Sudah lama aku tidak membuat draft tulisan, setelah lulus menjadi mahasiswa Jurnalis aku jarang melatih tulisanku. Tapi, malam ini aku teringat tentang mu. Malam yang dingin karena diluar sedang hujan dan ditemani lagu dari band Cigarettes After Sex, aku mulai merasakan kalau kamu ada di sampingku sambil memainkan gawaimu.
Dari awal aku sangat kagum dengan kecerdasanmu memandang Dunia. Kamu memang beda, dari kebanyakan laki-laki yang ku kenal.
Kamu hanya berbicara jika itu perlu, kamu memang bukan tipe laki-laki yang suka bercerita. Kamu laki-laki yang lebih suka mendengarkan.
Setelah kelas usai dan covid menyerang Bumi, kita tak lagi sering bertemu. Kamu tahu, aku tidak mempunyai alasan untuk sekedar menanyai kabarmu. Dan tidak mempunyai keberanian. Sebab, ku fikir banyak wanita yang ingin mendapatkan perhatianmu. Dan aku merasa, aku tidak ada dibarisan yang kau cari.
Tapi tiba-tiba kamu mengirim pesan dan berkata kalau kamu "kangen". Ya tentu aku sangat kaget. Karena kamu tidak mungkin mengucapkan kalimat itu dari mulutmu. Aku fikir kamu hanya bercanda seperti laki-laki lain yang pernah mendekatiku.
Bagaimana tidak berburuk sangka dengan ucapanmu, aku sering dihadapkan dengan laki-laki pengecut. Maaf, responku sangat membuatmu kecewa waktu itu.
Ntah bagaimana pendekatan ku kepadamu, sampai kita memang benar-benar berkomitmen untuk menjadi sepasang kekasih. Aku baru tahu jika kamu selama ini juga mengagumi ku.
Selama kamu dan aku menjadi kita dulu, aku bahagia. Jujur, benar-benar bahagia. Bagaimana tidak, kamu adalah orang yang pertama kali menghampiriku ketika aku kehilangan orang yang paling ku sayang.
Hanya dengan mendengar suaramu, dan berjalan berkeliling menggunakan sepeda motormu saja sudah membuat ku sedikit tidak mengingat kesedihan itu. Aku selalu mengajak mu untuk membawaku mencoba minum-minuman keras, karena aku ingin lari dari masalah yang sedang kuhadapi. Memang sepengecut itu aku.
Tapi, kamu hanya tertawa mendengarnya. Apa itu terdengar lucu di telingamu? Yah, aku begitu memang benar-benar sedang putus asa.
Banyak film-film kesukaanmu yang kamu kenalkan kepadaku, yang juga pecinta film. Tapi, genre yang kita sukai memang benar-benar berbeda. Kita sering berdebat mengenai film, aku yang tidak paham dengan pesan dari film-film kesukaanmu, dan kamu yang selalu menyuruhku menonton kembali untuk mendapatkan pesan itu. Dan itu tetap kulakukan, karena aku ingin tahu Duniamu.
Kamu yang tidak suka mendengar joke bapak-bapak, bertemu dengan aku yang pengagum joke bapak-bapak. Kamu yang sangat pemalu bertemu aku yang sangat energik.
Walaupun perbedaan kita sangat banyak, tapi aku tidak keberatan dengan itu. Pesan singkatmu tetap bisa membuat ku tersenyum. Kemauan-kemauan kecilmu tetap bisa membuatku tersenyum. Ya, ini hanya aku yang bisa merasakannya.
Ingatkah, kamu rela mengunjungiku setelah jam kerjamu selesai. Walaupun jarak nya cukup jauh, tapi kamu menyempatkan bertemu.
Ingatkah, kamu mengepang rambutku seperti ibuku di rumah. Walaupun aku tidak tahu cara mengepang rambut bagaimana, kamu tetap mengajari ku di bawah sinar lampu teras kosan ku.
Ingatkah, kamu mengatakan tidak bisa membuatku bahagia. Karena kesibukanmu, dan aku yang sudah mulai masuk ke Duniamu. Kamu sulit membagi waktu, dan ingin menyerah terhadapku.
Ingatkah, aku pernah menanyakan kepadamu "apakah dengan melepasku kamu akan baik-baik saja?" Dan kamu jawab "iya".
Apakah aku salah jika mengingat momen-momen itu kembali? Apakah kamu mengizinkan aku untuk mengingat kembali momen bahagia bersamamu? Apakah aku masih pantas diam-diam merindukanmu?
Kamu laki-laki pertama yang bisa membuatku merelakan kesakralan ciuman pertama, yang ku percayai itu harus dengan orang yang dicintai. Yang pasti aku benar-benar mencintaimu.
Perasaan kala itu sangat baru untukku, aku sangat tidak tahu harus bagaimana. Tapi yang jelas, aku bahagia melakukannya denganmu. Aku hanya bisa merasakan kelembutan bibirmu dan kelihaianmu membimbing ku. Saat itu memang kita sedang di mabuk asmara.
Hanya saja aku malu kepadamu, karena responku membuat kamu tertawa. Apakah aku wanita terpolos yang baru kamu jumpai? Yasudahlah, aku hanya bisa menahan malu itu.
Apabila tulisan ini benar-benar sampai kepadamu, aku hanya ingin mengatakan aku tidak menyesal mengenalmu. Aku hanya ingin mengatakan kamu laki-laki terbaik yang pernah ku kenal sejauh ini.
Walaupun ntah kapan kamu membaca tulisan ini, atau kamu sudah bersama wanita yang benar-benar bisa mengerti kamu ketika membaca ini. Aku ucapkan selamat atas kebahagiaan barumu. Semoga dia wanita yang kamu cari selama ini.
Jangan larang aku untuk menjadikanmu satu-satunya laki-laki yang masih sulit untuk dilupakan. Bahagia selalu untuk kita berdua. Banyak hal baik yang menanti kita kedepannya.
Jika diberikan waktu oleh Tuhan, semoga kita masih bisa berjumpa dengan versi terbaik kita sebagai teman.