. Dan berbanggalah dengan identitasmu. Mungkin kamu tidak terlahir sebagai anak sultan, but still, kamu masih punya orang tua kan. Be grateful for that. Kamu mungkin tidak punya privilege untuk sekolah top seperti Maudy Ayunda, but stil,l kamu masih bisa sekolah kan? Syukuri itu, dan berbanggalah dengan dirimu apa adanya.

Ingat, terimalah masa lalu dan segala identitas yang kamu punya, pandanglah dari sudut yang positif, bersyukur, and be proud of that.

Set the boundary, beri ruang untuk diri sendiri

Kita juga butuh banget untuk paham apa yang men-trigger kita merasa insecure atau down. Kalau itu datang dari feeds social media kamu, please set the boundary with the virtual life. Kamu mesti batasi waktu untuk scrolling medsos demi kesehatan mental kamu. Instead, mungkin kamu bisa ganti dengan membaca artikel online yang menarik, atau belajar DIY dari video-video tutorial. Jika teman-teman kamu suka memberi pengaruh buruk juga, it’s time to be selective. Mungkin ini saatnya kamu mengambil jarak. Jangan takut tidak punya teman. Ketika kamu semakin positif dan baik, akan ada banyak orang baik yang bersedia menjadi kawan kok

Atau in another case, set the boundary dengan toxic people. Terkadang kita merasa down karena label yang ditempel oleh keluarga kita sendiri, misal kita dipanggil “si gendut” dan label ini membuat diri kita jadi nggak PD. Nah, set the boundary, hormati keluarga besar kamu secukupnya, kalau mereka mulai melabel-labeli kamu lagi, shout out to them, kasih tau donk, “tolong yah jangan panggil aku begitu lagi, kan sekarang aku udah besar”.

Eh tapi gimana kalau itu orang tua kita? Banyak juga orangtua yang ternyata suka tidak sadar menanamkan ke anak-anaknya kalau mereka itu less-competent. If you are in this position, kamu harus sadar kalau kamu tidak hidup dalam framing mereka, dalam label mereka. Kamu punya hidup kamu sendiri. Dan kamu jelas the only fighter here. Kamu harus bangkit dan meruntuhkan negatif label yang bikin kamu down dan nggak PD itu.

Caranya, give yourself times. Cobalah luangkan waktu untuk diri sendiri, paling top di pagi hari dan di malam hari sebelum tidur. Kamu bisa melawan negative label itu dengan membangun positive strength dari dalam diri. So, talk to yourself kalau diri kamu berharga, tell yourself kalau diri kamu tidak seperti yang disebut orang disekitar kamu. Dan beri afirmasi positif pada diri kamu setiap pagi! Yes, kudu setiap hari kamu mau hasil yang optimal (udah kayak skin care aja)! Sambil ngaca, ngomong ke diri kamu sendiri “aku luar biasa”, “tubuhku sehat dan cantik”, “aku anak yang cerdas”, “hari ini aku bahagia”. Say that! Sumpah, Cobain deh ini. Kamu bakal lebih PD lho.

Nah terapi malamnya alias night care-nya jangan lupa berterima kasih pada dirimu sendiri atas hari yang sudah kamu lalui. Pun jika ada kesalahan yang kamu lakukan hari itu, maafkan diri kamu, dan berjanjilah untuk memperbaikinya esok hari. Be thankful to your body, your mind, and your soul. Terima kasih ya, sudah melalui hari ini dengan hebat.

Upgrade yourself

Nah, ini adalah pamungkas dari self-compassion. Semakin banyak hal-hal positif dan baik dari diri kamu sendiri, maka akan semakin mudah kamu sayang dan cinta sama diri kamu sendiri. Maka jangan pernah berhenti untuk mengembangkan diri kamu. Jangan berhenti dengan hanya sibuk kuliah di kampus atau kerja di kantoran, upgrade yourself! Cobalah untuk mengembangkan sesuatu yang kamu suka. Mulailah kebiasan baru yang positif, walaupun itu sederhana banget seperti merapikan kamar tidur kamu sebelum pergi, atau bangun pagi.

Apapun itu, berkembanglah! Jangan jadi orang yang sama untuk bertahun-tahun, pengetahuan, skill, relasi kudu nambah donk. Kalau enggak insecurity yang kamu rasakan akan semakin nyata. Kamu bisa banget gabung webinar-webinar, kulwapp (kuliah via WhatsApp), atau online course sesuai dengan topik yang kamu sukai.

Kamu juga bisa mulai membangun kebiasaan baik baru nih. Mulai hidup sehat dari banyak minum air putih, mulai olahraga paling ringan seperti jalan kaki setiap hari, mulai konsisten dan istiqomah mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari, or anything. Cobalah buat perbedaan yang positif dari waktu ke waktu. Kamu bisa upgrade ilmu dengan konsisten, membaca buku beberapa menit dalam suatu waktu, mulai konsisten beribadah tepat waktu, atau kamu bisa mulai rajin dengarin podcast positif dan menuliskan resume-nya.

Ingatlah, don’t stuck at a point! Selama kamu masih bernafas, berkembanglah (jangan badan doank lho yah). Bukankah, orang yang beruntung adalah mereka yang lebih baik dari hari kemarin? So, please banget jangan sampai kamu cuman sibuk dan tenggelam dengan desperation yang dirasa tanpa ada aksi apapun. Upgrade yourself dear.


Jika kamu sayang pada dirimu sendiri, kamu nggak akan lebih bahagia. Jika kamu menghormati diri kamu sendiri, maka orang lain juga akan menghormati dirimu. Jika kamu PD dan selalu positif dengan diri kamu sendiri, maka berbagai hal baik lainnya akan datang padamu. Percaya deh. You are the magnet of your world, kamu bahagia maka kamu akan menarik berbagai hal yang membahagiakan dirimu. Yes, because everything is started by yourself. Dimulai dari hatimu sendiri.