Sepasang bola mata itu menangis,

di bawah pohon rindang ia mengais

Jari-jarinnya selusuh warna kulitnya

Tapak kaki mencakar jiwanya

Jarak sejengkal dari bangunan mewah

Terlihat sang tuan yang melangkah santai

Hendak ia menengadahkan tangan,

Namun sayang, ia tak kuat

Nampak bayang sekumpulan serdadu

Yang hendak menerkam ia yang lunglai

Apa hendak dikata?

Jika untuk bangun saja tak bisa

.

Ia hanya seonggok daging terlantar di jalan

Tubuh terbaring menghasut ketidakadilan

Kata-kata terbungkam oleh kolotnya seorang

Kata pusaka tak mampu menjadi lawan

Apa hendak dikata? Kecuali hanya..

“Tolong jangan penjarakan saya!”

Ciputat,

11-November-2016