Andrea Hirata pernah mengeluh, bahwa banyak orang setelah membaca novel Laskar Pelangi  menghubunginya dan bertanya, bagaimana cara mendapatkan beasiswa ke Perancis. Rupanya mereka tergerak dengan tokoh dalam buku itu yang hidup sukses gara-gara mendapat beasiswa ke Perancis.

Laskar Pelangi ditulisnya adalah untuk menginspirasi bahwa kesulitan ekonomi bukan halangan untuk maju. Yang penting adalah cita-cita, kemauan dan inisiatif juga kerja keras. Selanjutnya, biar alam dan Tuhan yang menentukan langkah kita.

Sebenarnya tidak perlu bertanya ke Andrea, karena ada internet dan smartphone untuk meng-googling dengan kata kunci scholarship to France, misalnya. Dan lagipula, untuk menjadi sukses tidak harus kuliah dan kuliah tidak harus di Perancis. Banyak tempat kuliah yang cukup menjanjikan termasuk Jerman, negara tetangga Perancis.

Biaya menjadi hal yang penting untuk kuliah, karena itu banyak yang mendambakan beasiswa. Tetapi mendapatkan beasiswa untuk kuliah di luar negeri juga tidak mudah. Ada banyak hal yang harus dipenuhi misalnya penguasaan bahasa asing, nilai akademis, dan akhir-akhir ini ada tambahan syarat afirmatif seperti dari negara berkembang atau daerah tertinggal, perempuan dan sebagainya.

Kuliah di Jerman gratis bahkan untuk orang asing seperti orang Indonesia. Jika membayar, ini terjadi di negara bagian tertentu saja dan lembaga pendidikan tertentu saja,  pada umumnya sangat murah, bahkan jika dibandingkan dengan biaya kuliah di universitas swasta di Indonesia.

Biaya yang dikenakan per semester lebih kepada penggunaan sarana umum yang juga dinikmati oleh mahasiswa seperti subsidi untuk makan di Mensa (kantin kampus), atau untuk transportasi. Biaya kuliah gratis karena dibiayai sepenuhnya oleh pajak.

Tetapi yang memberatkan calon mahasiswa Indonesia untuk kuliah di Jerman adalah biaya deposit sebesar 10.236 Euro pada masa permohonan visa dan biaya hidup bulanan yaitu sebesar 600-1000 Euro sebulan.  Sedangkan kuliah di Jerman biasanya memakan waktu 6 – 12 semester.

Alternatif lain untuk kuliah dan bekerja di Jerman dengan biaya murah adalah dengan ikut program Ausbildung, yaitu program kuliah sambil bekerja selama 3 tahun. Ausbildung adalah sistem pendidikan dualsystem ala Jerman, yaitu bekerja 3 hari dan belajar 2 hari di sekolah (Berufschule). Sekolah berkolaborasi dengan perusahaan sesuai dengan bidang yang dipilih.

Ada lebih dari 300 jenis pekerjaan yang bisa dilatih dalam program Ausbildung. Mulai dari   bidang gastronomi yang bekerja di restoran dan koki, perhotelan, perawat baik di klinik maupun di rumah atau di rumah jompo, guru TK,  teknisi berbagai mesin, administrasi perkantoran dan bisnis dan lain-lain. Jerman memang negara yang menomorsatukan keterampilan profesional bagi para calon pekerja.

Ausbildung lebih berorientasi pada praktik untuk menjadi tenaga ahli di bidang tertentu yang dipilihnya dan tidak memberikan gelar akademik. Meski demikian, peserta akan menerima sertifikat Ausbildung, Dengan sertifikat itu, peserta dapat bekerja di Jerman, selama ada perusahaan yang mempekerjakannya, meningkatkan kualifikasinya menjadi Meister (trainer), menjadi wiraswasta atau kembali ke negara asal dan bekerja sesuai keahliannya tersebut.

Mungkinkah orang Indonesia menjadi peserta Ausbildung? Tentu saja. Saat ini sekitar 10 persen dari peserta Ausbildung adalah orang asing baik perempuan maupun laki-laki. Separuh dari peserta Ausbildung bekerja di bidang industry dan perdagangan, sepertiga di bidang  keterampilan manual (craftwork). Sisanya di pertanian, jasa public, wiraswasta dan housekeeping (manajemen rumah atau rumah sakit).

Program Ausbildung ini gratis, sama seperti biaya pendidikan lainnya di Jerman. Yang menarik, selama pendidikan, peserta akan mendapatkan gaji dari perusahaan minimal 515 Euro di tahun pertama.   Gaji di tahun kedua dan ketiga tentu saja akan meningkat sesuai keterampilan dan pengalaman kerja yang dimiliki oleh peserta dan kemampuan perusahaan membayar. Bisa jadi, perusahaan juga akan memberikan tunjangan lainnya seperti tiket transportasi, atau akomodasi tempat tinggal.

Apa yang harus dipersiapkan jika berminat ikut program Ausbildung ini? Yang pertama tentu saja penguasaan bahasa Jerman CEFR B1 atau B2. Kedua, peserta menyiapkan surat lamaran kerja ke untuk mendapatkan penempatan Ausbildung di institusi pendidikan dan bidang yang dipilih.

Dalam surat lamaran itu, tentu saja peserta harus membuat daftar riwayat hidup atau Lebenslauf dan surat motivasi. Daftar riwayat hidup menggambarkan diri dan ketrampilan yang dimiliki calon peserta,  termasuk pendidikan, pengalaman kerja, keterampilan yang dimiliki, pelatihan yang pernah diikuti, prestasi, dan kegiatan lainnya. Surat motivasi harus mempromosikan diri peserta dan alasan kuat kenapa ingin ikut Program Ausbildung dan bidang pilihan. Setelah itu, Badan Tenaga Kerja Jerman (Bundesagentur für Arbeit) akan mengeluarkan surat izin Ausbildung.

Jika diterima, maka peserta harus mempersiapkan fisik dan mental sebelum berangkat ke Jerman. Orang Jerman memiliki karakter yang sangat berbeda dengan orang Indonesia. Jika tidak siap, maka peserta Ausbildung dari Indonesia bisa stress dan ini dapat menghalangi semangat untuk ikut program Ausbildung ini. 

Sepulang dari Jerman, peserta bisa bekerja di bidang yang dipelajarinya di Indonesia atau buka usaha. Sukses tidak cuma kuliah di Perancis sebagaimana kisah Laskar Pelangi, tapi juga dari belajar dan berlatih di Jerman. Yang penting, mau atau tidak.