Penulis bukan seorang barista, ia hanya penikmat kopi. Menikmati selayaknya minuman hangat lainnya dan berlalu begitu saja. Tidakkah menghasilkan ide setelah kopi diseruput? Tidak, tidak ada pengaruh kopi terhadap ide. Sering kali saat minum teh, susu, jus dan sebagainya tetap seperti biasa, tak perlu harus ada standar filosofis bahwa semua seruputan itu dapat memunculkan ide. Jikapun ada, kebetulan semata.
Filokopi atau filosofi kopi hanyalah buaian cocoklogi para aktivis akar rumput. Semuanya bulshit. Kalau ingin menyeruput kopi, ya di seruput saja. Apakah semua seruputan dapat dicocoklogikan dengan berbagai filosofi? Tapi apa mesti hanya kopi saja?
Kalau kopi memunculkan berbagai inspirasi dan ide. Apa yg berubah dari inspirasi para petani kopi? Membuat industri kopi sendiri? Tidak juga. Mereka tetap bertani seperti biasa dan berharap pada para kapitalis membeli kopinya dengan harga yang mungkin tak sepadan dengan letihnya.
Ide hanya muncul dari kesadaran penuh akan hubungan manusia terhadap penciptaNya. menyadari sejauh mana ketundukan dan kepatuhan yang dapat menyadarkan manusia agar terus berada pada zona kefitrahannya. Yah, berada pada rel ketaatan adalah keselamatan.
Bagaimana tidak? Manusia tidak hanya akan keluar dari rel, namun justru akan menghancurkan rel jika ide dan inspirasi kehidupannya bersandar pada selain jalan ketaatan.
Kebermaknaan istilah taat dimanifestasikan tidak hanya kepatuhan pada hal-hal baik yang dianjurkan, tetapi yang lebih utama adalah meninggalkan segala hal buruk yang menjerumuskan.
Ide yang dimunculkan dari filosofi kopi tidak lebih dari sugesti manusia yang bersifat temporal. Ia hanya akan hangat saat diseruput dan hilang bersama habisnya kopi. Lalu kemudian? Tetap akan berakhir dengan mata yang penuh kantuk. Manusiawi bukan?
Lainnya halnya dengan ide yang muncul dari ideologi paripurna, memaknai kehidupan dan menjawab pertanyaan ideologis tentang manusia yang berasal dari mana, mau apa dan akan kemana? Ini menjadi filosofi yang tak tergantikan sepanjang hayat manusia. Memahami jawabannya dapat membangkitkan gairah ide yang lebih cemerlang tentang kehidupan. Bahkan inspirasinya akan lebih hidup dan menghidupkan.
Yah, inspirasi tentang kehidupan yang lahir dari ideologi paripurna ini akan hidup dikala tubuh manusia di penghujung kematian. Dimakan usia, dipenjara, bahkan hanya berpulang nama, jasad entah kemana
Demikian inspirasi cemerlangnya menghidupkan spirit perjuangan. Berjuang untuk tetap berada di jalur ketaatan dengan bersandar pada pedoman kehidupan. Standar baku tentang manusia, kehidupan dan semesta menjadikan makhluk berakal bernama manusia tidak hanya akan memiliki ide dan inspirasi layaknya filosofi kopi, tetapi lebih dari itu dapat mampu menghidupkan generasi pejuang yang menyelamatkan. Lantas filosofi kopi? Lewat...
Mestinya ide dan inspirasi kehidupan manusia itu dapat menuntaskan segala problematika tentang kehidupan berdasarkan cara yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akalnya dan memberi ketenangan. Bukan menggunakan cara-cara yang tidak sesuai dengan ketiga cara tersebut. Jika demikian terjadi, maka kemusnahan yang akan dicapai dalam kehidupan manusia.
Jadi filosofi kopi belum cukup mampu mengantarkan manusia pada pemecahan problematika kehidupan dalam kehidupan nyata. Filosofi kopi itu hanya sampai pada khayalan yang menghasilkan puisi saja. Puitisasi hanya berisi nyanyian manusia-manusia yang bingung akan kebermaknaan hidup, hanya seni yang dipentaskan dan hanya obrolan-obrolan hangat di saat kopi masih hangat. Sehingga hanya menjadi layangan putus, lepas dan bebas. Lalu seruput kopi lagi dan membuat puisi lagi.
Pembuktian tentang kebermaknaan hidup yang sesungguhnya adalah ketika pengakuan manusia sebagai ciptaan yang di balik itu ada pencipta. Pengakuan itu dibuktikan dengan kepatuhan dan ketundukan manusia pada peta kehidupan yang benar. Berpedoman pada peta tersebut dan ikut serta membawa manusia-manusia lain menelusuri jalur kehidupan yang menyelamatkan manusia hingga tujuannya.
Keselamatan yang diimpikan manusia tidak akan dapat dicapai dengan dunia yang hanya nampak megah namun rapuh. Tapi mesti berlandaskan pada pengakuan yang kokoh tentang alam semesta, manusia dan hidup serta pengakuan terhadap pencipta yang telah menciptakan ketiganya.
Ide dan pemikiran seperti ini juga belum cukup melekat pada diri manusia kecuali setelah manusia mengakui tentang Zat yang ada sebelum kehidupan dunia dan apa yang ada sesudahnya.
Semua itu dapat dicapai dengan memberikan kepada manusia inspirasi pemikiran yang menyeluruh dan sempurna tentang apa yang ada di balik ketiga unsur kehidupan, manusia dan semesta. Sebab pemikiran yang menyeluruh dan sempurna semacam inilah yang akan menjadi solusi fundamental tentang kehidupan manusia.
Apabila solusi fundamental ini dapat terpecahkan, maka akan dapat memecahkan segala problematika kehidupan lainnya. Sehingga akan mengantarkan manusia pada ide, inspirasi dan pemikiran yang benar tentang kehidupan.
Pada akhirnya kopi dan segala filosofinya belum cukup mampu bahkan tidak akan mampu memberi inspirasi yang fundamental tentang hakikat kehidupan yang hakiki. Silahkan saja seruput kopimu, tapi jangan sampai lupa hakikat hidupmu.