Kita adalah harapan yang usai

diakhirinya mimpi-mimpi

dipaksa saling melupakan 

dihakimi dugaan dan kecurigaan

bagimu semua sudah cukup

aku baru saja menuju kuncup

sesuatu yang tak bisa berakhir tiba-tiba 

menurutmu semua mudah saja

kamu yang pasrah 

aku yang patah

aku mati-matian belajar baik-baik saja

kamu menuduh aku tidak bijaksana

tiada yang perlu kita sayangkan

bila akhirnya meninggalkan

perlahan-lahan 


Sebuah Kabar

Sesederhana bagaimanapun kabar

menjadi satu-satunya obat paling penting 

bagi seseorang yang sangat mengkhawatirkan

namun sama-sama tak tahu keadaan

kabar

selalu membuat orang berdebar-debar 


Kamu

Kamu adalah buku

yang belum tamat aku baca

dalam dirimu

Kubuka lembaran-lembaran baru

yang memberiku nyawa

aku selalu suka

kata-kata penuh makna

alur indah dengan tokoh sempurna

namun aku tidak

pernah tahu endingnya.


Terima Kasih 

Telah menyadarkan

bahwa aku bukan lagi bagian

yang tak perlu memperjuangkan 

Tanpaku

semoga kau menemukan kebahagiaan

tanpamu

semoga aku mampu menerima kenyataan 


Kita

Kita hidup sesuai dengan apa yang Tuhan gariskan, bukan pada apa yang kita inginkan.


Nisan Kenangan

Aku adalah halaman

yang belum selesai kau lafalkan

namun telah kau simpulkan,

dan kita adalah bingkai kenangan 

yang telah usang dimakan zaman,

pecah dan dikubur dalam tanah


Beberapa Pertemuan 

Ada beberapa pertemuan yang membuat

untuk tetap berusaha menyetimbangkan keadaan.

Maksud hati ingin bersikap adil

tapi tetap saja,

baik atau buruknya pendapat orang lain

sesuai sangkaan masing-masing.


Takdir

Banyak yang berkata bahwa takdir di luar kemampuan kita.

Tapi dengan cara pandang yang berbeda, rasanya takdir ada dalam diri kita. Hanya saja kadang kita yang terlalu lemah dan takut untuk sekedar melihatnya, apalagi memperjuangkannya.


Saling Sanding 

Aku adalah candu rindu

pada setiap degup doamu.

Kamu adalah hela nafas doa yang aku langitkan untuk dinyatakan.

Oleh Sang Maha Cinta kita diciptakan 

dari cinta untuk saling mencinta.

Senada seirama

berdampingan

beriringan.


Pamit

Hujan musim ini belum tuntas juga

air mata kalah, doa semakin renyah dikunyah

kita hanya menunduk

mengembalikan doa-doa ke langit 

sebenarnya apa yang masih tersisa 

bila waktu ke waktu menyatakan kepergian yang luka

sebenarnya apa yang kita tunggu lagi

jika kepergian tidak akan pernah mengenal kata kembali

kita hanya bisa berbisik, menyakinkan diri sendiri

bahwa yang pergi pasti akan Tuhan ganti

meski hati tak pernah menerima

kita tidak boleh lemah dihadapan kehilangan orang istimewa

sebenarnya apa yang masih kita tangis bila yang pergi sudah menempati tahta di singgasana Surga 

langkah kaki kita memang tertahan, hati masih pilu, hari-hari menjadi kelabu

 air mata semakin menghujam

namun sebenarnya apa yang sedang kita gantikan bila kepergian adalah takdir yang harus diterima dari tangan Tuhan

barangkali kita adalah lorong kepasrahan yang harus belajar baik-baik saja atas kehendak yang tak sesuai harapan 

pintu-pintu telah membuka diri 

kita dipersilahkan melangkah lagi

melupakan duka

melanjutkan perjuangan yang belum tuntas ditata

bukankah begitu ?

Kehilangan tak perlu kita ratapi

luka tak pantas dirawat terlalu lama dalam hati

dan kita, harusnya melangkah lebih kencang lagi

tidak melupakan mimpi

tidak berhenti di pertengahan jalan

tidak menyerah pada duka yang sering menghadang

kita harus melalui jalan penuh duri dan begitu terjal

berkali-kali, begitu sabar hadapi ujian hidup selama ini

untuk akhirnya sama-sama merasakan bahagia yang hakiki.


Rumah Senja

Kita tidak akan pernah lepas dari tatap dan dekap

kita adalah dua manusia paling mengerti bagaimana cara

menghapus luka dengan senyuman menyembuhkan duka

dengan cara-cara sederhana seperti pelukan

kita saling  mengingatkan untuk tidak meninggalkan

kita selalu menjadi perasaan untuk saling membahagiakan 

hingga membangun satu rumah bernama Senja

kita akan selalu bertanya pada waktu 

dan lapang dalam berdoa

kapan kita menjadi sepasang 

bukan sebatas tamu yang datang bila diundang


Biarkan Saja

Biar orang berbicara apa saja

sesuai pikirannya

sepanjang maunya

asal kau tetap mampu baik-baik saja

biar orang bicara apa saja

mencatat keburukanmu

kekuranganmu, kelemahanmu, dan

asal kau tetap di jalan benar nan damai

biar orang berbicara apa saja

tentangmu yang tak mereka tahu

hidupmu yang tak pernah siapapun peduli

biarlah orang-orang berbicara

kau tetaplah tegar

tabah jalani hidup

yakin pada pertolongan Tuhan

terkadang kau hanya perlu membiarkan

hingga semua akan berlalu

dan lelah membicarakan 


Pengisi Ruang Rindu

Hadirmu selalu memberi warna baru

datang dengan baik, pergi dengan pamit

aku tidak pernah khawatir

sebab kau tak pernah meninggalkan getir

kau selalu baik di mataku 

aku selalu jatuh cinta padamu

nada-nada hidup rasanya tak pernah redup

hari-hari sudah tak lagi sepi dari peluk

 kamu telah mengisi ruang kosong ini

dengan cinta dan kasih yang membuat aku bahagia sepanjang hari.


Mungkin

Terlalu indah kisah kita yang mawar itu

warna dan harumnya masih terasa

namun yakin kita dipaksa tak bersisa

Mungkin kita akan saling menyalahkan

kau paling berjuang

aku pasrah pada keadaan

Mungkin kita akan selalu berprasangka

aku saling berkorban 

engkau begitu mudah menerima kenyataan

Kita adalah luka yang sama

berpisah karena mitos orang-orang

Mungkin 

kita adalah korban-korban kepercayaan 


Kehilangan

"jangan menangis. Kau tak sendiri. Semua selalu menyertai." Orang-orang sibuk berbisik

pernyataan yang dibantah mentah-mentah omongan tak masuk akal terpaksa ditelan mana mungkin, seseorang yang ditinggal pergi tak merasa sakit?

Mana mungkin kehilangan selama-lamanya tak membuat air mata mendidih bak di neraka?

Semua omong kosong 

menangis atau pun tidak, kehilangan adalah sakit

sederas apapun air mata tak akan pernah mengembalikan

yang pergi kembali ada.