Drama transfer itu berakhir sudah. Paul Pogba resmi pindah dari Juventus ke Manchester United. Gelandang Prancis itu menandatangani kontrak lima tahun dengan pilihan tambahan satu musim. Juventus pun telah mengonfirmasi kepindahan tersebut dengan biaya transfer 105 juta euro dalam dua tahun plus bonus.

Rumor nama-nama pengganti Pogba pun bermunculan. Gelandang Chelsea, Nemanja Matic dikabarkan menjadi incaran utama Juve.  Leandro Paredes, Amadou Diawara, Moussa Sissoko, Blaise Matuidi, Luiz Gustavo, Axel Witsel, Lucas Biglia dan Rodrigo Bentacour juga berada pada deretan kandidat pengganti Pogba.

Pertanyaannya, apa Juventus tidak punya persediaan pemain yang dapat menggantikan Paul Pogba dalam skuatnya saat ini? Paul Pogba adalah gelandang serba bisa. Gelandang kelahiran 1993 itu mampu bermain sebagai geladang bertahan sampai gelandang serang.

Setelah Andrea Pirlo pergi awal musim 2015/2016 lalu, Pogba memegang tanggung jawab kreator serangan. Hasilnya, Pogba menjadi top skor umpan Serie A musim 2015-2016 lalu dengan 12 umpan. Catatan yang sama ditorehkan Miralem Pjanic.

Awal musim ini Juventus berhasil memindahkan Pjanic dari AS Roma. Dengan demikian, fungsi kreasi serangan yang musim lalu diemban Pogba kini bisa dialihkan pada Pjanic. Pjanic pun tampaknya telah menyatu dengan tim. Seperti yang terlihat pada pertandingan uji coba melawan Tottenham Hotspur akhir Juli lalu di Melbourne. Pjanic menciptakan satu umpan yang dieksekusi jadi gol oleh Benattia.

Pjanic juga memuji Paulo Dybala yang  sudah mampu membaca operannya dengan sangat baik. Dengan demikian, Juventus hanya perlu mempertimbangkan merekrut gelandang kreator serangan lain dengan kualitas mirip Pjanic, sebagai deputi. Pemain tersebut berguna jika Pjanic cedera atau sedang turun performanya. Isco atau Kovacic, dua gelandang kreatif Real Madrid penghangat bangku cadangan musim lalu, kerap dikabarkan akan diangkut ke Turin. 

Jika fungsi kreator serangan bisa diambil alih Pjanic, bagaimana dengan kemampuan bertahan Pogba? di sektor gelandang bertahan, Juventus sebetulnya sudah punya Claudio Marchisio dan Sami Khedira. Mereka berdua adalah gelandang kelas dunia. Namun kedua pemain tersebut rentan cedera.

Dari 38 pertandingan Serie A musim 2015/2016 lalu, Sami Khedia hanya sanggup bermain 20 kali. Gelandang Jerman pemenang Piala Dunia 2014 itu  beberapa kali cedera. Claudio Marchisio pun cedera sejak April lalu pada pertandingan melawan Palermo di Serie A.

Kemungkinan terburuk, Marchisio baru bisa tampil bulan Desember. Tapi kabar terakhir dari akun instagramnya, produk tim junior Juventus itu bisa tampil lebih cepat dari perkiraan. Pemulihannya berjalan lancar.

Berdasarkan kondisi tersebut, Juventus yang menjalani kompetisi di tiga front sekaligus tak mungkin hanya mengandalkan Khedira dan Marchisio.  Tim Nyonya Tua membutuhkan gelandang  dengan kemampuan bertahan berkualitas lain untuk menjalani kompetisi Serie A, Coppa Italia dan Liga Champions sekaligus. 

Perbandingan Performa Pogba, Lemina dan Sturaro di Musim Debut

Adakah pemain lain yang memiliki kemampuan bertahan sebaik Pogba, Marchisio dan Khedira di lini tengah Juventus? Ataukah memang Juve harus mencari pemain baru di bursa transfer? Klub yang berdiri tahun 1897 itu punya dua gelandang muda berkualitas, Mario Lemina dan Stefano Sturaro.

Lemina dan Sturaro layak mendapat kesempatan lebih pada musim 2016/2017 nanti. Sekalipun berstatus pemain cadangan, keduanya bermain baik musim lalu. Terutama Lemina yang berdasarkan catatan penampilannya lebih siap menggantikan Pogba dibandingkan Sturaro.

Tentu saja Lemina dan Sturaro sekarang ini belum berada dalam level yang sama dengan Pogba saat ini. Oleh karena itu membandingkan penampilan Pogba di musim pertamanya memperkuat Juventus pada  2012/2013 dengan catatan performa Lemina dan Sturaro di musim pertama mereka memperkuat Juventus pada 2015/2016 lalu adalah perbandingan yang paling rasional.

Paul Pogba pada musim 2012/2013, diturunkan pelatih Antonio Conte dalam 27 pertandingan di Serie A. Di musim debutnya, Pogba total menciptakan 22 peluang. Untuk ukuran pemain yang mengawali karir sebagai gelandang bertahan, rataan akurasi operannya sangat impresif. Rataan akurasi operannya mencapai 83%

Di musim itu, Pogba mencetak 5 gol dengan akurasi tembakan 33%. Pada musim 2015/2016 lalu jumlah gol Pogba bertambah menjadi 8. Sayangnya, akurasi tembakannya hanya bertambah menjadi 37%. Dari 106 tembakan, 98 tembakan Pogba gagal, hanya 8 yang sukses dikonversi jadi gol. Cukup boros.  

Potensi Pogba sebagai gelandang yang mampu menyerang dan bertahan sama baiknya terlihat dari aksi bertahannya. Pada musim debutnya, Pogba mencatat rataan aksi bertahan 3. Rataan memenangkan duelnya pun cukup mengesankan 53%.

Sekalipun bertubuh tinggi kokoh dan berperan sebagai gelandang bertahan, kemampuan Pogba mengolah bola sudah terlihat mengesankan sejak musim pertama. Dia mencatat sentuhan sukses sebesar 54%. Tinggi badannya pun bisa dimaksimalkan. Pogba unggul duel udara sebesar 60%.

Mario Lemina di musim pertamanya pada 2015/2016, hanya tampil dalam 10 pertandingan. Di luar soal kepercayaan Allegri, Lemina beberapa kali cedera musim lalu. Musim itu Lemina secara keseluruhan membuat 5 peluang dan 2 gol.

Meski hanya bermain dalam 10 pertandingan, Lemina mampu memaksimalkan kepercayaan yang diberikan. Dengan jumlah pertandingan minim tersebut rataan akurasi operannya mencapai 90% dan  akurasi tembakannya mencapai 80%.

Kemampuan bertahan Lemina pun patut dipuji. Gelandang asal Gabon itu mencatat rata-rata 3 aksi bertahan. Rataan memenangkan duelnya mencapai 54%. Lemina pun mampu memenangkan duel udara sebanyak 78%. Kemampuan olah bola Lemina yang mumpuni terbukti dengan jumlah sentuhan yang mencapai 96%.

Stefano Sturaro pada musim debutnya turun dalam 19 laga Serie A. Rataan akurasi operannya yang mencapai  77% menghasilkan total kreasi peluang  sebanyak 12. Catatan yang cukup aman untuk ukuran gelandang box to box. Pada musim tersebut Sturaro juga mencetak sebuah gol. Gol tersebut berasal dari akurasi tembakan yang mencapai 43%. Kemampuan Sturaro mengolah bola juga baik. Sturaro mencatat sentuhan sukses sebesar 61%.

Sebagai gelandang yang menjalani peran menyerang dan bertahan sekaligus, Sturaoro mencatat rata-rata sekali aksi bertahan. Rataan memenangkan duelnya hanya 40%  namun Sturaro memenangkan duel udara sebanyak 54%.

Lemina dan Sturaro sebagai Kandidat Pengganti Pogba

Berdasarkan catatan penampilan tersebut, bisa terlihat secara empiris Juventus memiliki sumber daya internal yang punya prospek bagus berkembang menjadi gelandang serba bisa seperti Paul Pogba. Juventus punya benih bintang box to box midfielder baru dalam diri Mario Lemina dan Stefano Sturaro.

Terutama Lemina yang catatan penampilan di musim pertamanya lebih mirip Pogba. Dengan jumlah penampilan lebih sedikit dibanding Pogba, akurasi operan dan ketepatan tembakan Lemina lebih unggul dibanding Pogba.

Rata-rata aksi bertahan Lemina pun sama dengan Pogba. Dari rataan memenangkan duel pun Lemina unggul tipis dibanding Pogba. Bahkan jika diuraikan lebih lanjut, catatan sentuhan dan kemenangan duel udara Lemina lebih baik dibanding Pogba.

Jumlah penciptaan peluang Lemina memang masih kalah jauh dibanding Pogba. Tetapi bermodal rataan akurasi operan yang mencapai 90%, lebih mudah bagi Lemina mengasah lagi kemampuannya menciptakan peluang.

Rataan akurasi operan Lemina tersebut bahkan lebih tinggi 7% dibanding rata-rata akurasi operan Pogba (83%) baik di musim pertama 2012/2013 maupun di musim 2015/2016 lalu. Lemina hanya membutuhkan latihan lagi ditambah kebugaran dan bermain lebih sering untuk mencetak lebih banyak peluang.

Dari segi akurasi tembakan, Juventus sebenarnya dapat mengharap lebih banyak gol dari Mario Lemina. Apabila Pogba hanya mencatat akurasi tembakan 33% di musim 2012/2013 dan 37% di musim 2015/2016, akurasi tembakan Lemina mencapai 80% di musim debutnya hanya dalam 10 pertandingan. Bila Lemina bermain lebih sering, hal yang wajar jika makin banyak gol yang bisa dieksekusi dari kakinya.

Kelebihan lain Lemina adalah fleksibilitasnya diturunkan dalam beberapa posisi. Di luar posisi utamanya sebagai gelandang tengah dengan kualitas bertahan dan menyerang sama baiknya, Lemina juga dapat diturunkan sebagai gelandang bertahan dan bek kanan. Marcelo Bielsa, pelatih Marseilles, bahkan pernah menurunkan Lemina sebagai bek tengah dalam formasi tiga bek saat ia mempekuat klub Prancis tersebut.      

Bermain di Serie A, Liga Champions dan Coppa Italia, kemampuan Mario Lemina bermain di beberapa posisi tentu menguntungkan Juve. Jika badai cedera menghantam bek kanan dan bek tengah Bianconeri, Lemina bisa jadi solusi masalah.

Dibandingkan Lemina dan Pogba, catatan musim pertama Sturaro memang kalah mengkilap. Tetapi tidak bisa dibilang buruk juga. Pemanggilan Sturaro  ke timnas Italia Euro 2016 oleh pelatih Antonio Conte bisa menjadi konfirmasi penampilan meyakinkan eks gelandang Genoa itu pada musim pertamanya di Juventus Stadium.

Dengan demikian, catatan bermain Lemina dan Sturaro pada musim pertama cukup baik untuk ukuran pemain cadangan.  Mereka  pun sudah menyatu dengan tim secara teknis maupun non teknis. Keberadaan senior-senior seperti Marchisio, Khedira dan Pjanic mampu mematangkan mereka. Lemina dan Sturaro layak dicoba menggantikan Pogba di lini tengah.

Kemungkinan Membeli Pemain Baru

Juventus mendapat keuntungan besar dari penjualan Pogba ke MU. Pogba  terjual 105 juta euro. Padahal saat pindah ke Juve tahun 2012, dia berstatus free agent karena kontraknya berakhir. Harga pasar wajar Pogba per Juli 2016 pun hanya  70 juta euro. 35 juta euro di bawah harga jualnya ke MU.

Memang Juventus harus membayar biaya transfer Higuain sebesar 90 juta euro. Tetapi itu dilakukan dalam dua tahap selama dua tahun. Jika dibagi rata-rata, musim ini Juve hanya harus membayar  45 juta euro ke Napoli. Biaya yang tidak terlalu menguras keuangan Juventus.

Saat ini Juventus sedang sehat kondisi keuangannya. Mereka tak memerlukan uang penjualan Pogba untuk menutupi defisit keuangan. Logis jika mereka mempertimbangkan mencari pemain baru pengganti Pogba.

Juve memang perlu membeli gelandang bintang untuk menambah kedalaman skuat guna memburu Liga Champions, Serie A dan Coppa Italia musim 2016/2017. Cederanya Claudio Marchisio dan rentannya fisik Khedira membuat Juventus hanya menyisakan Miralem Pjanic yang benar-benar berstatus bintang di lini tengah.

Di sisi lain, ada juga pemain-pemain pembelian Juventus yang gagal bermain bagus. Hernanes dan Mauricio Isla adalah contoh-contoh pemain yang gagal bermain impresif bersama Juventus. Sekalipun rekam jejak bermain mereka di klub-klub Serie A sebelumnya mempesona.

Jadi pemain baru yang mungkin didatangkan untuk menggantikan Pogba belum pasti bisa bermain bagus. Meski banyak pemain bergabung yang sukses bersama Juve tapi resiko gagal itu tetap ada. Pemain baru tersebut punya kesempatan benasib seperti Pogba, Pirlo, Vidal.  Namun bisa juga bernasib serupa Isla dan Hernanes.

Sedangkan, Mario Lamina dan Stefano Sturaro sudah layak dipercaya bergantian bermain dengan Claudio Marchisio dan Sami Khedira. Ditambah, masih ada Kwadwo Asamoah yang bisa jadi bek kiri maupun gelandang tengah ataupun gelandang bertahan.

Juventus sempat mengalami 4 kekalahan dalam 10 pertandingan awal Serie A musim 2015/2016 lalu. Kekalahan tersebut sempat membuat Juve tak dianggap lagi sebagai kandidat juara. Diduga keras salah satu penyebabnya adalah konsolidasi tim yang belum lancar akibat kepergian pemain penting.

Awal musim 2015/2016, Juventus kehilangan Carlos Tevez, Andrea Pirlo dan Arturo Vidal sekaligus. Memang mereka membeli Sami Khedira, Hernanes dan Paulo Dybala sebagai pengganti. Namun Sami Khedira cedera di awal musim. Hernanes gagal menggantikan peran Andrea Pirlo sebagai kreator serangan.

Cedera Claudio Marchisio dalam waktu bersamaan memperparah keadaan. Untung saja setelah pekan kesepuluh Juve mampu bangkit meraih 15 kemenangan berturut-turut. Sampai akhirnya mereka mampu meraih scudetto kelima kali beruturut-turut sekaligus Coppa Italia.

Pengalaman musim lalu perlu jadi pertimbangan Juve dalam kebijakan transfer pemain. Logis jika Juve membeli bintang baru pengganti Pogba sekaligus menggantikan Marchisio yang masih cedera dan mengantisipasi ringkihnya fisik Khedira. Tetapi, pilihan melepas Mario Lemina dan Stefano Sturaro perlu dipikirkan dengan dingin. Jangan sampai setelah Lemina dan Sturaro dilepas, bintang baru ternyata cedera atau gagal bermain baik.

Jika Lemina dan Sturaro dilepas, sebaiknya dilepas dengan status pinjaman atau dijual dengan klausula pembelian kembali. Mengingat ringkihnya kebugaran dan usia Marchisio serta Khedira yang sudah memasuki 30 dan akan memasuki 30 tahun, bisa menguntungkan bagi Juve bila dapat memulangkan kembali Lemina dan Sturaro sebagai pemain yang lebih matang jika memang akan dilepas musim 2016/2017 nanti.

Sumber: http://www.calciomercato.com/en, http://www.football-italia.net/, www.squawka.com  dan http://www.transfermarkt.com/