Bila kembali kepada sejarah kemerdekaan republik indonesia, maka akan kita dapati bahwa yang paling banyak berperan dalam merencanakan kemerdekaan itu adalah anak muda dan kaum pelajar. Dengan kata lain, sejarah negeri ini sudah begitu banyak menunjukkan betapa urgen posisi para pemuda. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, seberapa besar peran pemuda dalam menentukan arah suatu bangsa ini?

Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. kata bijak ini sederhana, tapi bila direnungkan dan diselami, sejatinya memiliki makna yang sangat luas dan dalam. Sebagai calon pemimpin dimasa yang akan datang, maka sangat perlu bagi seorang pemuda untuk turut serta terjun kedalam kancah politik agar bisa memperhatikan dan mempelajari untuk mencari dan menetapkan nilai-nilai idealisme positif yang nantinya dapat dijadikan acuan dan harus menjadi komitmennya dalam menjalani peran di dunia politik.

Bila kita membahas tentang politik, kebanyakan orang akan memandang itu sebagai sebuah permainan dikalangan elit semata. Bahkan di era yang sudah tanpa batas seperti saat inipun anggapan seperti itu tidak bisa dihilangkan dari benak kebanyakan masyarakat, khususnya masyarakat yang mengatakan dirinya sebagai orang awam. Anggapan bahwa Politik juga selalu identik dengan uang dan kekuasaan, anggapan tidak bisa dihilangkan, sehingga tidak heran bila kemudian banyak yang terjun kedalam politik untuk kemudian mencari penghidupan dan memperkaya diri sendiri, keluarga, dan orang-orang terdekatnya.

Pemuda sebagai agen perubahan perlu menerapkan hal-hal baru yang baik dan positif dalam kegiatan politiknya. Seorang pemuda harus mampu menerapkan setidaknya lima hal dalam semangat perjuangan politiknya. Apa saja kelima hal itu?

1. Keikhlasan

Perjuangan tentu membutuhkan insan yang ikhlas. Yang dimaksud dengan ikhlas disini adalah perjuangan tanpa mengenal lelah dan tanpa mengenal pamrih, harus mau benar-benar mengabdikan diri kepada masyarakat, bangsa dan negara. Bukan sebaliknya, selalu mengharapkan pelayanan dari negara dan rakyat untuk pribadi dan kelompoknya.

2. Kesederhanaan

Para pejuang dengan jiwa sederhana dan kesederhanaan akan memiliki nilai lebih, karena bila ia mampu hidup secara sederhana sebelum menjadi seorang politisi dan pemimpin, kemudian konsisten dengan kesederhanaan itu sampai menjadi pejabat publik dan atau pemimpin, maka ia tidak akan terjebak pada pola kehidupan yang hedonis. Yang sealalu berujung pada penghalalan segala cara demi memenuhi gaya hidupnya.

Mencari figur pemimpin yang mau hidup sederhana sangatlah sulit. Sebab itu, pemuda harus bisa menjadi pelopor pemimpin yang “sudah selesai hidupnya”. Artinya ia tidak terjun ke politik untuk kemudian menjadikan politik sebagai gelangang untuk menambah kekayaannya, melainkan menjadikannya sebagai gelanggang pengabdian dan perjuangan demi terwujudnya masyarakat, negara, dan bangsa yang berkeadilan dan sejahtera.

3. Berdikari

Pemuda dalam berpolitik harus memegang teguh prinsip mandiri ini. Mengapa demikian?, karena hanya orang dengan yang mampu berdikari lah yang bisa membebaskan dirinya dari intervensi orang lain. Sudah menjadi pengetahuan bersama bahwa kebijakan pemimpin dan mitranya akan menentukan nasib rakyat, bila seorang pemimpin yang tidak mampu berdikari, terlalu mudah diintervensi, dan terlalu memikirkan untuk bisa berkuasa kembali di periode yang akan datang, maka dapat dipastikan setiap kebijakannya tidak akan berpihak pada rakyat, melainkan hanya akan memihak pada mereka-mereka yang memiliki kepentingan besar dibelakang panggung politik yang tampak dipermukaan.

4. Persatuan dan atau solidaritas

Sebagai tonggak yang akan melanjutkan masa depan bangsa ini tentu menjadi sebuah keharusan bagi pemuda untuk menjadi agen persatuan, yang menghindarkan diri dan orang-orang sekitarnya dari perpecahan. Dia harus mampu betul-betul menjaga Pancasila dengan Bhineka Tunggal Ikanya, kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Persatuan saat ini sudah terancam, apa indikasinya minoritas tidak mau menghargai dan menghormati mayoritas, mayoritas tidak mau memupuk dan menunnjukkan solidaritas dan toleransinya. Karenanya pemuda harus mampu menjembatani segala macam perbedaan dan meredakan gejala-gejala yang sudah tampak kepermukaan tersebut. Berat memang, tapi selama kita masih memiliki harapan maka tidak ada yang tidak mungkin untuk mewujudkan Indoneisa yang benar-benar bersatu.

5. Jiwa yang bebas.

Berjiwa bebas artinya pemuda yang berpolitik harus mampu membebaskan dirinya dari sifat-sifat feodalistis yang terkadang banyak menggerogoti politisi kebanyakan. Anggapan bahwa seorang pejabat publik, tokoh masyarakat itu harus selalu dihormati, adalah sebuah mindset yang mendesak untuk diubah. Dan lagi-lagi pemuda lah yang harus menjadi pelopor dalam mengubah tradisi feodalisme dan sudah berkarat ini.

Bila kelima hal ini terlaksana, niscaya politik untuk kebaikan akan bisa terwujud.

Mungkin ke lima kriteria ini terlihar terlalu muluk-muluk, tapi dapat dijamin, dengan kelima karakteristik ini tadi, setidaknya seorang pemimpin yang sebaik-baik pemimpin, bukan pemimpin yang sempurna, akan diperoleh. Karena itulah pemuda harus mulai membiasakan diri dan mewujudkan kelima karakteristik ini kedalam pribadi masing-masing. Hal ini sangat mendesak untuk kita lakukan demi terwujudnya politik yang Pancasilais.

Perlu kita ingat kembali, sebagaimana telah disinggung sebelumnya, bahwa NKRI ini bisa terbentuk dan terwujud karena adanya pemuda-peuda yang memiliki kelima karakteristik tersebut. Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo, Sutan Syahrir, dan banyak lagi yang lainnya, mereka semua adalah pemuda-pemuda yang menjadi pemimpin dengan kelima karakteristik ini tadi.

Pemuda harus mampu mewarnai politik dengan warna yang baru dan positif, jangan sampai terwarnai, nilai-nilai idealisme harus tetap dipegang teguh meskipun harus berbenturan keras dengan realita lapangan yang sangat penuh dengan intrik busuk dan kotor. Pemuda harus mampu menunjukkan bahwa politik untuk bangsa, negara, rakyat dan peradaban yang lebih baik itu benar-benar ada, bukan sekedar ada dalam impian dan angan-angan semata.

Dan pemuda juga harus meyakini bahwa politik itu ada sejatinya adalah untuk kebaikan bersama, dan kepentingan-kepentingan pribadi lah yang telah mengotori politik yang seharusnya bersih itu. Karenanya sangat-sangat penting bagi pemuda untuk ikut andil dalam politik dengan berpegangan kepada lima karakteristik itu tadi.