Science and Technology Studies (STS) adalah bidang yang relatif baru dalam dunia akademis. Itu berakar dari periode antarperang dan berlanjut ke awal Perang Dingin. Ketika itu, sejarawan, sosiolog, dan para ilmuwan menjadi tertarik pada relasi antara ilmu pengetahuan ilmiah, sistem teknologi, dan masyarakat. 

Produk paling terkenalnya adalah studi klasik Thomas Kuhn pada tahun 1962, yaitu The Structure of Scientific Revolution. Karya yang berpengaruh ini membantu mengkristalisasi pendekatan baru untuk studi ilmu pengetahuan sejarah dan sosial. 

Dalam karya ini, fakta-fakta ilmiah dilihat sebagai produk dari penyelidikan yang dikondisikan oleh para ilmuwan daripada sebagai representasi objektif dari alam. 

Konsekuensi dari karya Kuhn adalah upaya sistematis oleh para ilmuwan sosial untuk menyelidiki bagaimana penemuan ilmiah dan aplikasi teknologinya terhubung dengan perkembangan sosial lainnya, meliputi hukum, politik, kebijakan publik, etika, dan budaya

Science and Technology Studies, seperti yang dipraktikkan di dunia akademis hari ini, menggabungkan dua aliran mazhab besar . 

Pertama, terdiri dari penelitian tentang sifat dan praktik sains dan teknologi. Studi dalam genre ini mendekati sains dan teknologi sebagai institusi sosial yang memiliki struktur, komitmen, praktik, dan wacana berbeda-beda di setiap budaya dan berubah seiring waktu. 

Mazhab ini membahas pertanyaan-pertanyaan, seperti: apakah ada metode ilmiah; apa yang membuat fakta ilmiah dapat dipercaya; bagaimana disiplin baru muncul; dan bagaimana sains berhubungan dengan agama.

Mazhab kedua memusatkan perhatian pada dampak dan kontrol sains dan teknologi, berfokus pada risiko, manfaat, dan peluang yang dapat ditimbulkan oleh sains dan teknologi terhadap perdamaian, keamanan, komunitas, demokrasi, keberlanjutan lingkungan, dan nilai-nilai kemanusiaan. 

Mereka membahas bagaimana seharusnya negara menetapkan prioritas untuk pendanaan penelitian, pihak yang harus berpartisipasi, cara dalam pengambilan keputusan teknologi, menentukan haruskah bentuk kehidupan dipatenkan.

Selain itu, membahas cara terbaik masyarakat mengukur risiko dan menetapkan standar keselamatan serta cara para ahli mengomunikasikan alasan penilaian mereka kepada publik. 

Munculnya Science and Technology Studies sebagai bidang pengajaran mencerminkan pengakuan yang menohok bahwa spesialisasi di universitas riset saat ini tidak sepenuhnya mempersiapkan warga negara masa depan untuk merespons secara berpengetahuan dan reflektif terhadap tantangan paling penting di dunia kontemporer.

Makin banyak dilema yang dihadapi, baik di pemerintahan, industri, politik, kehidupan sehari-hari, melintasi garis konvensional pelatihan akademis dan pemikiran. 

Science and Technology Studies berupaya untuk mengatasi perpecahan antara dua budaya keilmuan, yaitu sosio-humaniora yang notabene fokus pada penyelidikan interpretatif dan ilmu alam yang berfokus pada analisis rasional. 

Pengajaran Science and Technology Studies berupaya mempromosikan integrasi interdisipliner, keterlibatan sipil, dan pemikiran kritis. Kuliah Science and Technology Studies sangat populer di kalangan mahasiswa teknik dan pra-profesional, termasuk yang sedang menempuh pendidikan kedokteran. 

Mereka membantu menerangi masalah tanggung jawab profesional dan etika. Kuliah semacam itu membangun jembatan antardisiplin ilmu yang biasanya tidak saling bertemu dalam kurikulum sarjana, seperti hukum dan sains, sosiologi dan sains, antropologi dan teknologi, ilmu lingkungan dan teori politik, atau teknologi dan filsafat. 

Lulusan program ini menawarkan cara mengintegrasikan pengetahuan di bidang yang tidak mungkin untuk dipahami melalui disiplin tunggal apa pun; contohnya termasuk studi keamanan, studi lingkungan, globalisasi, ilmu manusia, dan biologi dan masyarakat. 

Kuliah di bidang ini memungkinkan siswa untuk membentuk pemahaman yang kuat tentang sifat kontroversi, penyebab perubahan ilmiah dan teknologi, hubungan budaya dan alasannya, serta batasan metode analitik rasional dalam mengkarakterisasi masalah kompleks.

Singkatnya, Science and Technology Studies mengeksplorasi dengan cara yang kaya dan meyakinkan apa bedanya bagi masyarakat manusia bahwa kita secara kolektif adalah produsen dan pengguna sains dan teknologi. 

Penelitian, pengajaran, dan penjangkauan Science and Technology Studies menawarkan kepada warga masyarakat modern, sumber daya manusia yang mumpuni yang dapat digunakan untuk mengevaluasi, baik secara analitis, estetis, dan etis dari manfaat dan risiko, bahaya dan janji-janji dari kemajuan penting dalam bidang sains dan teknologi.

Dalam konteks ini, Indonesia menjadi sangat penting di tengah kondisi kompetisi inovasi yang melibatkan kekuatan politik dan ekonomi besar seperti Cina dan Amerika Serikat. 

Kompetisi ini juga melibatkan investasi besar-besaran di bidang teknologi IT, terutama di bidang Artifical Intelligence dan bioteknologi untuk keamanan sebuah negara. 

Teknologi yang menggunakan bahasa algoritma menjadi kekuatan sekuritisasi perang melawan teror di dalam negeri. Dari jaringan pengawasan subway kota hingga identifikasi biometrik, semua merupakan bentuk-bentuk baru kontrol perbatasan. 

Hal ini memungkinkan "aturan asosiasi" antara orang, tempat, benda, dan peristiwa telah membawa logika pre-emption ke ruang paling biasa dan biasa-biasa saja. Namun, hal ini bukan kasus yang menyatakan peralihan ke algoritma hanya memiliterisasi masyarakat, atau bahkan kita menyaksikan secara ketat komersialisasi keamanan. 

Sebaliknya, perang algoritmik adalah salah satu bentuk nalar Foucault tentang kelanjutan perang dengan cara lain, di mana arsitektur seperti perang diri atau lainnya, di sini atau di sana, aman atau berisiko, normal atau mencurigakan dimainkan dalam seni berpolitik sehari-hari.  

Praktik Hacking Tiongkok yang konstan tak berkesudahan yang dicatat oleh catatan maintenance kapal perang Amerika, catatan personel Pentagon, dan sebagainya merupakan perang dengan cara lain

Situasi ini akan berlangsung beberapa dekade dan hanya akan menjadi lebih buruk, apa pun kesepakatan dagang yang terjadi antara presiden Cina dan Amerika yang tersenyum dalam sebuah foto dan mengirim pasar keuangan sesaat ke angkasa.

"Perang dingin yang baru"—meskipun saya tidak setuju dengan istilah ini yang terkesan kuno dan kurang sesuai konteks—bersifat permanen karena sejumlah faktor yang dipahami oleh para jenderal dan ahli strategi. Tetapi banyak pihak, terutama yang berada dalam komunitas bisnis dan keuangan yang mendiami Davos, masih lebih suka menyangkal. 

Dan karena hubungan AS-Cina adalah yang paling penting di dunia—dengan banyak efek urutan kedua dan ketiga—"perang dingin" antara keduanya menjadi prinsip pengorganisasian negatif geopolitik yang harus dihargai oleh pasar.

Baca Juga: Fakta dan Sains

Selain itu, potensi Genome editing CRISPR-Cas9 untuk membuat senjata biologis akan sangat mengkhawatirkan. Perlombaan riset yang jor-joran memungkinkan negara-negara superpower akan mampu membuat senjata biologis untuk digunakan melawan musuh. 

Pengambil kebijakan mungkin tertarik dalam pengeditan gen untuk membuat senjata biologis karena CRISPR-Cas9 relatif murah dan penelitian tentang bioweapon yang dimodifikasi secara genetik relatif mudah disembunyikan. Hal ini akan menjadi bencana besar, karena otoritas kesehatan masyarakat harus dengan cepat melakukan mitigasi. 

Dalam konteks ini, keahlian di bidang Science and Technology Studies dibutuhkan Indonesia agar kita mampu membuat kebijakan yang mutakhir di bidang sains dan teknologi menghadapi era baru ini, terutama meliputi aspek pertahanan nasional dan penggunaan sumber daya riset nasional untuk kesejahteraan.