Mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi biasanya jauh dari rumah ( Mahasiswa Rantauan). Mereka biasanya tinggal di indekos atau kontrakan. Di kontrakan atau indekos, mereka bebas melakukan apa pun layaknya rumah mereka sendiri.

Namun, beberapa dari mahasiswa/i yang memilih tinggal di kosan atau kontrakan, ada yang memilih tinggal di pondok pesantren. Pesantren adalah pendidikan agama islam yang para muridnya tinggal dan belajar bersama di bawah naungan guru yang biasa dikenal dengan sebutan kiyai dan mempunyai asrama untuk tinggal. Jika ada yang bertanya "Emang bisa kuliah sambil mondok?", maka jawabannya adalah tentu bisa.

Banyak orang yang berpikir bahwa hidup di pondok pesantren,  tidak akan bisa melakukan apa-apa,  tidak bisa bebas, seperti mereka yang hidup di indekos dan kontrakan, bahkan mereka beranggapan bahwa mereka akan hidup dengan segala aturan yang akan membatasi aktivitas mereka. 

Mungkin itu anggapan bagi mereka yang belum merasakan kehidupan pesantren yang sebenarnya. Kenapa demikian? Karna saya juga pernah berpikiran seperti itu, namun itu salah. karna banyak teman saya yang kuliah sambil mondok, mereka tetap bisa melakukan segala aktivitas kampus dan lainnya. 

Sekarang saya baru merasakan bagaimana kehidupan pesantren,  karna sayang pindah ke pondok pesantren setelah tinggal di indekos selama kurang lebih 3 bulan. Di kampus saya (UIN Salatiga) diwajibkan tinggal di pondok pesantren selama 8 semester untuk mahasiswa/i yang menerima bidikmsi dan KIP-Kuliah. 

Bisa dibilang ini semua berawal karena paksaan agar tetap bisa menerima beasiswa.

Saya memilih mondok di Pondok Pesantren Wali ( Wakaf Literasi Islam Indonesia. Desa candirejo, Tuntang, Kab. Semarang, Jawa Tengah. 

Kegiatan di pondok pesantren ini tidak sepadat seperti di pesantren-pesantren salafi pada umumnya. Karena di sini lebih menfokus mahasantrinya untuk berkegiatan di luar. Di sini juga membebaskan mahasantrinya untuk menggunakan gawai (Perangkat Elektronik) untuk mengejakan tugas-tugas kuliah dan lain sebagainya.

Pada umumnya, pesantren yang dikhususkan untuk para mahasiswa akan menyesuaikan dengan keadaan mahasiswa, mulai dari kegiatan hariannya sampai kebijakan aturannya. Berbeda halnya dengan pesantren yang hanya ditujukan bagi mereka yang tinggal di pesantren saja dan tidak ada kegiatan khusus di luar.

Dengan demikian, pihak pesantren juga tidak akan membatasi gerak para mahasiswa untuk terjun aktif dalam kegiatan organisasi di kampus. Akan tetapi pihak pesantren biasanya akan memberikan batasan tertentu, misal para mahasiswa harus kembali ke pesantren sebelum maghrib, dan bila ada kegiatan yang mendesak maka harus meminta izin kepada pihak pesantren ( Lurah pesantren ). 

Ada beberapa kelebihan yang saya rasakan belajar di bangku perkuliahan sambil tinggal pesantren.

1. Memperluas Relasi

Pesantren mahasiswa ini tidak dikhususkan hanya untuk satu fakultas atau satu jurusan. Contoh nya saya dari Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir, fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora. Teman-teman saya ada yang dari fakultas syari'ah, dakwah, tarbiyah, dan ekonomi. Di sini kita mendapatkan kesempatan untuk tinggal nyaman di pesantren.

Karna kita adalah mahasiswa dari berbagai kalangan prodi dan fakultas yang berbeda membuka pintu lebar bagi kita untuk memperluas relasi. Selain itu, kita juga akan sangat terbantu untuk saling bertukar informasi.

2. Memperdalam kajian keislaman

Kita para mahasiswa yang kuliah sambil tinggal di pesantren, kita akan mendapatkan pelajaran tambahan seputar keislaman, seperti kajian kitab kuning, pendalaman bahasa, dan berbagai pelajaran lainnya. Terlebih bagi teman-teman saya yang kuliah dalam bidang pendidikan umum, tentu pendidikan di pesantren akan sangat membantu untuk menambah wawasan keislaman.

Seperti di pondok kita ada yang namanya kajian rutinan ahad legi, ahad pahing, rabu legi, dan rabu pahing. Ini sangat membantu untuk memperdalam pemahaman kita tentang kajian keislaman, ditambah lagi dengan ngaji kitab kuning habis magrib, sama habis solat subuh. 

3. Harus pintar dalam Mengatur Waktu

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita para mahasiswa tentu dituntut untuk pintar dalam mengatur waktu. Tugas yang terkadang begitu banyak, mau tidak mau harus dihadapi dengan sikap yang bijak. Karena Pesantren mahasiswa pada umumnya memiliki aturan-aturan yang menyesuaikan dengan keadaan mahasiswa. Sehingga, para mahasiswa dilatih untuk dapat menyeimbangkan kegiatan di kampus dan di pesantren.

Selain itu, di pesantren juga menekankan tentang pentingnya mengatur waktu. Pada pagi hari kita para mahasantri akan harus bangun untuk shalat subuh berjamaah. Seusai shalat shubuh berjamaah kita tidak boleh menlanjutkan untuk tidur, tetapi kita harus langsung mengaji, dan setelah itu kita melaksanakan bersih-bersih pondok.

Setelah kegiatan pagi selesai, kita diberikan waktu untuk fokus dengan perkuliahan, kita akan diberikan waktu sampai sebelum maghrib. Setelah shalat maghrib kita akan mengaji kembali sampai dengan shalat Isya. 

4. Menghemat Pengeluaran

Salah satu sisi unggul dari tinggal di pesantren adalah penghematan pengeluaran sehari-hari. Biasanya waktu saya masih tinggal di indekos memiliki tanggungan untuk membayar biaya tinggal di indek sekitar lima ratus ribu setiap bulannya, itu hanya untuk membayar indekos, belum termasuk biaya makan.  

Tetapi setelah pindah ke pondok pesantren kita harus membayar uang spp bulanan sebanyak empat ratus lima puluh ribu rupiah. Dengan biaya tersebut, kita mahasantri mendapatkan kesempatan untuk belajar ilmu agama, makan sehari-hari serta fasilitas pendukung lainnya.

Dan masih banyak lagi hal unik lainnya yang belum diceritakan. Jika teman-teman penasaran, silahkan rasakan sendiri atau tanyakan kepada teman yang merasakannya !