Banyak orang dewasa saat ini berusaha untuk terhubung kembali dengan mainan di masa kecil mereka. Mulai dari hobi koleksi mainan Action Figure, membeli Game Console, koleksi mobil-mobilan, membuat kanal Youtube anak-anak dan bahkan ikut-ikutan memainkan mainan anak-anak yang saat ini sedang viral.
Seperti yang kita tahu fenomena Lato-lato yang saat ini sedang naik daun hingga ramai dimaninkan dikalangan anak-anak, justru permainan tersebut juga meracuni kalangan orang dewasa hingga orang tua.
Lato-lato memang memiliki ciri khas suara tek-tek-tek yang membuat orang saat mendengarkan suaranya akan selalu terngiang-ngiang, sehingga ada perasaan jari-jari tangan ingin sekali rasanya memainkan permainan tersebut.
Jadi, ketika seorang dewasa kemudian senang bermain lato-lato lalu ada juga yang hobi koleksi mainan action figure, membeli game console dan bahkan koleksi mobil-mobilan dengan berbagai jenis.
Bisa jadi hal tersebut karena ada perasaan yang membawa mereka kembali ke kenangan masa kanak-kanaknya. Terlebih ketika kenangan itu menanamkan kesan menyenangkan atau berarti bagi hidupnya dimasa lalu.
Terkadang menjadi orang dewasa itu tidak melulu soal berfikir hal-hal visioner kemudian dituntut untuk terus memikirkan masadepan, lalu bekerja keras menggapai cita-cita sesuai dengan rencana yang telah dibuat, hingga ada kalanya dituntut untuk menanggung beban kehidupan pribadinya.
Karena faktanya sesorang yang tumbuh dewasa dan bahkan menjadi orang tua sering kali beranggapan menjadi anak kecil itu jauh menyenangkan karena tidak memiliki beban fikiran dan hanya memikirkan kesenangan dirinya.
Lantas apasih kidult sendiri? sebelum membahas lebih jauh tentang fenomena kidults, bahwa ada fakta menarik tentang industri mainan yang terjadi hingga saat ini. Dilansir dari situs berita CNBC, di tahun 1970-an dan 1980-an, bisnis mainan mulai bergeser dari industri yang hanya sebatas barang inovatif, ternyata menjadi lebih banyak menciptakan produk berdasarkan tren hiburan.
Jeremy Padawer, merupakan seorang direktur dari perusahaan mainan merek Jazwares yang berada di Negeri Paman Sam. Dia mengatakan bahwa sejak Star Wars diluncurkan pada 1977, mulai banyak bermunculan sederet produk dengan lisensi yang dijual di ritel.
Tak kalah menarik, dilansir dari Fox Business, kalangan yang disebut kidult ini ternyata dilaporkan menyumbang US$9 miliar per tahun untuk industri mainan dan menyumbang 25% dari penjualan mainan pada tahun 2022.
Kidult adalah sebuah fenomena di mana seseorang yang secara umur sudah dewasa, tapi masih senang menikmati kebiasaan anak-anak atau remaja.
Kidult adalah orang dewasa yang tertarik dengan permainan anak-anak atau mengkonsumsi media yang secara tradisional identik dengan permainan anak-anak. Kidult juga bisa diartikan ketika orang dewasa bertingkah seperti anak kecil, hal ini jika dikaitkan dengan referensi favoritnya.
Salah satu alasan seseorang tumbuh sebagai Kidult adalah karena pengalaman masa kecilnya yang kurang terpenuhi berkaitan dengan keinginan yang belum terwujud. Tidak sedikit kidult yang lahir dari keluarga menengah ke bawah sehingga sulit bagi mereka untuk mendapatkan mainan yang diinginkan.
Saat dia tumbuh dewasa dan memiliki penghasilan pribadi, kemungkinan besar dia akan memiliki kesempatan untuk membalas dendam dan membeli mainan yang sudah lama dia harapkan.
Kidult: Tentang Sejarahnya
Istilah Kidult berasal dari gabungan kosa kata ‘Kid’ dan ‘Adult’. Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh seorang psikolog bernama Jim Ward-Nochols dari Steven Institute of Technology, New Jersey, Amerika Serikat.
Nah, ternyata kata kidult berkaitan dengan kata anak-anak dan dewasa. Apa maksudnya? Kidult ini sebenarnya bukanlah istilah baru. Kata ini merupakan gabungan dari istilah bahasa inggris Kid dan Adult. Kid berarti anak-anak dan adult adalah dewasa. Kata Kidult ini belakangan sering disebut dalam aplikasi Twitter dan menjadi perbincangan luas.
Fenomena ini sebenarnya telah ada sejak tahun 1980-an yang muncul di negara-negara maju. Kidult merupakan fenomena seseorang yang dianggap sudah dewasa secara umur, namun masih senang menikmati kebiasaan yang dilakukan oleh anak-anak remaja belasan tahun.
“Menurut ahli kepribadian Sigmund Freud, ‘child is a father of man’, yang dapat dimaknai seperti apa masa kanak-kanak seseorang akan menjadi referensi saat mereka menjadi dewasa kelak.
Masing-masing negara memiliki istilah berbeda untuk penyebutan fenomena kidult ini. Seperti misalnya di Inggris ada Kippers, di Jerman dengan Nesthockers, Mammones di Perancis, dan di Jepang menggunakan Freeeters. Sedang yang saat ini paling familiar penggunaan istilah tersebut adalah kidult itu sendiri.
Koleksi Mainan untuk Kesenangan
Kidult saat memilih mainan sangat selektif berdasarkan apa yang akan dikoleksi dan dimainkan sesuai dengan keadaan dimasa kecil. Bagaimanapun hal tersebut untuk mengobati dan mewujudkan kebahagiaan pada masa kecilnya.
Dalam mengkoleksi mainan sebenarnya ada pengkategorian jenis mainan, di dunia Barat yang kita ketahui adalah mainan yang berdasarkan karakter negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Eropa. Beberapa jaringan mainan populer dari masa lalu dari negara-negara Barat antara lain: Superman, Transformers, Ant-Man, Hulk, Spiderman Star Wars, Star Trek, Barbie, G.I. Joe dan sebagainya.
Sedangkan mainan dunia Timur adalah mainan yang berdasarkan dari karaktr negara-negara Timur khususnya Jepang. Beberapa jaringan mainan populer dari masa lalu dari Jepang antara lain: Saint Seiya, Gundam, Ultraman, Dragon Balls, One Piece hingga yang terbaru seperti Naruto, One Puch Man dan masih banyak karakter lainnya.
Dari semua jenis karakter tersebut kidult akan membeli mainan sesuai dengan selera koleksi pribadi mereka masing-masing, dan bahkan kidult ketika membeli koleksi mainan tak jarang untuk mengidentifikasi barang-barang tersebut apakah asli (berlisensi) ataupun palsu untuk dikoleksi.
Meskipun harganya terkadang mahal dan bisa dibilang tidak logis. Bahwa ada kenikmatan tersendiri ketika kidult mengkoleksi mainan kesukaannya, hal ini bentuk dari memenuhi kebutuhan dimasa kecil untuk memiliki semua yang kidult inginkan. Selain itu kidult beranggapan hal tersebut jauh lebih menyenangkan daripada menjadi orang dewasa normal yang kurang dalam menggapai kebahagiaan masa kecil.